TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku menyodorkan perusahaan minyak dari Angola, Sonangol EP, kepada Presiden Joko Widodo untuk menjadi pemasok minyak ke Indonesia. Pertemuan dengan Presiden Jokowi tersebut berlangsung pada Agustus lalu. Surya membawa Sam Pa, salah satu pemilik Sonangol, ke rumah dinas Gubernur DKI di Taman Suropati, tempat tinggal Jokowi saat itu.
Seusai tiga jam pertemuan, Sam Pa menyatakan setuju masuk Indonesia. Sam Pa meyakinkan Michael Domingos Vicente, Wakil Presiden Angola dan Chief Executive Officer Sonangol EP, untuk datang ke Indonesia. Kontrak kerja sama Sonangol dan Pertamina diteken hanya sepekan setelah Jokowi dilantik, ketika ia menerima Vicente di Istana Kepresidenan.
Menurut Surya, Sam Pa hanya meminta Jokowi konsisten dengan kerja sama ini. Surya pun tak mengharap diberi komisi karena telah mempertemukan Jokowi dengan Sam Pa. "Saya sudah terlalu kenyang dengan 'makan siang'. Lagi pula, saya sudah tua dan bukan orang papa," ujar Surya dalam wawancara dengan majalah Tempo, pekan lalu.
Dia mengaku sudah beruntung punya segala fasilitas dan diberi banyak oleh negeri ini. "Giliran saya memberi untuk Indonesia," kata pemilik Metro TV ini. Surya mengaku sudah lama berkawan lama dengan Sam Pa. Kendati demikian, tak mudah meyakinkan Sam Pa agar mau mengekspor minyak ke Indonesia. "Sejak Agustus lalu saya telepon dia, lalu bertemu di Jakarta, Bali, dan Singapura. Berulang kali untuk meyakinkan dia soal komitmen pemerintah baru," ujarnya.
Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya. Pada 2009, Surya Energi mendapat pinjaman modal dari China Sonangol International Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana US$ 200 juta ke Surya Energi untuk menggarap Blok Cepu. Surya Energi adalah pemilik 75 persen saham PT Asri Darma Sejahtera. Sedangkan 25 persen saham perusahaan ini dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Asri Darma menguasai 4,5 persen saham blok minyak jumbo di Cepu.
Post a Comment Blogger Facebook