GuidePedia

0

Permisi seluruh aboi amboi dan sepuh2 Wisbenbae sekalian, mohon perkenankan aing untuk sedikit menceritakan perjalanan aing ke salah satu tempat terindah di Indonesia , daripada aing pendam sendiri takutnya malah lupa . mohon diingat aing sama sekali tidak mempunyai niatan untuk pamer atau sombong atau apapun itu , hanya didorong dengan semangat untuk berbagi

PROLOGUE

Jadi ceritanya, perjalanan ke Gunung Rinjani di Lombok ini udah aing rencanakan jauh-jauh hari, namun selalu terhalang oleh berbagai macam alang rintang; mulai dari jadwal kuliah yang mepet2 , peralatan yang kurang lengkap, sampai bingung mau ngajakin siapa yang mau ikutan bersusah-susah ria . Berbagai macam usaha seperti kompromi dilakukan, lobi sana sini, termasuk melempar trit ajakan di Forum Wisbenbae tercinta, dan pada akhirnya ternyata baru bisa terlaksana pada tanggal 30 Desember 2013 sampai tanggal 3 Januari 2014, atau selama 4 hari 4 malam (di gunungnya, belum termasuk perjalanan dan transit ). Sedangkan perjalanannya sendiri aing sesuaikan dengan kondisi finansial mahasiswa yang lagi cekak, lewat jalur darat, yaitu kereta api dan nyebrang lautan memakai ferry

Jadi pada waktu itu yang anggota tim aing yang fix adalah: (semuanya baru aing kenal pas pendakian ini boi)

Aing
Roy, dari Depok. Sebelumnya pernah ke Rinjani satu kali Mirza, dari Malang. Bilangnya sih baru pertama kali naek gunung Hisyam, temennya si Mirza dari Malang juga. 

Aing dan Roy berangkat bersama dari Bandung naik KA Kahuripan menuju Lempuyangan, sedangkan Mirza (mulai dari sekarang dipanggil Rifki ) dan Hisyam (sebut saja bunga, eh sam ) udah janjian buat ketemu di Banyuwangi.

"anggota tim": 

Roy

Mirza alias Rifki

Hisyam alias Sam 

Okeh untuk mempercepat alur dan biar aboi2 sekalian gak bosen, bagaimana kalo kita skip bagian di perjalanannya? boleh kan boi? boleh lah yaaaa~

"sedikit foto2 sewaktu di perjalanan": 

Aing dan Roy, transit di St. Lempuyangan. 28 Desember 2013

Backpack kesayangan sudah siap

Ketemu rekan travellers yang juga menuju Lombok


Gunung Agung

Menuju Lombok 

December 30th, 2013

Setelah menginap semalam di pos registrasi Sembalun, pada pukul 05.00 kami udah bersiap-siap untuk memulai pendakian. Semalam kami ketemu sama serombongan pendaki yang sama2 berencana melakukan pendakian pada pagi ini, yaitu Agnes dan Elva dari Depok, Mas Dani dan Mas Rachmat yang mirip Ridho Roma dari Malang, dan aa Juan dari Bandung. (selidik punya selidik, baru di pertengahan perjalanan baru ketahuan bahwa ternyata beliau lebih dikenal dengan nama Dadin, dan juga merupakan Wisbener dengan username muhyad )

Entah bagaimana ceritanya mereka bisa bertemu di jalan (mereka gak barengan dari awal) dan kita pun memutuskan merger grup dengan landasan united we stand, divided we fall .

"sembalun": 

"recheck and repack": 

Jam 0700 WIT, kita pun cuuusss berangkat

"perjalanan seribu langkah dimulai dari satu langkah pertama": 



Perjalanan pertama-tama dimulai melalui jalan kecil di samping pos registrasi Sembalun. Jalannya sendiri beraspal (di awalnya ) dan cukup memuat satu mobil. Menurut penduduk sekitar sebenarnya kita bisa memakai jasa ojek dari pos Sembalun untuk mencapai padang di sekitar Pos 1, bisa menghemat sampai 1-2 jam perjalanan . Namun karena kami udah terbakar semangat 45, kami putusin untuk gak naik ojek (padahal alasan sebenernya sih biar nghemat duit ).

Perjalanan awal ini tidak terlalu menguras tenaga, karena treknya masih berupa jalanan aspal dan kemiringan tidak terlalu curam. Namun beberapa ratus meter sebelum Pintu Rimba, jalanan aspal akan berganti menjadi jalanan batu dan lumpur. Sedangkan pemandangan sekitar adalah hutan yang tidak terlalu lebat dan kita bisa melihat penampakan Gunung Rinjani dari kejauhan. Setelah berjalan sekitar setengah jam, kami tiba di Pintu Rimba, dan disambut oleh pemandangan Gn. Rinjani yang kokoh menjulang.

