Puas berada di Pantai Sepanjang, saya kembali melanjutkan perjalanan. Tidak perlu jauh-jauh, saya hanya perlu pindah ke pantai yang ada tepat di sebalah Pantai Sepanjang yaitu Pantai Drini. Pantai Drini juga biasa disebut dengan Pantai Pulau Drini karena memiliki sebuah pulau karang yang tidak jauh dari pantai. Jika air sedang surut kita hanya perlu berjalan kaki saja ke pulau kecil tersebut.
Kalau saya perhatikan, akses ke Pantai Drini memang lebih baik daripada Pantai Sepanjang. Jalannya lebih mulus, lebih banyak warung-warung yang buka, dan tempat-tempat parkirnya juga sudah permanen. Tempat parkir tersebut sebenarnya adalah rumah yang multi fungsi, selain sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat penitipan kendaraan. Dan yang pasti pengunjungnya lebih banyak...
Saat saya berjalan ke arah pantai, cukup banyak kapal-kapal nelayan yang bersandar di tepi pantai. Sepertinya mereka baru saja pulang dari melaut. Kebetulan saat itu sedang ada kapal nelayan yang baru saja tiba. Saya perhatikan para nelayan ini tidak menggunakan live vest. Mereka hanya menggunakan jas hujan saja agar bajunya tidak basah terkena ombak yang besar. Sungguh keberanian yang luar biasa apalagi pantai selatan terkenal dengan ombaknya yang tinggi.
Begitu kapal tiba di tepi pantai, para penduduk lainnya yang berada di tepi pantai dan para penjaga pantai langsung berdatangan untuk membantu nelayan tersebut mendorong kapalnya ke daratan. Terlihat sekali begitu beratnya kapal kecil tersebut. Walaupun sudah didorong oleh sekitar 7 orang dengan sekuat tenaga mereka masih keberatan dan memanggil warga yang lain. Sangat terasa sekali budaya gotong royong disini. Sayangnya bapak nelayan saat itu tidak mendapat banyak ikan. Hanya satu ember ukuran sedang saja ikan yang didapat. Apalagi kapal tadi sekali berangkat membawa tiga orang nelayan sekaligus, jadi hasil ikan satu ember tadi harus dibagi tiga.
Suasana pantai saat itu memang cukup ramai. Meskipun pengunjungnya banyak dan banyak pula kapal nelayan yang bersandar di tepi pantai, tapi tidak membuat Pantai Drini menjadi sumpek karena pantainya memang cukup luas. Di sisi lain pantai terlihat anak-anak sedang bermain bola, ada juga yang asyik bermain air dan juga berkejar-kejaran. Mereka terlihat sangat happy merayakan hari lebarannya.
Nah kalau sudah bosan bermain di pantai dan merasa perut sudah minta diisi, langsung saja menuju ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di Pantai Drini. Aneka macam ikan segar ada disini, mulai dari ikan kecil sampai yang besar, udang, dan kepiting juga ada. Bahkan ikan yang sudah digoreng pun disediakan disini. Tentunya dengan harga yang terjangkau jika dibandingkan kalau beli di kota.
Sayang sekali cuaca hari itu kurang bersahabat. Cuaca yang sebelumnya panas bukan main berubah menjadi mendung yang pekat dan akhirnya turun hujan deras. Saya berteduh sambil makan terlebih dahulu di salah satu warung untuk mengisi perut karena perut saya terakhir diisi pagi tadi sebelum berangkat. Saya menunggu kurang lebih hampir 1 jam sebelum melanjutkan ke tujuan terakhir saya yaitu Pantai Wediombo.
Kirim ikan anda yg lebih menarik di sini !Kalau saya perhatikan, akses ke Pantai Drini memang lebih baik daripada Pantai Sepanjang. Jalannya lebih mulus, lebih banyak warung-warung yang buka, dan tempat-tempat parkirnya juga sudah permanen. Tempat parkir tersebut sebenarnya adalah rumah yang multi fungsi, selain sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat penitipan kendaraan. Dan yang pasti pengunjungnya lebih banyak...
Saat saya berjalan ke arah pantai, cukup banyak kapal-kapal nelayan yang bersandar di tepi pantai. Sepertinya mereka baru saja pulang dari melaut. Kebetulan saat itu sedang ada kapal nelayan yang baru saja tiba. Saya perhatikan para nelayan ini tidak menggunakan live vest. Mereka hanya menggunakan jas hujan saja agar bajunya tidak basah terkena ombak yang besar. Sungguh keberanian yang luar biasa apalagi pantai selatan terkenal dengan ombaknya yang tinggi.
Begitu kapal tiba di tepi pantai, para penduduk lainnya yang berada di tepi pantai dan para penjaga pantai langsung berdatangan untuk membantu nelayan tersebut mendorong kapalnya ke daratan. Terlihat sekali begitu beratnya kapal kecil tersebut. Walaupun sudah didorong oleh sekitar 7 orang dengan sekuat tenaga mereka masih keberatan dan memanggil warga yang lain. Sangat terasa sekali budaya gotong royong disini. Sayangnya bapak nelayan saat itu tidak mendapat banyak ikan. Hanya satu ember ukuran sedang saja ikan yang didapat. Apalagi kapal tadi sekali berangkat membawa tiga orang nelayan sekaligus, jadi hasil ikan satu ember tadi harus dibagi tiga.
Suasana pantai saat itu memang cukup ramai. Meskipun pengunjungnya banyak dan banyak pula kapal nelayan yang bersandar di tepi pantai, tapi tidak membuat Pantai Drini menjadi sumpek karena pantainya memang cukup luas. Di sisi lain pantai terlihat anak-anak sedang bermain bola, ada juga yang asyik bermain air dan juga berkejar-kejaran. Mereka terlihat sangat happy merayakan hari lebarannya.
Nah kalau sudah bosan bermain di pantai dan merasa perut sudah minta diisi, langsung saja menuju ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di Pantai Drini. Aneka macam ikan segar ada disini, mulai dari ikan kecil sampai yang besar, udang, dan kepiting juga ada. Bahkan ikan yang sudah digoreng pun disediakan disini. Tentunya dengan harga yang terjangkau jika dibandingkan kalau beli di kota.
Sayang sekali cuaca hari itu kurang bersahabat. Cuaca yang sebelumnya panas bukan main berubah menjadi mendung yang pekat dan akhirnya turun hujan deras. Saya berteduh sambil makan terlebih dahulu di salah satu warung untuk mengisi perut karena perut saya terakhir diisi pagi tadi sebelum berangkat. Saya menunggu kurang lebih hampir 1 jam sebelum melanjutkan ke tujuan terakhir saya yaitu Pantai Wediombo.
Post a Comment Blogger Facebook