BUKAN sulap, bukan sihir, Naura mampu membaca beberapa kata yang tertera dalam sebuah kartu, tanpa menggunakan indera penglihatannya. Dia membaca dan menangkap bentuk, serta warna gambar dalam kartu itu dengan cara meraba, mencium, atau mendengarnya. Bahkan, terkadang dia nampak menjilati kartu tersebut, sedangkan kedua bola matanya tertutup kain tebal.
Sesekali, diusapkannya lembar demi lembar potongan kertas ini ke ubun-ubunnya. Siswi salah satu taman kanak-kanak swasta di Semarang ini bukanlah bocah yang memiliki cacat pada matanya. Apa yang dilakukan Naura juga bukan sebuah trik magic maupun tipu muslihat.
Sebagian orang pasti bertanya tanya, bagaimana mungkin Naura dapat membaca dengan cara meraba, sedangkan kartu tersebut bukan cetakan braille yang dikhususkan bagi tuna netra. Bagaimana mungkin juga dia dapat membaca dengan mendengar, sedangkan kartunya itu sama sekali tak bersuara.
Mungkinkah ini yang disebut dengan indera ke 7 ??
Ternyata, kemampuan intuisi Naura menjadi tajam setelah dua kali dia mengikuti program aktivasi otak tengah. Trainer otak tengah Usep Badruzzaman menerangkan, untuk membuka otak tengah, tidak diperlukan operasi khusus, melainkan dilakukan secara ilmiah.
Sesekali, diusapkannya lembar demi lembar potongan kertas ini ke ubun-ubunnya. Siswi salah satu taman kanak-kanak swasta di Semarang ini bukanlah bocah yang memiliki cacat pada matanya. Apa yang dilakukan Naura juga bukan sebuah trik magic maupun tipu muslihat.
Sebagian orang pasti bertanya tanya, bagaimana mungkin Naura dapat membaca dengan cara meraba, sedangkan kartu tersebut bukan cetakan braille yang dikhususkan bagi tuna netra. Bagaimana mungkin juga dia dapat membaca dengan mendengar, sedangkan kartunya itu sama sekali tak bersuara.
Mungkinkah ini yang disebut dengan indera ke 7 ??
Ternyata, kemampuan intuisi Naura menjadi tajam setelah dua kali dia mengikuti program aktivasi otak tengah. Trainer otak tengah Usep Badruzzaman menerangkan, untuk membuka otak tengah, tidak diperlukan operasi khusus, melainkan dilakukan secara ilmiah.
' Mid brain activation ini dilakukan dengan aplikasi frekuensi suara, hingga membentuk gelombang otak Alpha. Gelombang ini akan muncul pada saat anak dalam keadaan rileks dan paling kreatif,' terangnya.
Menurut Usep, dengan mengaktifkan otak tengah, dapat mencetak kemampuan luar biasa pada otak anak. Sebab, lanjut dia, jika otak tengah telah berfungsi dengan baik, maka secara otomatis akan tercipta keseimbangan kemampuan pada otak kiri dan otak kanannya. 'Dengan demikian, anak dapat lebih baik menangkap ilmu dan pelajaran di sekolah, maupun dari lingkungannya,' ungkap dia. Bisa Melihat Makhluk Halus ? Aktivasi otak tengah ini merupakan temuan luar biasa yang telah banyak diaplikasikan di Rusia, dan mulai berkembang di Jepang, Malaysia, dan kini di Indonesia. 'Hanya anak di usia 5 hingga 15 tahun saja yang mampu menerima aktivasi ini,' kata Usep. Sayangnya, gemparnya otak tengah di Indonesia malah mengarah pada hal-hal magic.
Ada beberapa orang tua yang enggan mengaktivasikan otak tengah anaknya, dengan alasan khawatir jika Si kecil juga akan mampu melihat makhluk halus setelah mendapatkan pelatihan aktivasi. 'Saya takut jika nantinya dia juga bisa melihat setan. Jadi saya ingin anak saya berkembang secara alamiah saja,' ujar Maya (30), warga Semarang. Ketakutan Maya, ditampik oleh Usep. Menurutnya, membuat otak tengah bekerja atau teraktivasi, sama sekali tidak berkaitan dengan hal-hal supranatural. Otak tengah yang sudah teraktivasi, akan memancarkan gelombang otak yang mirip radar.
Akibatnya anak yang sudah teraktivasi otak tengahnya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup namun tidak akan sampai melihat mahluk halus kecuali memang si anak secara alamiah memiliki bakat indera ke 6 yang sudah terbuka. Bahkan anak yang telah memiliki indera ke 6 pun tidak akan bisa melakukan hal seperti anak yang otak tengahnya aktif kecuali otak tengahnya telah dibuka melalui pelatihan. Sedangkan untuk biaya aktivasi otak tengah di Semarang dan sekitarnya, rata-rata mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. 'Yang terpenting, pasca pelatihan aktivasi, orang harus rajin mengasah kemampuan anak. Jika tidak rajin dilatih, aktivasi yang telah diberikan akan sia-sia,' imbuh Usep.
source
source
Post a Comment Blogger Facebook