GuidePedia



Bercengkrama dan bercanda bersama keluarga adalah kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu, apalagi kalau anak-anaknya masih balita. Bagi Emma Day, kebahagiaan itu harus ditahan. Tubuhnya memancarkan radioaktif yang bisa berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

Bermula pada bulan Januari 2013 lalu, Emma melihat ada benjolan di tenggorokannya yang dikira sebagai bengkak biasa. Namun setelah diperiksa ke Gloucestershire Royal Hospital, dokter mendiagnosis ia mengidap kanker. Emma segera menjalani operasi untuk mengangkat separuh benjolan tersebut.
Untuk mengobati penyakitnya, ibu rumah tangga berusia 27 tahun ini harus menjalani pengobatan radioterapi internal menggunakan yodium radioaktif. Prosedur ini membuatnya dirawat dalam ruang yang terisolasi, bahkan staf rumah sakit hanya boleh mendekati dalam jarak maksimal 3 meter.

Setelah dirawat selama 5 hari, Emma diperbolehkan pulang. Walau demikian, ternyata tinggal di rumah baginya lebih menyiksa dibandingkan di rumah sakit. Sampai 3 minggu ke depan, dia dilarang berdekatan dengan putrinya yang berumur 6 tahun dan bayi kembarnya yang masih berumur 1 tahun.

"Ini sangat sulit karena si kembar terlalu muda untuk mengerti. Putri tertua saya menemui seorang psikolog kanker yang menjelaskan kepadanya bahwa pengobatan saya itu perlu dan dia mengerti mengapa, karena itu akan membuat saya lebih baik," kata Emma seperti dilansir Daily Mail, Selasa (28/5/2013).

Perawatan yang dijalani Emma menggunakan elemen radioaktif yang disebut yodium 131. Elemen ini dimasukkan tubuh dalam bentuk minuman atau kapsul. Zat radioaktif akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah. Akibatnya, segala kontak dapat menyebabkan kerusakan permanen terhadap orang lain.

Sel kanker dalam tiroidnya akan mengambil yodium yang ada di dalam tubuh lalu mati karena terkena radiasi. Untungnya, sel-sel lain yang tak terkena kanker tidak terpengaruh karena yang bisa mengambil yodium hanya sel-sel tiroid. Walau pengobatan ini berisiko bagi pasien, dokter tetap memberikan karena risiko kankernya dinilai lebih besar.

Akibat terapi ini, tubuh Emma menjadi radioaktif, sampai-sampai apa pun yang dia sentuh di rumah sakit harus dibuang. Selama diisolasi di rumah sakit, ia mendapat dukungan dari puluhan orang yang membaca blog-nya dan terus berkomunikasi dengan teman-teman melalui telepon. Ketika di rumah sakit, dia merasa sedih. Tapi setelah di rumah, dia justru bertambah sedih.

"Saya merasa sulit di rumah sakit, tapi ternyata jauh lebih sulit sekarang karena saya bisa melihat anak-anak saya tetapi saya tidak bisa menyentuh mereka atau memeluk mereka atau berdekatan dengan mereka. Saya tidak bisa memeluk siapa pun saat ini dan itu menyedihkan," tuturnya.

Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
 Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Beli yuk ?

 
Top