GuidePedia

 
Jokowi.

Jokowi seringkali mengadakan kontak batin dengan Kanjeng Ratu Kidul. Dia, saat ini dilindungi kekuatan besar. Kepemimpinan Jokowi sebenarnya tidak hanya sebatas Gubernur DKI. Lebih dari itu, dia sudah layak menyandang RI-1. Pasalnya, pulung Kanjeng Ratu Kidul sudah turun pada Jokowi saat menjabat Walikota Solo.

Saat ini masih sulit untuk mengatakan seorang Joko Widodo sebagai seorang politikus, budayawan atau negarawan paling cemerlang. Yang jelas, sepak terjangnya sebagai pembela wong cilik patut diacungi jempol.

Jokowi atau Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961. Jokowi menjabat sebagai walikota Kota Surakarta (Solo) untuk dua periode yakni kurun waktu 2005-2015. Ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai walikota Solo untuk periode pertama, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel dan taman ini, bahkan hingga saat dia terpilih.

Tapi, dia akhirnya memberikan bukti. Solo pun maju. Segala kemajuan yang dirasakan warga Solo terhadap kepemimpinan Jokowi pada awal periode kepemimpinannya membuat dia sangat dicintai oleh warganya. Hal ini terbukti dengan kemenangan telak Jokowi pada pilkada periode kedua Jokowi dengan kemenangan mencapai angka 91 persen.

Dengan segala kemampuan dan pengalamannya sebagai walikota Surakarta, Jokowi mencoba peruntungannya di ibukota dengan mencalonkan diri bersama Ahok menjadi calon gubernur dan cawagub Jakarta. Awalnya memang dia diragukan, tetapi pada putaran pertama hasilnya sungguh di luar dugaan, pasangan Jokowi-Ahok unggul dengan 40 persen suara. Hingga putaran kedua, Jokowi mampu merangsek masuk menduduki kursi DKI-1.

Sepak terjangnya semenjak menjabat sebagai Walikota Solo, layak dijadikan sebagai panutan bukan hanya bagi rakyat jelata saja, tetapi juga bagi pemimpin bangsa di tingkat nasional. Selain menjadi contoh pemimpin tingkat nasional yang kebetulan selama ini kosong dari pemimpin yang tahu dan mengerti kehendak rakyat. Kedekatannya dengan rakyat, menjadi bukti lain yang semakin mengukukuhkan dirinya bukan seperti pemimpin yang selama ini hanya pandai berkoar semata.

Jokowi bukanlah tipe pemimpin yang hanya berbicara apalagi menangis di depan khalayak, walau hatinya pilu ketika melihat rakyat jelata tidak berdaya. Namun Jokowi adalah seorang tokoh yang memiliki budaya, arif bijaksana, dekat dengan rakyat dan anti korupsi. Pemimpin yang layak mendapat julukan The Spirit of Nusantara ini melakukan tugas dan kewajibannya sonder banyak cingcong apalagi pencitraan. Bila pejabat daerah hingga setingkat menteri selalu mengundang wartawan di setiap kunjungan kerja atau kegiatan, bedanya Jokowi justru diikuti wartawan kemana pun pergi.

Model kunjungan Jokowi yang blusukan merupakan trade marknya yang original. Pelantikan bawahan yang ia terapkan, menunjukkan seorang pemimpin yang cerdas, hemat, efisien dan berkesan anti seremonial.

Saat pelantikan Wali Kota Jaktim di tengah perkampungan kumuh, baru pertama kali terjadi di Jakarta, mungkin juga di Indonesia yang dilakukan oleh Gubernur Jokowi the spirit of nusantara. Berpanas-panasan disaksikan warga, mulai dari anak kecil hingga orang tua.

Pelantikan Wali Kota Jaktim Kristiardi merupakan sejarah. Pelantikan digelar di tengah perkampungan di Pulo Jahe, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, beberapa waktu lalu. Tak ada tenda penghalang dari sengatan sang surya, hanya kursi-kursi saja untuk tamu undangan. Para camat duduk dengan seragam kebesaran putih-putih, ikut menikmati terik matahari.

