Menurut ahli exobiologi NASA, udang misterius ini dan bakteri yg bersimbiosis dengannya mungkin memegang pertanda "tentang kehidupan seperti apa di tubuh yg hidup di planet lain." Kehidupan udang inilah yg sepertinya mirip—dalam tingkat dasar—baik di sepanjang lautan bulan Europa, sampai ke jauh di bawah permukaan daratan es di bulan Jupiter itu.
Max Coleman, ilmuwan riset senior di the Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, California, berkata bahwa mereka sedang memusatkan perhatian pada "ekosistem misterius di laut Karibia ini [ Von Damm Spire, berada di kedalaman 2.300 meter] untuk mendapatkan bukti tentang kehidupan seperti apa di luar planet bumi, seperti di bulan Jupiter yg berpermukaan es, Europa, yg punya lautan di bawah permukaan es."
Selama dua-pertiga umur bumi, kehidupan yang ada hanyalah tingkat mikroba. Sedangkan di Europa, kesempatan hidup terbaik juga hanya taraf mikroba. [...] tujuan akhir dari riset kami adalah untuk melihat seberapa banyak kehidupan atau biomassa bisa disokong oleh energi kimia dari sumber air panas di bawah laut. [...] Ini merupakan sebuah sistem simbiosis yg luar biasa.
Riset mereka—bberdasarkan spesiemn yg dikumpulkan dari sebuah sumber air panas di laut Karibia, pertama kali ditemukan pada tahun 2009 dan dikunjungi lagipada tahun 2012—menunjukkan bagaimana makhluk2 ini bertahan hidup dalam sebuah kondisi yg sedemikian ekstrim:
[hydrogen sulfida [yg diproduksi oleh lubang air panas tadi] sangat beracun bagi organisme dalamkonsentrasi tinggi, tapi si bakteri ini , yg jadi makanan udang2 itu malah membutuhkan bahan kimia ini dalam jumlah tertentu untuk terus hidup. Alam telah berhasil memberikan sebuah solusi: Posisi udang2 ini sendiri berada di perbatasan antara kehidupan normal, air laut berkadar oksigen dan air yg banyak mengandung sulfida sehingga mereka dan si bakteri ini bisa saling berada dalam harmoni.
Suhu di sekitar lubang itu sendiri bisa mencapai 400 derajat Celsius, tapi air di dekatnya masih bersuhu dingin untuk hidup si udang. Udang ini sendiri buta, tapi mempunya reseptor suhu di bagian belakang kepala mereka.
Menurut Emma Versteegh—seorang mahasiswa postdoctoral di JPL—"apakah hewan seperti ini bisa hidup di Europa sangat tergantung kepada jumlah nyata dari energi yg dilepaskan di sana, melalui lubang hydrothermal."
Misi kapal selam ke Europa—yg sedang diimpikan oleh Adam Steltzner dkk di—sepertinya masih akan lama buat maujud.
Post a Comment Blogger Facebook