"Pintu Rimba": 



NAMUN TERNYATA.....
Di Pintu Rimba ini, rifki alias mirza baru ngasitau kami bahwa doi sebenernya punya riwayat penyakit jantung, dan perjalanan dari pos registrasi barusan entah bagaimana caranya membuat doi kambuh

Setelah berdiskusi terlebih dahulu, doi akhirnya memutuskan untuk cancel pendakian dan kembali lagi, guna mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk yang mungkin terjadi

Walaupun sedih karena personil berkurang satu orang, namun aing , roy dan hisyam tetap bersemangat melakukan pendakian. The show must go on. Cukup setengah jam beristirahat, kami mulai melanjutkan pendakian. Sedangkan rombongan agnes, elva, mas dani, mas rachmat dan aa dadin masih di belakang kelihatannya, karena belum terlihat.

Tidak lama selepas Pintu Rimba, trek berubah menjadi jalan setapak di tengah-tengah padang yang cukup landai. Padang rumput di sekeliling memberikan angin yang terlalu sejuk (dingin ) tapi untungnya cuaca cukup cerah diselimuti kabut tipis dan kami lagi-lagi disuguhi pemandangan Gunung Rinjani yang aduhai.

"Menuju Pos 1": 

Aing

Bang Roy

Sam




Sekitar 1 jam berjalan dari Pintu Rimba, kami pun sampai di Pos 1 dan (lagi-lagi) istirahat. Kali ini kami disusul oleh rombongan yang satu lagi, yang ternyata melalui jalan yang berbeda dan gak melalui Pintu Rimba. Sepanjang perjalanan mulai dari Pos 1 ini kamu mulai banyak berpapasan dengan rombongan lain, baik yang turun maupun sama-sama naik; dan banyak pula papasan dengan bule yang ditemani porter2nya.

"di Pos 1": 





Setengah jam di Pos 1, kami melanjutkan perjalanan lagi. Pos 2 sendiri jaraknya sepertinya cukup dekat, karena udah keliatan dari Pos 1 . Trek yang dilalui masih berupa padang rumput berbukit-bukit landai dan diselimuti kabut tipis. Benar saja dugaan aing , kurang dari setengah jam kemudian kami udah nyampe di Pos 2. Dan sekali lagi kami istirahat, kali ini sambil membuka cemilan .

"di Pos 2": 

Di Pos 2 ini kami baru melihat adanya monyet2 jenaka. Mereka pada iseng keliling2 pos, mencari sisa-sisa makanan yang bisa mereka makan. Satu monyet malah nakal menyambar roti yang kami taroh begitu kami lengah.

Nyari apaan sih dek? 

Setelah packing kembali dan bersiap-siap, kami melanjutkan perjalanan. Trek kali ini ternyata lebih curam daripada sebelumnya. Jalur treknya sendiri kelihatan tepat di depan bangunan Pos 2.


Pos 2 dari kejauhan



Setelah berjalan sekitar 2 jam lebih, kami akhirnya tiba di Pos 3. Pos 3 sendiri terletak di dasar sebuah lembah sehingga pemandangannya tertutup, ditambah lagi oleh kabut yang semakin tebal.



Menuju Pos 3

Pos 3 

Setelah beristirahat sebentar, kami memutuskan melanjutkan perjalanan lagi, karena perjalanan masih panjang dan masih ada Bukit Penyesalan yang harus ditempuh . Tepat setelah Pos 3, kami mulai mendaki Bukit Penyesalan. Seperti yang sering diceritakan oleh orang2, bukit ini terdiri dari beberapa punggungan yang saling bersambung sehingga ketika kita sampai di puncakan punggungan, langsung disambut lagi oleh punggungan selanjutnya



dari bukit penyesalan 

Matahari turun sebelum kami sempat mencapai pelawangan Sembalun. Maka sekitar Magrib kami beristirahat sejenak di tengah-tengah trek. Masalah kembali muncul ketika Agnes mengalami masalah di pergelangan kakinya, sehingga perjalanan menjadi tersendat (backpack doi sendiri sampe dibawain aboi Dadin ). Setelah berunding dulu, diputusin aing , roy sama sam naik duluan untuk mencari lapak tenda di plawangan, sedangkan sisanya akan bermalam terlebih dahulu di trek bukit penyesalan.