Demikian juga Jokowi, istrinya Iriana dan sejumlah tamu undangan diajak berpanas-panasan. Sedang warga berdiri di sekitar area ikut menyimak. Bahkan Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam, harus memicingkan matanya mencoba berlindung dari sorot matahari. Lalu mengapa pelantikan dilakukan di kampung itu?

“Biar ngerti permasalahan di kampung,” kata Jokowi memberi alasan. Jokowi saat itu juga memberi kepastian, pelantikan seperti ini tak akan terjadi sekali. Ke depan, mungkin saja pejabat-pejabat lain dilantik di lokasi di tengah kampung atau di pinggir kali, agar dekat dengan masalah bidang kerjanya.

Jokowi selain ramah, ia juga terkenal hemat dalam pembelanjaan baju dinas. Jokowi tak segan membeli dan memakai pakaian dari yang dibelikan sang istri di Pasar Klewer, Solo.

Untuk menciptakan baju kerjanya itu, dirinya mengaku mengeluarkan Rp35 ribu. Sedangkan untuk celananya hanya butuh sekitar Rp45 ribu saja. Jokowi sendiri mengaku memiliki 12 potong pakaian berwarna putih yang siap digunakan sehari-hari. Dia membutuhkan baju sebanyak itu lantaran dalam satu hari bisa berganti tiga kali karena banyak di lapangan terkena matahari. “Ganti, kalau keringatan saja,” ujarnya.

Jokowi juga seorang pecinta seni budaya bangsa. Saat menjadi Walikota Solo, trades dan budaya Kota Solo dihidupkan sedemikian rupa. Ketika duduk sebagai gubernur DKI pun, dirinya serta merta mencanangkan pakaian Betawi menjadi “pakaian dinas” Pemprov DKI.

Pengagum warna “kotak-kotak” ini, dalam memimpin Jakarta juga terkenal kontroversi, seperti pemberlakuan nopol ganjil-genap, mass raapid transit (MRT), bantar gebang, hingga konser Guns N Roses. Hal itu dijalankannya demi mengurai persoalan dan memberikan kenyamanan warga DKI.

Namun demikian, dirinya juga menjadi sasaran gugatan dan sinisme terkait kemacetan dan banjir besar melanda Jakarta menjelang 100 hari kepemimpinannya. Banjir memang mengiringi sejarah Kota Jakarta, yang tidak terselesaikan hingga kini. Namun performen Jokowi semenjak menjadi

Walikota Solo dua periode, prestasi, terkait mobil Esemka, serta pengutamaannya pada nasionalisme menjadi momok bagi politikus busuk dan pengusaha hitam negeri ini. Hal itulah yang membuat dirinya banyak diserang saat Jakarta kebanjiran, apalagi saat muncul wacana Jokowi The Real President for 2014.

Didampingi Ibu Ratu

Melihat gaya Jokowi yang apa adanya, blak-blakan, sederhana, jujur, siapa nyana jika dirinya selama selalu didampingi sosok wanita cantik. Wanita cantik itu mendampingi Jokowi semenjak dirinya menjadi penguasa Solo.

Siapapun orangnya, jika didampingi oleh sosok wanita itu, akan bisa menduduki jabatan apapun. Termasuk jabatan Presiden Indonesia sekalipun. Lebih lagi prestasi yang ditunjukkan Jokowi selama ini, jelas masyarakat negeri mengetahuinya. Namun jiwa bijaksana dan kesederhanaan Jokowi, mampu meredam hasrat kekuasaan. Jokowi tidak seperti kebanyakan tokoh politik lainnya. Ia mampu bersikap arif dan tidak terburu nafsu, seperti makan bubur kepanasan dalam meniti karir kepemimpinannya.

