GuidePedia

0

JAKARTA - Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla kembali menimbulkan polemik di antara pendukung presiden terpilih itu. Setelah partai-partai pengusung, sekarang giliran relawan Jokowi-JK yang mempermasalahkan tim transisi.

Hari ini, Senin (25/8) sejumlah relawan mendatangi kantor tim di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Para relawan ini ingin meminta penjelasan tentang peran mereka di dalam tim.


Pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens mengatakan, mereka yang hadir hari ini dijanjikan untuk jadi bagian pokja Tim Transisi. Janji tersebut dilontarkan saat pertemuan dengan Jokowi 24 Agustus kemarin.

"Nama kami semua sudah didaftar dan diserahkan ke tim melalui Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto," kata Boni yang mengklaim sebagai juru bicara relawan di kantor tim transisi.

Boni menjelaskan, dalam pertemuan dengan Jokowi disepakati bahwa setiap pokja Tim Transisi akan diisi oleh empat orang relawan. Karena itu, didaftarkanlah 88 orang yang berasal dari 15 kelompok relawan untuk masuk tim.

Tapi, sampai sekarang tidak satupun dari mereka yang dihubungi terkait penugasan.

"Kapan kami secara legal bisa bekerja di tim, bagaimana mekanisme kerjanya, itu kami tidak tahu. Kenapa Tim Transisi bekerja secara ekseklusif dan tertutup," tuturnya.

Para relawan bertahan sekitar setengah jam di depan kantor Tim Transisi Jokowi-JK. Mereka tidak diperkenankan masuk untuk oleh pihak keamanan. Jokowi yang kebetulan ada di dalam juga tidak menyempatkan untuk bertemu para pendukungnya itu.

Massa relawan baru bubar setelah ditemui oleh Andi Widjajanto di depan kantor. Mereka pun dijanjikan bertemu dengan tim transisi pada hari Rabu mendatang. (dil/jpnn)


Jakarta - Para relawan menggeruduk kantor Jokowi. Dipimpin Boni Hargens mereka menuntut ingin lebih dilibatkan di kantor Transisi. Apa iya hanya itu?

Ada sekitar 88 relawan yang datang pada Senin (25/8) sore. Mereka sempat memaksa masuk ke dalam kantor transisi di Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat. 88 Orang yang mengaku relawan ini akhirnya ditemui Deputi Kantor Transisi Andi Wijajanto.

"Kedatangan kami hari ini bermaksud meminta klarifikasi dari Rumah Transisi dalam hal ini pimpinan dan keempat deputi. Mengenai nama-nama yang sudah diserahkan. Kapan kami akan secara legal bekerja di Rumah Transisi?" ujar Bony Hargens saat bertemu Andi.

Muncul berbagai dugaan soal keinginan relawan ini. Ada kabar relawan meminta 'jatah' menteri, ada kabar relawan meminta pamrih. Isu liar ini berkembang dan semakin memanas di media sosial. Tapi seperti dibilang Boni, mereka cuma ingin bekerja secara legal di rumah transisi. Sepertinya para relawan yang dipimpin Boni ini ingin terlibat langsung dalam seleksi menteri.

Andi Wijajanto salah satu deputi yang menemui Boni Hargens dan perwakilan 15 relawan hanya menanggapi bijak tuntutan ini. "Mereka meminta pertemuan khusus dengan Deputi, tapi nggak ada, karena semuanya rapat di rumah Pak JK," kata Andi Widjajanto.

Menurut Andi, 88 perwakilan dari 15 organisasi relawan itu sudah masuk menjadi bagian dari 22 pokja dalam tim transisi. Mereka menitipkan semua perwakilan mereka hampir ke semua pokja, kecuali pokja arsitektur kabinet.

"Mereka sudah masuk dan memberikan nama sudah rinci dengan pokjanya tapi belum pernah mengumpulkan semuanya. Karena itu mereka minta dipertemukan semuanya," ujarnya.

Masih menjadi tanya, apa sebenarnya keinginan relawan?


Liputan6.com, Jakarta - Belasan relawan pendukung pencalonan Jokowi-JK mendatangi Rumah Transisi di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat petang tadi. Mereka menagih janji untuk melibatkan simpul-simpul relawan di Rumah Transisi.

Juru bicara relawan, Boni Hargens mengatakan, relawan yang hadir tergabung dalam 88 relawan dari 15 kelompok telah didaftarkan ke dalam 22 kelompok kerja (Pokja) Rumah Transisi. Namun mereka tak kunjung mendapatkan kepastian.

"Nama kami semua (88 relawan) sudah didaftar dan diserahkan ke Rumah Transisi pada 23 Agustus 2014 melalui Deputi Rumah Transisi Andi Widjajanto. Adapun 88 nama itu dari masing-masing 4 relawan di semua (22) Pokja," kata Boni, Senin (25/8/2014).

"Angka ini sudah disepakati oleh para relawan dan Bapak Presiden Jokowi dalam rapat tertutup di Balai Kota, Jakarta pada 20 Agustus 2014," imbuh dia.

Boni bersama relawan ingin mengklarifikasi pimpinan dan keempat deputi, mengenai nama-nama yang sudah diserahkan itu kapan kiranya bisa secara legal bekerja di Rumah Transisi.

"Bagaimana mekanisme kerja di Rumah Transisi? Mengapa Rumah Transisi bekerja secara ekslusif dan tertutup? Apa saja yang menjadi tugas kami di Rumah Transisi?" tanya Boni.

Ketidakjelasan ini menimbulkan keresahan di kalangan relawan. "Kesan ini lahir dari kelambanan Rumah Transisi merespons niat baik keterlibatan relawan dalam kerja Rumah Transisi. Kami berharap semua ketidakjelasan dan keraguan ini terjawab," tutur dia.