Kami naik memaksakan diri menghadapi cape dan udara dingin. Daaaann akhirnyaaaa pada sekitar pukul 8 malam kami sampai di pelawangan . Namun karena hari sudah sangat gelap dan angin menjadi sangat kencang, kami mendirikan tenda di awal pelawangan (yang ada shelternya itu loh boi) dengan pertimbangan adanya pohon2 akan sedikit mengurangi angin yang menyerbu.

Selesai mendirikan tenda (di sebelah bule2 Inggris yang berisik banget ), kami masak dan beres2 daleman tenda. Karena cape, tak lama-lama kami pun tidur ditemani angin yang mulai mereda, dan bersiap-siap untuk menikmati pemandangan Rinjani dan danau Segara Anak dari plawangan .

December 31st, 2013

Di saat kita lagi terlelap di tenda, gak disangka-sangka muncul suara yang sangat kencang dan tenda bergoyang. Ternyata di luar jadi badai angin besar boi! kita bertiga langsung pada bangun dan duduk semua sambil menahan tenda dari dalam agar gak runtuh. Suara angin ribut di luar ditambah tenda yang terus terusan bergoyang kencang membuat kami takut tenda runtuh atau terguling atau ada pohon tumbang . Saking hebohnya angin sampai2 asap rokok aing pun goyang-goyang hebat di dalam tenda .

Namun untungnya beberapa jam kemudian angin mereda, dan kami segera tertidur lagi . Setelah langit di luar jadi terang aing bangun dan ngecek hape ternyata baru jam 7 pagi. Langsung aing bangunin tuh si sam dan ajakin keluar dan foto-foto

Plawangan Sembalun Warning! fotonya banyak

Danau Segara Anak gaaan


Tenda bule dan porternya

Tenda aing dari atas

Tenda kami (setelah ada tenda mas dani dan mas rachmat, yang baru dateng siang nanti)

Aboi Sam

Aing

Lebih di atas



Setelah puas berfoto-foto dan jalan-jalan ria, aing dan sam balik lagi ke tenda, dan ternyata tenda si bule udah dibongkar dan siap turun. Setelah makan dan ngerokok-rokok, sekitar jam 11an rombongan si agnes dkk nyampe juga. langsung lah buka tenda di samping tenda aing (setelah tenda aing dipindah dulu ke bagian yang lebih banyak pohonnya ). Gak lupa sebagai antisipasi aing pasangin flysheet di arah ke danau.

Siang hari kami jalan-jalan ke atas lagi sambil ngambil air ke mata air. Di sebelah atas ada lebih banyak tenda dan pendaki yang sedang ngecamp. Jalur ke mata air sendiri ada di ujung plawangan, dan bersampingan dengan jalur ke Puncak Rinjani, sehingga membentuk semacam pertigaan. Dari pertigaan tersebut, jalur mata air menuju ke bawah dan tidak terlalu jauh, sekitar 3 menit berjalan.

Pas kami nyampe, mata airnya kebetulan lagi melimpah, mungkin karena musim hujan.
"mata air": 

Ga banyak yang kami lakuin di sisa hari ini, karena agenda selanjutnya adalah summit attack saat nanti tengah malam, alias pas tahun baru!

January 1st, 2014

HAPPY NEW YEAR 2014!!
akhirnya kesampaian juga aing taun baruan di Rinjani
dengan ini aing officially udah SATU TAHUN di Gn. Rinjani, yaitu dari 31 Desember 2013 - 1 Januari 2014

Pukul 00.00 aing udah bangun, nongkrong2 depan tenda sambil dingin2 nungguin air mateng buat masak kopi , setelah 10 menit sebelumnya alarm hp berhasil bangunin aing . Kami emang udah jadwalin jam 01.00 berangkat summit attack.

Di kejauhan samar-samar suara kembang api, mungkin orang-orang yang lagi ngerayain tahun baru. Sayang sekali baik kembang api ataupun lampu2 pemukiman di bawah sama sekali ga ada yang keliatan karena terhalang kabut tebal. Selang beberapa menit, rekan-rekan setenda aing bangun, dan segeralah kendali kompor aing berpindah ke tangah Chef Roy yang bertugas untuk memastikan asupan nutrisi kami

Setelah beberapa saat, rekan-rekan di tenda lain pun pada bangun dan mulai memasak atau mempersiapkan peralatan untuk summit attack. Setelah selesai menyantap makan malam (sarapan? ) dan habis dua batang rokok aing , sam dan roy bersiap-siap untuk summit. Namun saat kami siap kami harus menunggu dulu mas dani dan elva yang masih bingung cari-cari peralatannya yang terselip dalam tenda (mungkin)

Akhirnya setelah agak ngaret, pukul 01.30 kami memulai perjalanan summit. Yea!