Justru sikap Jokowi jujur, polos dan berdedikasi membela dan memberikan darma baktinya kepada rakyat, membuat sosok wanita pendampingnya itu semakin terpesona. Dalam setiap blusukannya ke masyarakat, sesekali Jokowi duduk menyendiri. Padahal, saat menyendiri itulah dirinya melakukan komunikasi dialog dengan sosok wanita jelita itu.

Hal itu disampaikan spiritualis asal Surabaya yang enggan disebutkan namanya, kita pakai nama inisial saja. Inisial spiritualis tersebut MN. Menurut MN, wanita jelita itu banyak memberikan inspirasi pada diri Jokowi.

Wanita tidak kasad mata, kata MN, mampu memecahkan dan memberikan solusi tentang masalah yang ada di daerah yang menjadi tempat kunjungannya saat itu. Bahkan tanpa diketahui siapapun, Jokowi dan wanita jelita itu menyingkirkan mahkluk-mahkluk gaib yang hendak merintangi dan mengganggu pekerjaannya.

“Diskusi pribadi itu nampak lepas dari pandangan mata sekelilingnya. Termasuk orang-orang dekatnya sekalipun, tidak juga istrinya,” kata MN saat ditemui VICTORY pekan lalu.

Oleh karena ada yang mendampingi itulah, lanjut MN, Jokowi tak gentar blusukan seorang diri. Sosok wanita cantik itu selalu bersama kemanapun Jokowi pergi melakukan tugas kewajibannya sebagai seorang yang memegang amanat rakyat.

“Jika seseorang memiliki mata batin yang kuat, maka orang tersebut akan bisa melihat sosok wanita itu,” lanjutnya.

Semua raja-raja nusantara negeri ini, selalu mendapat pendamping sosok wanita cantik ini. Satu-satunya presiden negeri ini yang mendapatkan pengawalan sosok wanita ini adalah Presiden Pertama Ir. Soekarno. Kini, setelah sekian lama tidak mendampingi penguasa negeri ini, sosok wanita tersebut kembali muncul untuk mendudung Jokowi yang memiliki kecintaan terhadap rakyat dan sangat anti korupsi seperti Sang Proklamator.

Jika ilmu seseorang belum begitu kuat, maka jika melihat sosok Jokowi, seolah tubuhnya dilapisi seberkas sinar. Sinar itu biasanya disebut sebagai pulung. Pulung ini hanya dimiliki para pemimpin yang jujur saja.

“Jika saja Jokowi pada pemilihan presiden 2014 mendatang menghendaki jabatan presiden, baginya hal itu tidaklah terlalu sulit,” sahut MN.

Memang, saat ini Jokowi telah diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Pulung yang ada pada dirinya mampu mengalahkan calon presiden manapun dan dari partai apapun. Karenanya, tokoh politik di negeri ini amat gundah dengan sepak terjang Jokowi yang menjadikan dirinya dengan sebutan The Spirit of Nusantara. Lantas siapa sosok wanita jelita yang selalu mendampingi Jokowi yang kini berkiprah di Jakarta?

MN menyebutnya sebagai Ibu Ratu Pantai Selatan yang sangat legendaris. “Ratu Pantai Selatan selalu menjadi pendamping bagi Raja atau Presiden di tanah Nusantara. Dan Joko Widodo merupakan sosok satria Piningit Sinisihan Wahyu yang selama ini ditunggu oleh masyarakat yang hidupnya selalu menjadi sapi perahan pemimpin durjana. Selama ini pemimpin negeri ini tidak menghargai karya dan budaya bangsa leluhur justru malah melakukan perusakan,” kata MN yang mengaku mendapat wejangan tersebut dari bisikan gaib.

Pulung Jokowi

Budayawan Sujiwo Tedjo pernah mengatakan dalm suatu diskusi, pemimpin itu hebat jika di belakang mereka ada wanita-wanita hebat pula. Sebab, dari wanita-wanita tersebut mereka akan mengeluarkan energi dahsyat.