Namun, kedatangan mereka hanya sebatas sampai pagar Rumah Transisi. Salah seorang Deputi Kantor Transisi, Andi Widjajanto, keluar dan menerima kedatangan para relawan. Tapi relawan tidak diizinkan masuk karena ada rapat yang digelar Jokowi bersama tim Transisi.

Sebagai gantinya, para relawan yang berasal dari Bara JP, Seknas Jokowi, Projo, dan lainnya itu dipersilakan datang kembali pada Rabu 27 Agustus 2014 pagi. Hal itu direspons baik oleh para relawan. "Kalau minggu ini tidak direspons, kita akan bergerak lagi," tandas Boni.

Sebelumnya, Andi mengaku telah menerima usulan nama 88 relawan untuk ikut bergabung di 16 pokja. Dia mengatakan, kerja para relawan yang nantinya bergabung dalam Tim Transisi itu tergantung dari kapasitas dan kompetensi individual masing-masing relawan tersebut.

"Secara kerja, relawan-relawan sudah masuk. 88 orang itu, sudah tersebar ke 16 pokja. Hanya saja pertemuan besar yang mengumpulkan keseluruhannya baru sempat akan dilakukan minggu depan. Hari Rabu, mereka akan dilibatkan," ucap Andi Rumah Transisi Jokowi-JK, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 24 Agustus 2014 malam. (Yus)

Merasa Ditinggalkan, Relawan Tagih Janji Jokowi


JAKARTA - Belasan simpul relawan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla menagih janji Presiden dan Wakil Presiden itu untuk dilibatkan di Rumah Transisi.

"Nama kami semua (88 relawan) sudah didaftar dan diserahkan ke Rumah Transisi pada 23 Agustus 2014 melalui Deputi Rumah Transisi Andi Widjajanto. Adapun 88 nama itu adalah zigma dari masing-masing 4 relawan di semua (22) Pokja. Angka ini sudah disepakati oleh para relawan dan Bapak Presiden Jokowi dalam rapat tertutup di Balai Kota, Jakarta pada 20 Agustus 2014," kata juru bicara relawan, Boni Hargens, Senin (26/8/2014).

Boni bersama perwakilan relawan mempertanyakan mengenai nama-nama yang sudah diserahkan bisa secara legal bekerja di Rumah Transisi. "Bagaimana mekanisme kerja di Rumah Transisi? Mengapa Rumah Transisi bekerja secara ekslusif dan tertutup? Apa saja yang menjadi tugas kami di Rumah Transisi,?" terangnya.

Namun, kata dia, hingga belum ada kejelasan dan menimbulkan kesan Rumah Transisi tidak serius ingin melibatkan perwakilan dari simpul-simpul yang dinilai berperan besar memenangkan Jokowi-JK.

"Kesan ini lahir dari kelambanan Rumah Transisi merespons niat baik keterlibatan relawan dalam kerja Rumah Transisi. Kami berharap semua ketidakjelasan dan keraguan ini terjawab," tuturnya.

Boni mengancam, bila dalam pekan ini tidak direspon pihaknya akan kembali bertandang ke rumah transisi guna menagih janji tersebut. "Kalau minggu ini tidak direspon, kita akan bergerak lagi," pungkasnya.

Relawan Sesalkan Kantor Transisi yang Terkesan Eksklusif


Presiden terpilih Joko Widodo (tengah depan) berpose bersama Kepala Staf Kantor Transisi Rini M Soemarno (kiri depan) dan 4 deputi kantor transisi Hasto Kristiyanto (kanan depan), Andi Widjajanto, Anies Baswedan, dan Akbar Faisal (kiri-kanan belakang) seusai meresmikan kantor transisi di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Senin (4/8/2014). Kantor berwujud rumah itu akan menjadi tempat untuk mempersiapkan jalannya pemerintahan hingga pelantikan presiden, termasuk membahas pembentukan kabinet dan APBN 2015.

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara delegasi kelompok relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Boni Hargens, menyebut Kantor Transisi eksklusif. Hal itu dilihat dari tidak seriusnya tim transisi dalam mengakomodasi relawan untuk masuk ke tim tersebut.

Di Kantor Transisi, Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (25/8/2014), Boni mengatakan, pihak relawan telah memberikan 88 nama untuk bisa bekerja bersama pokja tim transisi. Sebanyak 88 relawan itu diambil dari 15 kelompok relawan. Namun, ketika meminta kejelasan tentang relawan itu ke Kantor Transisi, Boni tidak mendapat jawaban.

"Kami mau tanya kelanjutan 88 relawan di tim transisi ini bagaimana? Kapan kami bekerja secara legal di tim? Bagaimana mekanisme kerja tim? Apa saja tugas kami?" ujar Boni ke wartawan.

"Kami melihat bahwa tim transisi ini eksklusif dan tertutup. Ada apa ini?" sambung Boni.

Boni mengatakan, ada kesan di kalangan kelompok relawan bahwa tim transisi tidak serius melibatkan relawan di dalam kerja tim itu. Jika benar, hal itu sangat disayangkan. Sebab, relawan merasa telah memenangkan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 lalu.

"Kewajiban kami mengawal pemerintahan yang telah terpilih ini belum selesai. Masuk dan bekerja di tim transisi adalah salah satu bentuk kami mengawal pemerintahan," ujar Boni.

Rencananya, sebanyak 88 relawan hendak dirapatkan pada Senin ini. Namun, rapat diundur. Rapat keterlibatan relawan ke tim transisi akan dilangsungkan pada Rabu (27/8/2014).

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top