Di perjalanan summit ini kami ga banyak ngobrol, mungkin sadar sama-sama kedinginan dan cape . Tapi di jalan kita papasan dan barengan sama beberapa pendaki lain yang sama-sama mau summit. Termasuk ada Mark, si bule asal Aussie yang kemarin sempet ngobrol2 sama aing . Nih bule jalannya kenceng banget. Doi summit cuma berdua doang sama porternya. Tapi porternya lebih dewa kayanya, bisa ngimbangin kecepatan si bule dengan bawaan backpack 70L terisi

Intinya, setelah berjalan di kegelapan sambil dihujani gerimis sama temperatur bagai dalam freezer, pada pukul 05.30 kami sampai di Puncak Rinjani!! . Namun apa dikata, kabut yang masih tebel menghalangi kami buat foto2 narsis di Puncak Rinjani . Tapi setelah agak siangan akhirnya kabut reda dan kita bisa foto-foto alay dulu
 "PUNCAK": 

Beginilah kalo maksain foto di tengah-tengah kabut

Mas Dani


Roy


Sam

Aing








Okee setelah puas2in di Puncak Rinjani, foto2 alay sama ngemil2 cantik udah saatnya kita turun lagi. Jam 9 kami mulai turun lagi malalui jalur yang sama pas kami naik. Ketika udah terang ternyata baru keliatan ngeri sekaligus cantiknya jalur yang kanan-kirinya jurang .

"jalur turun": 

Gak pake lama, kita udah tiba lagi di tempat camp. Namun sial oh sial banget, rencana kita awalnya adalah untuk langsung turun hari ini juga ke danau Segara Anak, namun yang terjadi malah hujan besar beberapa saat setelah kita sampe di tenda.

Berunding berunding, diputusin lah jadinya kita turun besok. Dengan ini maka ada banyak waktu kosong yang bingung mau diapain .

January 2nd, 2014

Hari ini kita bangun pada siang, mungkin gara-gara keenakan dibuai hujan gerimis yang ga berenti2 turun. Setelah sebelumnya refill persediaan air dulu, kita pun packing tenda dan peralatan buat menuju ke danau. Yea! bayangan mandi air panas sudah menggelitik badan aing . Agak sore sekitar jam 2 pagi kita pun berangkat turun ke danau. Perjalanan ke danau sendiri tidak terlalu melelahkan, namun jalurnya cukup menyulitkan karena banyak terdiri dari batu-batu di awalnya (batu-batunya berbahaya banget boi karena licin. kalo jatuh bisa keguling-guling ke bawah tuh). Setelah trek berbatu, kita disuguhin trek bukit landai yang menurun panjaaaang banget. Nurunin punggungan ini berasa ga sampai2 deh belum lagi ditambah beberapa kali trek menanjak yang cukup sukses bikin ngos2an .

Tapi pada akhirnya....kami tiba pula di Danau Segara Anak, yang ternyata udah rame oleh tenda pendaki. Setelah dicek ternyata kita baru sekitar 3 jam di perjalanan, padahal berasa udah berjam-jam ga sampe2 menuju danau.

Berhubung waktu udah jam 5 sore dan langit mulai gelap, maka rencana mandi air panas ga akan kondusif jika dilaksanakan sekarang. Maka jadinya besoknya lagi deh mandi air panasnya

Buka camp dan masak, menikmati udara danau adalah kegiatan kami mengisi malam ini.

Mas Dani dan Elva

Masak memasak

Ngaso depan danau asik juga boi

Tenda kita yang dibungkus flysheet boi

January 3rd, 2014

Sunrise membangunkan kita di dalam tenda, ga pikir-pikir lagi aing langsung keluar siap2 foto2 walopun kedinginan namun ternyata matahari udah agak tinggi; gagal deh foto langit merah di atas danau

Danau Segara Anak Hati-hati boi fotonya banyak










Ini aboi Dadin aka muhyad



Ini yang namanya Agnes

Cuci-cucii


Okee setelah puas foto-foto aing bareng mas Dani mandi air panas ke mata air di belakang tempat camp. Jalan ke sana ga terlalu jauh dari shelter depan danau, tapi jalannya bau coba. WTF? Rupanya banyak pendaki2 ga bertanggung jawab yang buang hajat di sekitar jalur tanpa dikubur dengan benar

Setelah semua cape dan pegel menguap abis mandi air panas, saatnya makan dong.. ya gak?
"ilustrasi": 

Bapak yang udah baik banget berkenan memberi aing sebatang rokok saat persediaan udah habis

Ternyata Gn. Rinjani emang seru banget suka ngasih kejutan. Saat lagi enak-enaknya makan nasi goreng buatan Chef Roy, kita semua yang ada di Segara Anak terkejut. Dikejutkan apa hayo?

