GuidePedia

Tidaklah berlebihan kalau kita sebut Bung Karno sebagai sesempurna-sempurnanya komunikator. Ia bisa mengomunikasikan aneka persoalan dengan beragam topik dengan media apa saja. Ia bisa menyampaikannya melalui orasinya yang begitu memukau. Ia bisa menyampaikannya melalui sebuah artikel di media massa. Ia bisa menyajikannya melalui repertoar tonil (sandiwara tradisional). Ia bisa menyampaikannya pula melalui bahasa indah dalam surat-surat pribadi.


Nah, ihwal kegemarannya menulis surat, ini diakui oleh semua kawan dan lawan. Ihwal kegemarannya menulis, juga berlaku untuk mengungkapkan isi hati kepada perempuan-perempuan yang dikasihinya. Ekspresi jiwanya tidak kalah menggelora, antara bahasa pena dalam sepucuk surat dan bahasa orasi yang menyundul langit menjejak bumi.

Yang tersaji di bawah ini “hanya”…. sekali lagi… “hanya” sepucuk surat pengantar yang diselipkannya di balik cover depan kitab suci Alquran. Kisahnya terjadi saat ia memberi kitab suci tadi kepada Hariyatie, penari istana yang dengan gemulai tubuhnya mampu menyedot energi cinta Bung Karno, sehingga tergerak menikahinya.




Berikut Penjelasan Narasinya:

Petunjuk Hidup
(tanda tangan Soekarno, tertanggal 26 Januari 1965)
Hidup adalah satu rangkaian kejadian-kejadian, pengalaman-pengalaman, persoalan-persoalan, — dan agar manusia dapat menjalani rangkaian itu dengan baik, maka diberikanlah oleh Tuhan kepada manusia Qur’an ini sebagai pandu dan petunjuk.
Yatie, ikutilah petunjuk-petunjuk itu!
Cintaku 


Soekarno

Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
 Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Beli yuk ?

 
Top