“Raja-raja nusantara dulu jaya karena punya istri dan banyak selir. Bung Karno hebat sebagai pemimpin Indonesia karena punya banyak istri. Begitu pula Soeharto. Dia (Pak Harto) tidak mungkin punya satu istri (Bu Tien), pasti di belakangnya ada lagi wanita-wanita yang tidak kelihatan,” kata Sujiwo Tedjo.

Yang dimaksud Sujiwo Tedjo tentu kehebatan tersebut tidak semata-mata didampingi wanita secara fisik melainkan juga non-fisik. Artinya, ada kekuatan besar dari sosok wanita tidak kasad mata yang selalu mendampingi mereka.

Nah, pada Jokowi ini, dia tidak semata-mata menjadi pemimpin karena seorang diri. Bisa saja, di balik Jokowi ada wanita hebat–selain istrinya.

MN menyebutkan, wanita hebat yang selalu mendukung pemimpin di nusantara ini, siapa lagi kalau bukan Ibu Ratu Pantai Selatan. “Hanya dia yang bisa mendampingi pemimpin negeri ini menuju kemakmuran bangsa. Maka, barangsiapa yang didampingi Ibu Ratu Pantai Selatan, mereka akan memimpin negeri ini dengan adil dan membawanya pada sebuah kejayaan seperti yang terjadi pada Raja-raja Mataram,” imbuhnya.

Kisah Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul sangat fenomenal. Saat itu Panembahan Senopati mencari dukungan kekuatan adikodrati dari alam gaib. Panembahan Senopati kemudian pergi ke pantai segara kidul (laut selatan).

Tiba di pantai Parangkusumo, Panembahan Senopati segera berjalan di bebatuan karang di pantai. Di sebuah batu kecil dan menonjol, dia duduk dan melakukan meditasi. Saat itulah Kanjeng Ratu datang. Setelah berdialog, lahirlah sebuah konsensus atau perjanjian gaib antar dua makhluk dari dua dimensi berbeda ini. Perjanjian gaib itu berbunyi: ‘Kanjeng ratu kidul akan mendukung penuh kejayaan dan kemakmuran anak keturunan penguasa Mataram bila mereka selalu setia dengan pernikahan mereka’.

Dengan perjanjian tersebut, maka Para Raja Mataram–sejak Panembahan Senopati–hingga saat ini harus menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul dan setia dengan perjanjian ini.

Pernikahan ini juga secara filosofis bisa diartikan sebagai kewajiban Raja-Raja Mataram untuk wajib nguri-uri atau memelihara adat istiadat dan budaya Jawa karena ini sudah merupakan perjanjian.

Bila perjanjian ini dilanggar, maka Kanjeng Ratu Kidul berpesan dirinya tidak akan menjamin lagi keamanan dan kesejahteraan kerajaan Mataram. Sebab, secara alamiah tanah Mataram memang terkenal tanah yang sesungguhnya menyimpan potensi bencana. Bencana gempa bumi akibat pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan bencana gunung berapi.

Setelah selesai bertemu dan mengadakan perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul maka Panembahan Senopati menyelesaikan meditasinya. Momentum selesainya meditasi sang Panembahan ini adalah datangnya Sunan Kalijaga yang mengijazahkan pusaka Kyai Tunggul Wulung untuk dimiliki Raja-Raja Mataram secara turun temurun. Sunan Kalijaga akhirnya berpesan kepada Panembahan Senopati jangan terlalu mengandalkan kesaktiannya.

Selama Kanjeng Ratu Kidul menjadi mendampingi Raja Mataram, kesejahteraan kerajaan selalu diayomi. Bumi Mataram selalu mendapat berkah hingga menuju kejayaannya. “Sebab di situlah Ibu Ratu menurunkan pulungnya. Mereka (para pemimpin) akan selalu dilindungi oleh kekuatan besar (cahaya) yang tidak tertandingi,” ungkap MN.

MN juga mengungkapkan, sebenarnya pulung Ibu Ratu sudah turun pada Jokowi. “Ibu Ratu sudah memberi pulung terhadap Jokowi untuk memimpin negeri ini pada saat dia menjabat Walikota Solo,” kata MN yang enggan menyebut secara detil pulung yang dimaksud.

