Mt. Kilimanjaro & Mt. Kenya 2014
Aing newbie mau sharing tentang jalan-jalan ke Afrika, khususnya Mt. Kilimanjaro di Tanzania dan Mt. Kenya, sesuai namanya di Kenya yang merupakan gunung tertinggi dan kedua tertinggi di Afrika. aing tidak terlalu pintar bercerita jadi semoga gambar-gambar yang aing pasang bisa cukup mewakili.
Sekilas
Baik Mt. Kilimanjaro dan Mt. Kenya adalah gunung yang menurut asal-usul geologisnya merupakan gunung vulkanis/gunung berapi. Meskipun Uhuru Peak (Uhuru dalam bahasa setempat artinya “Merdeka”) di Kilimanjaro adalah puncak tertinggi di Afrika (5895 m), puncak tertinggi dari Mt. Kenya (5199 m) yang700 meter lebih pendek jauh lebih menantang karena butuh skill rock climbing. Tali-temali, carabiner, harness, (dan bahkan crampons kalau musim dingin dan mau lewat glaciernya) sangat dibutuhkan untuk ke puncak tertinggi Mt. Kenya. Sedangkan untuk Kilimanjaro cukup bawa kaki dan paru-paru yang kuat. Nggak teknikal, kecuali beberapa tempat yang curam dan perlu pakai bantuan tangan juga. Ribuan orang mencapai summit Kilimanjaro tiap tahunnya sedangkan untuk Mt. Kenya menurut logbook yang aing isi, rata-rata cuma 50-100 orang per tahunnya. Untuk pemandangan, Mt. Kenya aing rasa juga jauh lebih bagus dari Kilimanjaro. Kami memulai perjalanan dari negeri Belanda pergi ke Kenya.
Amsterdam naar Nairobi:
Amsterdam to Nairobiby Wewin Tj., on Flickr
Mt. Kilimanjaro
Kami naik bus dari Nairobi ke Arusha di kaki Mt. Meru, tarifnya $30 sekali jalan, di Arusha menginap di hotel sederhana dengan tarif $20 per kamar double.
Nairobi to Arusha:
Nairobi-Arusha ShuttlebyWewin Tj., on Flickr
Arusha Hotel by Wewin Tj., on Flickr
Rata-rata pendakian Kilimanjaro dimulai dari kota ini. Untuk route pendakian, ada beberapa route yang biasa dipakai untuk Kilimanjaro, antara lain: Lemosho, Shira, Marangu, Machame, dan beberapa lagi. Rata-rata Yang paling mudah adalah Marangu, karena di sepanjang route ada lodge/gubuk untuk para pendaki, sedangkan di route lainnya harus camping/berkemah. Rata-rata rute pendakian tersebut antara 7-12 hari. Sebenarnya kami ingin mengambil route lain yang ada climbingnya, baru dan masih sepi pendaki, namun mengecewakan karena tiba-tiba otoritas Kilimanjaro National Park tidak memberikan izin dikarenakan beberapa minggu sebelumnya ada pendaki yang jatuh di sana, rupanya bagian rock climbing site nya tersebut rapuh dan susah dipanjat . Jadi terpaksalah pakai Machame route, jadwalnya adalah sbb:
Hari ke-1: Machame Gate (1900 m) ke Machame Hut (3100 m)
Hari ke-2: Machame Hut (3100 m) ke Shira Hut (3800 m)
Hari ke-3: Shira Hut (3800 m) ke Barranco Hut (3900 m)
Hari ke-4: Barranco Hut (3900 m) ke Karanga Valley (4000 m)
Hari ke-5: Karanga Valley ke Barafu Hut (4600 m)
Hari ke-6: Barafu Hut (4600 m) ke Uhuru Peak (5895 m)
Untuk menutupi rasa kecewa nggak dapet izin rock climbing di rute baru, kami coba nego dengan guide nya untuk coba climb lebih cepat. Kami mengusulkan rute sbb yang berarti kita akan skip/melewati 3 camp:
Hari ke-1: Machame Gate (1900 m) ke Shira Hut (3800 m)
Hari ke-2: Shira Hut (3800 m) ke Karanga Valley (4000 m)
Hari ke-3: Karanga Valley (4000 m) ke Uhuru Peak (5895 m)
Kelihatannya terlalu ambisius dan berbahaya karena nggak cukup buat aklimatisasi / pembiasaan untuk altitude/ketinggian.
