GuidePedia

0

Foto: Meat and Shake/The National


Mungkin tak begitu banyak restoran di Inggris yang meniadakan alkohol. Namun jaringan burger ini membuktikan kesuksesannya dengan ekspansi cabang meski menyediakan menu sesuai aturan halal.

Restoran Meat and Shake di pinggiran kota London menawarkan sajian seperti sosis, burger dan steak. Bedanya, semua makanan di sini mengikuti prinsip halal. Seperti sosisnya yang terbuat dari daging sapi dan domba, bukan babi.

Di Meat and Shake tak ada wine dan bir beralkohol. Pengunjung justru bisa menikmati soft drink, milk shake dan mocktail. 


Pendiri restoran merupakan dua pebisnis berdarah Pakistan, Faraz Ahmad dan Osman Ahmed. Dua tahun lalu mereka membuka gerai Meat and Shake pertama di wilayah Tooting, karena kurangnya restoran yang menyediakan daging halal berkualitas dan enak.

"Kami mencoba mengedukasi ​m​uslim mengenai proses seperti (daging) dry-ageing. Tantangan terbesar adalah menemukan penjual daging halal berkualitas baik," ujar Ahmad seperti dilansir dari Evening Standard.


Respon konsumen sangat baik, sampai ada antrean untuk bisa masuk ke restoran berkapasitas 50 orang itu. Akhirnya dibukalah cabang kedua, sebuah restoran Southern Barbeque Smokehouse di Ealing, London barat, bulan Agustus lalu. Sedangkan cabang ketiga buka di Watford pada bulan November. Kini masih pemandangan umum melihat pelanggan menunggu 30 menit atau lebih untuk mendapat tempat duduk.

Laporan The National menyebut sudah ada tanda-tanda bahwa Meat and Shake menemukan resep sukses di pasar Inggris yang didominasi restoran dengan menu non-halal dan menyediakan alkohol. 

"Ada beberapa konsumen yang keluar (restoran), terutama di Ealing, saat mereka tahu tak tersedia alkohol. Tapi 99 persen pengunjung tetap tinggal," tambah Ahmad.

Ahmad juga berkisah ada beberapa konsumen yang cukup marah karena tahu Meat and Shake tak menyediakan alkohol. Alasan itu membuat mereka enggan kembali. Bahkan ada sejumlah kecil email masuk ke restoran dari orang yang menyamakan halal dengan terorisme.


Meski begitu, restoran yang tidak menonjolkan status halal dan non-alkohol, juga populer dikalangan non-Muslim. 

"Kami memperkirakan rasio pengunjung non-Muslim sekitar 70 persen, jadi untuk banyak orang ini jelas tidak masalah. Keluarga, khususnya, tampak cukup nyaman karena tidak perlu berhadapan dengan kelompok pemuda yang mungkin sedang mabuk," tambah Ahmad.

Ahmad menyebut keberadaan alkohol memang bisa menambah tinggi margin keuntungan. Akan tetapi sisi positif tanpa alkohol, restorannya lebih menarik bagi keluarga dibanding smokehouse konvensional.


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top