Namun, katanya, pulung ini masih direbut oleh orang yang memiliki ilmu hitam yang sangat tinggi, atau tokoh hitam yang bersekutu dengan iblis yang haus akan jabatan sebagai orang nomor satu negeri ini.

Sementara menurut spiritualis asal Kediri, Mbah Nur Agung Islami mengatakan, “Melihat gaya kepemimpinan Jokowi sejak menjabat sebagai Walikota Solo, track record 100 hari sebagai Gubernur DKI, sudah selayaknya tidak menghentikan laju kepemimpinannya hanya sebatas seorang gubernur. Sungguh terlalu gelap hati nurani manusia negeri ini jika hanya menjadikan Joko Widodo seorang Gubernur. Melihat sepak terjangnya dan wahyu yang melingkupi hatinya, serta didampingi oleh sinuwun Ibu Ratu Kidul, Joko Widodo sebagai The Spirit of Nusantara lebih pantas duduk sebagai RI 1 For Presiden 2014!”

Tapi, kata Mbah Nur, semua itu berpulang kembali kepada kemauan Jokowi. “Melihat kepribadiannya, Jokowi akan lebih memilih menyelesaikan janjinya kepada masyarakat DKI hingga akhir jabatannya nanti. Setelah usai masa jabatannya sebagai seorang gubernur, barulah Jokowi mau melangkah secara ikhlas menuju RI 1,” jelas Mbah Nur.@zoe

Mantan Spiritualis Presiden SBY, Ki Sabdo Jagad Royo
Cahaya Jokowi Terus Berputar, Tinggal Ditancapkan Saja
Secara terang-terangan mantan spiritualis Presiden SBY, Ki Sabdo Jagad Royo mengungkapkan, Jokowi bukan sembarang pemimpin. Dia sosok yang peduli terhadap rakyat kecil.

“Dia berbeda dengan kebanyakan cagub lain. Rakyat saat ini butuh kesederhaan, bukan seseorang yang mudah mengumbar janji. Meskipun parpol pendukung mereka besar, tetapi rakyat butuh sesuatu yang bukan sekedar mengandalkan kekuatan,” katanya.

Menurut mata batin Ki Sabdo, dalam diri Jokowi ada ‘sesuatu’ besar yang tidak terlihat. Ki Sabdo menerangkan, bahwa Jokowi saat ini dikelilingi cahaya tidak kasad mata. Itu bukan sesuatu yang mustahil. “Cahaya itu pulung. Siapapun memiliki cahaya itu pasti akan luar biasa. Buktinya, Jokowi pernah memenangi pilkada di Solo dengan hasil telak,” urai Ki Sabdo.

Ki Sabdo, saat ditemui VICTORY, mengungkapkan banyak hal mengenai kemenangan pasangan Jokowi-Ahok. Kemenangan itu bukan disebabkan oleh mesin politik, bukan pula karena money politik, tetapi memang ada ‘sesuatu’ dalam diri Jokowi yang tidak bisa diganggu.

“Ini seperti kejadian SBY sewaktu Pilpres periode pertama 2004. Saat itu SBY dikelilingi cahaya. Sehingga, siapapun yang mencoba menyerangnya tidak akan berhasil. Cuma, cahaya itu hanya muncul sekali dan SBY hanya bisa menjadi presiden pada periode pertama. Nah, memasuki periode dua, cahaya itu turun ke Megawati. Tetapi karena SBY terus mendesak untuk mencalonkan diri, dia tetap bisa menjadi presiden tetapi banyak dampak yang ditimbulkan (bencana),” kata Ki Sabdo.

Apa yang terjadi pada SBY, inilah yang kemudian terjadi pada Jokowi. Sosoknya bersahaja dan mampu memikat banyak orang. Meskipun dia diserang dari arah manapun, cahaya itu tidak akan hilang.
“Cahaya dalam dirinya tidak dapat diganggu. Cahaya itu akan terus memayungi Jokowi. Kalau dia mau mencalonkan Presiden 2014, dia tinggal ditancapkan saja.” tambah Ki Sabdo dengan bahasa mantiqnya.

