GuidePedia

0
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQhs9K4lBmbrF5AoCbPphp_DoyRGXY-0ILjp3TdFMmToh1qc-g8XzQBHt7sTg2L7DqoofUi-msIbV8EJFTawJid2Xg5ius46xp7QY_7nAZF8xiPc6aRkNp-OQVzW4EOrVziQkA/s400/gorengan.jpg
Sang presenter hebat dan juga comedian seperti Olga Syahputra yang saat ini sudah terbaring dan berusaha untuk bisa bangkit dari penyakit kanker yang sudah di deritanya. Kanker tersebut adalah kanker kelenjar getah bening. Dengan adanya pola makan harian yang akan menjadi salah satu factor yang bisa memberikan pengaruh resiko dari seseorang untuk mendapatkan penyakit degenaratif seperti kanker tersebut.

Berada di era yang semuanya serba cepat dan serba canggih tersebut, dari semua hal yang memang di suguhkan dengan sangat instan. Dan dari instan tersebut yang sudah di jadikan pilihan seseorang saat ini. Masyarakat urban yang ada di saat ini bisa di ketahui menjadi korban dari makanan instan. Banyak yang tidak mengerti kalau makanan instan tersebut yang terkandung banyak zat berbahaya untuk tubuh. Seperti dari pengawet, pewarna, pemanis dan lainnya lagi. Memang makanan tersebut mempunyai candu sendiri. Padahal dari banyak ilmuwan yang sudah membuktikan kalau makanan instan bisa tingkatkan resiko mendapatkan penyakit kanker.

Makanan yang lain yang tidak kalah bahayanya untuk mendapatkan kanker adalah gorengan. Padahal gorengan ini tidak lepas dari pola makan orang Indonesia untuk di setiap harinya.

“Saya sendiri tidak memberikan anjuran untuk memakan gorengan karena jika memang di konsumsi terlalu banyak akan terakumulasi menjadi lemak. Belum lagi kalau membicarakan minyak yang di gunakan untuk berulang-ulang di pinggir jalan. Semakin meningkatkan dari karsigoniknya,” ujar dari kata Mochamad Rachmat, SKM. M. Kes. dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) DPP DKI Jakarta yang di sebutkan kepada wartawan.

Lantas bagaimana jika memang dari gorengan tersebut kita buat sendiri, bukan dari membeli dari penjual pinggir jalan?

“Tentunya secara kualitatif, frekuensi makan gorengan yang maksimal selama dua kali selama seminggu. Kalaupun itu sudah berlebih akan menjadi pola makan berbahaya, sama bahayanya dengan mie instan,” ujarnya menambahkan. 
 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top