Namun kami ada beberapa pertimbangan untuk hal tersebut: 1) Sebelumnya kami sudah tinggal selama beberapa saat di Nairobi, ibukota Kenya yang berketinggian 2000 m, 2) Di antara kami nggak ada yang pernah dapat AMS (acute mountain sickness) di bawah ketinggian 4500 m, 3) Di plan kami camp tertinggi di mana kami akan tidur hanya 4000 m, dan meskipun Uhuru Peak cukup tinggi, kami nggak tidur disana. Biasanya asal tidur kembali di tempat rendah, tidak akan ada masalah, 4) Kalau memang ternyata ada masalah pun, tidak ada masalah kita bisa kembali ke itinerary yang semula.
Guide pun setuju. Namun ternyata pada hari-H, ada masalah lagi di mana kami baru boleh mulai jalan dari Machame gate terlambat sekali, udah hampir sore. Jadi rencana di atas kembali direvisi menjadi 4 hari, ditambah bermalam di Machame Hut. Kami mulai mendaki pada pukul 2 siang, dan pada hari ke-4 pukul 12 siang kami mencapai Uhuru Peak, jadi dari gate ke summit total 70 jam. Tidak ada masalah aklimatisasi, hanya kekurangan air (karena hari terakhir naik hampir 2 km dalam sehari) dan di antara Karanga dan Uhuru kering sekali tidak ada sungai, untung ada salju yang bisa dilelehkan di mulut.
Ini adalah foto-foto antara gerbang/gate Machame sampai di Machame camp, terpaksa bermalam di Machame camp karena baru diizinkan naik waktu sudah sore jadi hari sudah gelap.
Machame Gate to Machame Hut:
Machame Gateby Wewin Tj., on Flickr
Machame greenery by Wewin Tj., on Flickr
Machame Hut by Wewin Tj., on Flickr
Camping in Machame by Wewin Tj., on Flickr
Keesokan harinya dari Machame ke Shira camp, bagus sekali Shira camp ini pemandangannya. Di jalan sempat lihat banyak monyet dan burung bagus juga.
Machame to Shira:
Enjoying the viewby Wewin Tj., on Flickr
Above the clouds in Shira byWewin Tj., on Flickr
Camping in Shira by Wewin Tj., on Flickr
Lalu keesokan harinya dari Shira ke Barranco, kita skip tidak tinggal di sini dan langsung naik memanjat Barranco wall, dan terus naik turun jalan lagi menuju Karanga Hut. Dari sini bisa melihat Uhuru Peak dengan sangat jelas. Di tengah jalan kita bisa lihat lava tower yang cukup indah.
Shira to Karanga:
Lava towerby Wewin Tj., on Flickr
Surreal Garden by Wewin Tj., on Flickr
Barranco Camp by Wewin Tj., on Flickr
Karanga Hut by Wewin Tj., on Flickr
A glimpse of Kili by Wewin Tj., on Flickr
Dari Karanga hut, kita berangkat pagi-pagi banget waktu masih dingin langsung naik ke Uhuru Peak. Di atas ada glacier tapi semakin hari semakin kecil karena kena global warming , diramalkan maksimal 20 tahun lagi udah habis semua glaciernya. Tidak lupa saya pasang bendera Suroboyo di Uhuru Peak Hari ini langsung up 2000 m, dan turun lagi 1400 m. Turunnya lebih capek dari naiknya entahlah karena memang sudah capek atau pasirnya slippery banget.
Summit Day:
Barafu Signby Wewin Tj., on Flickr
Barafu camps by Wewin Tj., on Flickr
Dwarfed by the mighty glacierby Wewin Tj., on Flickr
Gendero Suroboyo by Wewin Tj., on Flickr
Lalu kita turun lewat Mweka route, dan di gate kita minum beer Kilimanjaro. Rasanya mirip bintang, aing kurang suka. Tapi cocok lah sama suasananya. Lalu pulang tentunya. Kwaheri! Selamat jalan!
