Tangerang – : Seorang remaja rela jual ginjalnya demi sang Ayah. Dia adalah Fahmi Rahadiansah, 19 tahun, warga Jalan Raya Serang KM 24, Gang Baleraja, RT 2/1, Kampung Caru, Kelurahan Talagasari, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat. Dia bekerja sebagai buruh pabrik di Balaraja. Upahnya setiap bulan hanya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Ia pun nekat menjual ginjalnya demi biaya pengobatan ayahnya.
Belum lama ini, Fahmi mengiklankan ginjalnya di situs jual beli online (Kaskus) seharga Rp50 juta. Dia memutuskan menjual organ tubuhnya lantaran butuh biaya untuk pengobatan ayahnya. Sang ayah menderita darah tinggi dan komplikasi syaraf. “Karena tidak ada biaya, saya ikhlas kehilangan ginjal, tapi bapak bisa dirawat,” kata Fahmi seperti dikutip bbc, Selasa (12/03).
Anak tunggal pasangan suami istri Diki Ahmadi (60), dan Eni Roheni (50), ini melakukan hal itu karena tidak memiliki biaya untuk mengobati ayahnya yang sakit. Ayahnya hanya mantan pensiunan PNS, di Kecamatan Cianjur, Jawa Barat. Sementara Fahmi bekerja sebagai buruh pabrik di Balaraja. Hasil keringatnya cuma cukup buat makan. “Bapak sakit hipertensi dan stroke sudah 8 bulan. Biaya pensiunan bapak cuma Rp 800 ribu, gaji saya Rp 1 juta. Itu tidak cukup untuk biaya terapi seminggu 3 kali. Kasihan bapak saya udah ga kuat jalan,” ujarnya seraya tercekat.
Untuk biaya pengobatan, keluarganya telah menggadaikan perhiasan emas dan rumah. “Jadi saya kepepet, ingin bapak sembuh. Sudah tidak ada modal lagi untuk berobat. Makanya berinisiatif jual ginjal,” pungkas Fahmi.
Menurut Fahmi, ia tahu harga pasaran ginjal karena sebelumnya pernah sekolah di SMK Kesehatan di Bandung dan bekerja sebagai asisten dokter di sebuah klinik. “Dari situ saya coba posting di Kaskus. Kalau serius ada yang mau beli, yah akan saya kasih,” tukasnya.
Namun, ternyata tindakannya ini tidak diketahui orangtuanya. Setelah terkuak di media, ibunya marah dan tidak setuju jika Fahmi menjual organnya. Akhirnya, dia menghapus tawarannya menjual ginjal di Kaskus. “Kemarin sempat ada beritanya di TV. Ibu marah karena hal itu memalukan keluarga. Katanya walaupun kami miskin tidak boleh menjual organ tubuh. Jadi kemarin sudah saya hapus,” katanya.
Sementara tetangga Fahmi, Hendi (32), membenarkan kalau Fahmi kesulitan biaya pengobatan ayahnya hingga harus menjual ginjal. Menurutnya hal itu bisa dilakukan kalau orang merasa terpojok. “Saya baru tahu tadi pagi. Memang dia butuh biaya. Kalau kepepet mau gimana lagi,” paparnya.
Sungguh Ironis, berapa besar pun anggaran kesehatan untuk rakyat tidak akan pernah cukup jika uang rakyat terus dijarah pejabat korup. Harus berapa banyak lagi jatuh korban, rakyat miskin yang tak mampu membayar biaya pengobatan harus tergeletak tak berdaya. Seandainya pejabat kita punya hati mulia seperti Fahmi, tentu tak akan tega mencuri uang rakyat demi kepentingan pribadinya. INDONESIA Kaya Raya dan Makmur, Tapi RAKYATNYA Banyak yang LAPAR & MENDERITA. Tragis!.. [KbrNet/Slm]
Belum lama ini, Fahmi mengiklankan ginjalnya di situs jual beli online (Kaskus) seharga Rp50 juta. Dia memutuskan menjual organ tubuhnya lantaran butuh biaya untuk pengobatan ayahnya. Sang ayah menderita darah tinggi dan komplikasi syaraf. “Karena tidak ada biaya, saya ikhlas kehilangan ginjal, tapi bapak bisa dirawat,” kata Fahmi seperti dikutip bbc, Selasa (12/03).
Anak tunggal pasangan suami istri Diki Ahmadi (60), dan Eni Roheni (50), ini melakukan hal itu karena tidak memiliki biaya untuk mengobati ayahnya yang sakit. Ayahnya hanya mantan pensiunan PNS, di Kecamatan Cianjur, Jawa Barat. Sementara Fahmi bekerja sebagai buruh pabrik di Balaraja. Hasil keringatnya cuma cukup buat makan. “Bapak sakit hipertensi dan stroke sudah 8 bulan. Biaya pensiunan bapak cuma Rp 800 ribu, gaji saya Rp 1 juta. Itu tidak cukup untuk biaya terapi seminggu 3 kali. Kasihan bapak saya udah ga kuat jalan,” ujarnya seraya tercekat.
Untuk biaya pengobatan, keluarganya telah menggadaikan perhiasan emas dan rumah. “Jadi saya kepepet, ingin bapak sembuh. Sudah tidak ada modal lagi untuk berobat. Makanya berinisiatif jual ginjal,” pungkas Fahmi.
Fahmi mengaku belum berupaya mendatangi Dinas Kesehatan setempat karena khawatir dengan respon dingin yang mungkin akan ia terima. “Saya takut tidak dianggap, tidak dilayani, atau lambat. Kalau bapak saya keburu meninggal bagimana?” kata Fahmi. Ia pun sudah siap menanggung segala akibat, baik kesehatan maupun sanksi hukum dari perbuatannya yang menjual ginjal.
Menurut Fahmi, ia tahu harga pasaran ginjal karena sebelumnya pernah sekolah di SMK Kesehatan di Bandung dan bekerja sebagai asisten dokter di sebuah klinik. “Dari situ saya coba posting di Kaskus. Kalau serius ada yang mau beli, yah akan saya kasih,” tukasnya.
Namun, ternyata tindakannya ini tidak diketahui orangtuanya. Setelah terkuak di media, ibunya marah dan tidak setuju jika Fahmi menjual organnya. Akhirnya, dia menghapus tawarannya menjual ginjal di Kaskus. “Kemarin sempat ada beritanya di TV. Ibu marah karena hal itu memalukan keluarga. Katanya walaupun kami miskin tidak boleh menjual organ tubuh. Jadi kemarin sudah saya hapus,” katanya.
Sementara tetangga Fahmi, Hendi (32), membenarkan kalau Fahmi kesulitan biaya pengobatan ayahnya hingga harus menjual ginjal. Menurutnya hal itu bisa dilakukan kalau orang merasa terpojok. “Saya baru tahu tadi pagi. Memang dia butuh biaya. Kalau kepepet mau gimana lagi,” paparnya.
Sungguh Ironis, berapa besar pun anggaran kesehatan untuk rakyat tidak akan pernah cukup jika uang rakyat terus dijarah pejabat korup. Harus berapa banyak lagi jatuh korban, rakyat miskin yang tak mampu membayar biaya pengobatan harus tergeletak tak berdaya. Seandainya pejabat kita punya hati mulia seperti Fahmi, tentu tak akan tega mencuri uang rakyat demi kepentingan pribadinya. INDONESIA Kaya Raya dan Makmur, Tapi RAKYATNYA Banyak yang LAPAR & MENDERITA. Tragis!.. [KbrNet/Slm]