Penghuni gua yang harus memakan serat atau organisme dari rantai makanan yang kompleks harus mencari makan di luar.
Di kegelapan gua yang tampaknya kosong itu hiduplah sejumlah jenis tumbuhan dan binatang. Gua yang gersang dan tidak mendapat cahaya matahari itu tak dapat menghasilkan tumbuhan hijau, yang biasanya berada pada dasar rantai makanan.
Penghuni gua yang harus memakan serat atau organisme dari rantai makanan yang kompleks harus mencari makan di luar. Kelelawar misalnya, pergi malam hari untuk berburu. Teatpi, penghuni tetap di gua itu harus hidup dari persediaan makanan terbatas yang terdapat di dalam gua. Selama ribuan tahun, lingkungan gua yang miskin telah menumbuhkan suatu ketergantungan yang rumit. Pada jalinan ini, setiap organisme merupakan mata rantai tak tergantikan pada rantai maknan tersebut. Dalam lingkungan yang gelap gulita, ciri fisik yang tidak bermanfaat pun hilang, sedangkan ciri lainnya berkembang. Misalnya, banyak makhluk gua telah kehilangan penglihatan mata serta pigmen yang memberikan warna perlindungan sebab di gua yang gelap, keduanya tidak dibutuhkan. Sebagai gantinya, binatang ini mengandalkan indra pembau dna peraba yang peka.
Piramida Makanan di Gua
Pada piramida makanan dalam air yang disederhanakan, lapisan paling bawah ialah makhluk hidup yang kecil: binatang bersel tunggal yang disebut protozoa, bakteri, serta jamur—tumbuhan parasit tingkat rendah yang tidak memiliki klorofil. Makhuk ini dimakan oleh krustasea air tawar dan cacing pipih. Selanjutnya, makhluk tingkat menengah ini dimakan oleh udang buta serta ikan gua pada puncak piramida makanan.
Penjelanan Lebih Terperinci
Kotoran Kelelawar, yang disebut guano, kaya akan zat hara. Kotoran ini dimakan oleh luing dan kumbang serta memberikan zat hara bagi jamur parasit.
Binatang yang mati, contohnya tikus, menjadi makanan kumbang dan ekor pegas Cendawan dan bakteri membantu pembusukan.
Sampah Organik hanyut ke dalam sungai gua, dan menjadi makanan bagi invertebrata berukuran mikroskopis, yang selanjutnya dimakan oleh binatang air yang lebih besar, seperti cacing pipih.
Udang-satang gua memakan kopepoda, cacing pipih, dan sampah tumbuhan.
Udang gua sekaligus merupakan mangsa dan pemangsa di sungai gua.
Kopepoda dan cacing pipih memakan bakteri dan protozoa serta menjadi sumber makanan bagi binatang yang lebih besar.
Protozoa dan penghuni gua berukuran mikroskopis lainnya memakan sampah organik dan jamur.
(Anggie Cyndia/Sumber: TIME Life)
Post a Comment Blogger Facebook