Ki Sabdo melanjutkan, cahaya yang ada dalam diri Jokowi sampai sekarang masih berputar-putar. “Cahaya itu masih berputar. Jika Jokowi tidak tahu bagaimana menggunakannya, maka cahaya tersebut akan berputar terus. Cahaya yang ada dalam diri Jokowi harus secepatnya ditancapkan. Layaknya anak kecil yang baru masuk sekolah, jika dia tidak mendaftarkan namanya dia tidak akan bisa mengikuti pelajaran sekolah. Anak itu hanya akan berputar-putar di lingkungan sekolah. Padahal anak itu sangat pandai,” pungkasnya.@nov

Paranormal Asal Surakarta, Mbah Bujel
Cuma Ratu Kidul yang Bisa Memilih Pasangannya

Menurut spiritualis asal Surakarta, Mbah Bujel, hubungan manusia dengan alam gaib sudah biasa terjadi. Peristiwa ini sebenarnya merupakan perkawinan gaib yang biasa dilakukan para pelaku ritual.

Istilah perkawinann gaib ini, lanjut spiritualis yang dekat dengan Karaton Solo ini, biasanya sangat cocok untuk menduduki sebuah jabatan strategis. Memiliki pendamping dari alam gaib merupakan kekuatan untuk mencapai cita cita juga bisa digunakan sebagai pagar diri.

Dalam dunia gaib ada beberapa macam jenis perkawinan. Perkawinan yang pertama bisa dengan bidadari, kemudian dengan mahkluk gaib sebangsa peri atau jin. “Tidak menutup kemungkinan perkawinan ghaib bisa juga dilakukan dengan khodam penunggu benda benda pusaka sejenis keris atau tombak,” terangnya.

Demikian pula dalam diri Jokowi. Jokowi saat ini dilindungi kekuatan besar. Dia tak ubahnya dengan Raja-raja Mataram. Didampingi Kanjeng Ratu Kidul bukan sesuatu yang biasa. “Itu sungguh luar biasa. Sebab, kekuatan dari Pantai Selatan inilah yang mampu membawa kejayaan suatu bangsa,” terang Mbah Bujel.

Seseorang yang melakukan perkawinan ghaib biasanya tak memiliki istri atau suami. Sebab mereka (makhluk ghaib) tak mau pasangannya dari orang yang sudah berumah tangga, meski sebenarnya juga bisa dimungkinkan seseorang yang telah berumah tangga mampu melakukan perkawinan ghaib.

Meski demikian, Mbah Bujel belum melihat Kanjeng Ratu Kidul dan Jokowi mempunyai hubungan ‘spesial’ seperti Panembahan Senopati dan Ratu Kidul atau Raja-raja Mataram dan Ratu Kidul.

“Kejadian seperti ini (perkawinan gaib) di dunia klenik dikenal dengan nama sobrah,” terang Mbah Bujel.

Menurut Mbah Bujel, “Syarat dalam menjalankan ritual sobrah, seseorang harus menjalani puasa ngebleng selama satu hari tidak makan dan minum. Selain laku puasa, sesaji untuk mendapatkan pasangan ghaib harus lengkap, diantaranya gecok bakal, kembang sedap malam, intuk intuk tanpa kemiri, sego golong, minyak wangi dan beberapa sesajian lainnya sebagai pemanggil pengantin ghaib,” ujarnya. Cuma, lanjut Mbah Bujel, khusus untuk perkawinan manusia dengan Kanjeng Ratu Kidul bukan perkawinan biasa. Pasalnya, di sini bukan manusia yang memanggil, melainkan Kanjeng Ratu sendiri yang datang sendiri. “Khusus Ratu Kidul, dia sendiri yang memilih pasangannya,” ungkap Mbah Bujel.  

Beli yuk ?

 
Top