Bye-Bye Kili:
Kilimanjaro Beerby Wewin Tj., on Flickr
Selamat Jalan, Bon Voyage byWewin Tj., on Flickr
Mt. Kenya
Pendakian bisa dimulai di beberapa route, namun pada intinya untuk mencapai puncak tertinggi (Batian) biasanya base nya di dekat Shipton Camp. Kami naik semacam angkot ke Nanyuki, sekitar 2 jam dari Nairobi. Dari Nanyuki naik mobil offroad 4x4 ke gerbang Mt. Kenya National Park, lalu dari sana jalan sekitar 10 km untuk ke Old Moses Camp.
Gate to Old Moses:
Mt Kenya Gateby Wewin Tj., on Flickr
Bad weather makes nice view byWewin Tj., on Flickr
Siapa mau minum Keringet?
Keringet Water:
Keringet Waterby Wewin Tj., on Flickr
Dari Old Moses Camp naik turun bukit sekitar 14 km ke Shipton Camp. Kendala adalah cuaca yang hujan terus, medannya jadi cukup berat karena becek. Namun pemandangannya di sini benar-benar indah.
Moses to Shipton:
Direction boards by Wewin Tj., on Flickr
Dari Shipton Camp ini kita naik sedikit di atas untuk buat camp, dari sini memanjat puncak tertinggi yang disebut Batian peak dibutuhkan sekitar 2 hari termasuk bermalam di atas (semacam bagian flat yang dinamakan amphitheater). 1 hari naik turun memungkinkan bila cuacanya bagus. Sayang kamera aing mampus habis baterainya jadi nggak bisa kasih foto yang banyak di atas). Dari Shipton Camp ini juga bisa naik ke puncak tertinggi ke-2 dan ke-3 yang dinamakan Nelion dan Lenana peak. Nelion butuh tali-temali, sedangkan Lenana nggak technical meskipun cukup melelahkan dan lebih demanding dari Kilimanjaro. aing cukup enjoy di sini karena banyak terdapat hewan yang cantik. Banyak burung cantik dan juga hewan rock hyrax (sejenis tikus gendut besar yang hidup berkelompok) yang lucu. Pemandangannya juga bagus, udaranya sejuk dan segar, dan sungainya jernih untuk diminum.
Rock !:
Mt Kenya rocksby Wewin Tj., on Flickr
Pemandangan by Wewin Tj., on Flickr
Mt Kenya glacier by Wewin Tj., on Flickr
Mighty Mt Kenya by Wewin Tj., on Flickr
Sandy dusty by Wewin Tj., on Flickr
Cute rock hyrax by Wewin Tj., on Flickr
Sign board by Wewin Tj., on Flickr
Cost/Biaya, Dll
Naik Mt. Kenya dibutuhkan sekitar US$1000 untuk logistik termasuk sewa tenda, tali, dan peralatan panjat lainnya. Naik Kilimanjaro sekitar US$1500-2500 tergantung dari route dan agen yang aboi pakai. Tiket pesawat PP ke Kenya/Tanzania pakai Turkish Airlines atau Emirates sekitar US$1000-1500 PP. Biaya hidup di Nairobi atau Dar Es Salaam per hari sekitar US$70 udah termasuk makan enak. Jasa porter sekitar US$20 sehari. Untuk Mt. Kenya lebih bebas, bisa gak pakai guide dan porter, untuk Mt. Kilimanjaro menurut peraturan pemerintah Tanzania harus pakai guide. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan guide dan porter meskipun aboi-aboi merupakan orang yang paling berpengalaman dan paling kuat sekalipun, harus diipertimbangkan. Masyarakat Kenya dan Tanzania bahkan lebih miskin dari kita di Indonesia dan banyak yang hidupnya masih susah. Dengan memperkerjakan guide dan porter berarti aboi sudah membantu ekonomi warga setempat.
Post a Comment Blogger Facebook