GuidePedia

0


Kota batu raksasa ini terdiri dari serangkaian pulau kecil buatan dengan jaringan kanal yang silang menyilang, sehingga kerap disebut "Venesia dari Pasifik". Maksud dari kata "Nan Madol" adalah "antar ruang", artinya kota kuno di dipisahkan oleh sebarisan kanal penghubung yang silang menyilang. Namanya yang paling awal adalah Soun Nanleng.

Dari sisi ilmu pengetahuan saat ini, teknik konstruksi dari peradaban kuno itu sama seperti membangun Piramida dan monumen megalitik lainnya, kota kuno Nan Madol juga tidak semudah itu dirampungkan. Batu-batu itu beratnya mencapai di kisaran 5 - 50 ton, dengan jumlah besar, membutuhkan upaya keras dan keahlian baru bisa memindahkan mereka (batu raksasa) dan diangkut ke lokasi bangunan.

Menurut legenda setempat, kota Nan Madol itu dibangun dengan sihir. Seorang penyihir hebat yang tinggal di barat laut kepulauan tersebut diundang untuk membantu mereka membangun kota kuno itu. Seiring dengan suara gaib yang berubah-ubah, sang penyihir dapat membuat batu-batu raksasa itu bagaikan burung "terbang" ke lokasi bangunan. Pada tahun 1995, Discovery Channel bermaksud membuat sebuah film dokumenter tentang kota Nan Madol, kemudian dengan berbagai cara mencoba mengangkut sebuah batu seberat lebih dari 1 ton, tapi berakhir dengan kegagalan.


Orang-orang harus terlebih dahulu membangun suatu struktur matriks khusus di dalam air, sementara di ujung matriks terbentuk dari batuan basal dan dipenuhi dengan butiran karang, dan setiap bangunan dibangun dengan berdasarkan struktur matriks ini. Wilayah itu memiliki total 92 pulau buatan. Yang membingungkan adalah, mengapa para arsitek kala itu memiliki konsep yang begitu tidak realistis, menggunakan banyak tenaga kerja untuk membangun pulau buatan? Padahal, di Nan Madol itu sendiri banyak terdapat pulau karang alami, lagipula mereka sepenuhnya dapat memanfaatkan pohon palem yang berada di pantai itu.


Pada awal abad ke-20, kepulauan Nan Madol dikendalikan oleh Jerman. Gubernur Victor Berg kala itu menyelinap ke makam yang tertutup, kemudian membuka peti mati Syekh (kepala suku), dan menemukan kerangka berbentuk raksasa yang tidur abadi di sana itu sekitar 2 – 3 meter tingginya. Pagi keesokannya, tepatnya pada 30 April 1907 silam, dimana setelah badai hujan semalam berlalu, sang Gubernur tiba-tiba tewas, sementara dokter pendamping di kepulauan tersebut tidak dapat memastikan penyebab kematiannya. Sementara penduduk setempat meyakini, bahwa itu adalah sebuah kutukan, ada sebuah kekuatan gaib melindungi si mati di atas kepulauan itu. 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top