"ENG ING ENG": 



Yap bener bangettt! Ada HELIKOPTER ke Danau Segara Anak boi tapi ternyata ga landing, tapi cuma muter2 danau doang si helinya. Dari marking di body nya sih ini helikopter punya Air Bali, gatau lah itu apaan

Okeehh setelah agak siangan kita ga mau berlama-lama lagi karena udah punya jadwal masing-masing di peradaban.. (kalo aing sih udah kangen WC dan nasi pecel boi) Jadi sekitar jam 11 kita semua udah siap berangkat, namun rombongan Mas Dani, Mas Rachmat, Agnes dan Elva mau lewat jalur Sembalun lagi sedangkan kami sisanya berencana melewati jalur Senaru. Akhirnya kita berpisah di Danau Segara Anak ini

Bagian yang paling melelahkan dari perjalanan pulang ini adalah dari danau menuju plawangan Senaru, yaitu trek menanjak curam dan kadang-kadang berbatu

Sekitar jam 2 kami dan rombongan lain yang bareng (banyak rombongan lain yang sama-sama mau turun) sampai di plawangan Senaru. Namun belum sempat berleha-leha kami terpaksa segera melanjutkan perjalanan karena cuaca menjadi hujan besar.
"Plawangan Senaru": 


~~Skip banyaaaak~~

Akhirnyaaa sekitar jam 8 malam kami sampai di Pintu Rimba Senaru. Tapi berhubung kita udah capek dan gelap kita memutuskan bermalam di gubuk depan pintu rimba. Tak apalah, toh pos registrasi Senaru udah deket dan suplai bisa didapat di warung depan gubuk

EPILOGUE (January 4th, 2014)

Setelah packing lagi kita pun turun menuju pos registrasi untuk sekedar beristirahat, mandi dan menunggu angkutan pulang. Tak lupa foto2 dulu tentunya di pintu rimba




Pos registrasi Senaru

Dengan ini selesailah perjalanan aing kali ini.. Semoga aing masih berkesempatan buat mengunjungi lagi Rinjani ini

Bonus
Perjalanan pulang



Rincian Biaya

Berangkat 
KA Kahuripan Bandung - Lempuyangan : Rp. 50.000 (9 jam) 
KA Sri Tanjung Lempuyangan - Banyuwangi Baru : Rp. 50.000 (14 jam) 
Ferry Pel. Ketapang - Pel. Gilimanuk : Rp. 6.500 (1 jam) 
Bus Pel. Gilimanuk - Pel. Padang Bai : Rp. 50.000 (4 jam) 
Ferry Pel. Padang Bai - Pel. Lembar : Rp. 40.000 (5,5 jam) 
Carter APV Pel. Lembar - Term. Mandalika : Rp. 25.000/orang (0,5 jam) 
Elf Term. Mandalika - Aikmel : Rp. 30.000 (0,5 jam) 
Angkutan bak terbuka Aikmel - Sembalun Lawang : Rp. 30.000 (1,5 jam) 

Total Berangkat: Rp. 281.500 (36 jam)

Pulang 
Carter angkutan bak Pos Senaru - Pel. Bangsal : Rp. 50.000 (3 jam) 
Elf Pel. Bangsal - Kota Mataram : Rp. 20.000 (2 jam) 
Ojek Kota Mataram - Pel. Lembar : Rp. 40.000 (1 jam) 
Ferry Pel. Lembar - Pel. Padang Bai : Rp. 40.000 (5 jam) 
Carter APV Pel. Padang Bai - Term. Ubung : Rp. 40.000/orang (3 jam) 
Bus Term. Ubung - Surabaya (turun di Pasuruan) : Rp. 170.000 (12 jam) 
Bus Pasuruan - Malang (Lintasan Surabaya - Malang) : Rp. 5.000 (1 jam) 
KA Malabar (Bisnis) Malang - Bandung : Rp. 235.000 (16 jam) 

Total Pulang : Rp. 470.000 (33 jam) 


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top