GuidePedia

[imagetag]
  TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergunjingan mengenai pembocoran surat perintah dimulainya penyidikan (Sprindik) atas nama tersangka Anas Urbaningrum, masih terus bergulir.

Satu blogger menggunakan akun Pradhabasu Bhayangkara pada Kompasiana mengungkapkan, sosok pembocor dokumen merupakan orang-orang lingkaran Istana.

Dia menyebut orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, karib dengan menteri dan digaji dari uang negara. Namun, pihak tertuduh membantahnya.

"Menurut hemat para pemirsa dunia wayang, ini adalah bagian dari skenario besar melengserkan Anas Urbaningrum. Ini bagian sistematisnya. Mendayaupayakan aspek legalitas agar dapat membuat jatuh Anas," tulis Pradha.

Dan yang menarik, katanya, penyebaran illegal sprindik KPK murni kejahatan hukum.

"Ini adalah tindakan pembocoran dokumen dan arsip rahasia negara. Hukumannya berat. Mari kita telusuri dari para aktornya. Aktor utama penyebar sprindik ini adalah Imelda Sari. Siapa itu? Imelda Sari adalah mantan eks reporter di SCTV," tuturnya.

Menurut Pradha, kehebatan Imelda sehingga dapat membobol dokumen rahasia negara dan menyebarkannya secara ilegal di media, karena dia memiliki jaringan kuat di kalangan elite.

"Ini lembaga sekelas KPK, siapa lagi yang bisa intervensi kalau bukan dari pemerintah? Imelda Sari adalah asisten Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi. Siapa bosnya? Heru Lelono," kata Prada, sembari menyebut Imelda dibantu WT, seorang staf khusus menteri.

Imelda dan WT disebut sebagai pejabat tingkat eselon I. Keduanya digaji per bulan di bawah koordinasi Kantor Mensesneg.

"Nah ketemu, ujung-ujungnya orang dekat SBY lagi," ucapnya.

Namun, informasi itu dibantah Imelda Sari. Saat berbincang dengan Tribunnews.com, Selasa (12/2/2013) sore, Imelda berdalih bukan dirinya sang pembocor informasi mengenai Anas tersangka.

Awalnya, dia hanya meneruskan pesan melalui akun Twitter Dewi, seorang wartawati media cetak di Jakarta.

di Twitter Dewi tertulis, Anas dijadikan KPK sebagai tersangka berdasarkan berita salah satu media online dari televisi.

"Saya di sana hanya me-retwett berita itu, namun yang berkembang sekarang, saya dianggap yang membocorkan, logikanya di mana?" ujar Imelda melalui saluran telepon.

Imelda menduga ada pihak-pihak yang coba mendiskreditkannya, karena dekat dengan lingkaran Istana.

"Saya menduga ada yang memelintir, memojokkan aku, menyerang aku sebagai orang yang memobocorkan Sprindik KPK terhadap Anas. Kalau mereka mau mencari kebenaran siapa yang membocorkan, ya tanya dong wartawan yang bikin beritanya. Lagian, saat ini kan KPK masih menyelidiki siapa pihak yang membocorkan Sprindik tersebut," beber Imelda.

Imelda pun sedang mencari tahu, siapa yang memberi pesan BlackBerry palsu, yang isinya seakan-akan Imelda lah orang yang menyebarkan Sprindik KPK tentang penetapan Anas menjadi tersangka.

"Siapa yang memberi sesuatu yang bohong itu, dan kok dijadikan sumber berita oleh wartawan?" tanya Imelda.

Kendati demikian, mantan produser salah satu stasiun televisi swasta, mengaku tidak akan memberikan klarifikasi kepada KPK.

"Biarin aja dulu, KPK kan sedang cari bocornya di mana," cetusnya.

Imelda merasa keberatan dipersalahkan, seolah-olah menerima sesuatu yang tidak ia lakukan.

"Saya akan mencari sampai mendapatkan suatu kebenaran. Kita lihat saja nanti. Memang ada yang menyerang saya, termasuk melalui Twitter. Saya mengira, mungkin karena saya perempuan, saya dihantami," paparnya sambil mempersilakan semua orang melihat percakapan pada akun Twitter-nya. (*)

Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Beli yuk ?

 
Top