GuidePedia



Chris Gall Jika kiamat dimaknai sebagai kehancuran Bumi semata, maka manusia sebenarnya bisa menyelamatkan diri.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kiamat oleh beberapa kalangan diprediksikan akan terjadi pada Jumat (21/12/2012) nanti. Jika kiamat terjadi saat itu, kemungkinan besar spesies manusia memang akan punah. Namun, jika kiamat terjadi kali lain, mampukah spesies manusia menyelamatkan diri?

Salah satu teori kepunahan massal di Bumi yang dikenal dalam ilmu pengetahuan adalah berubahnya Matahari menjadi bintang raksasa merah karena menua dan kehabisan energi. Peristiwa tersebut akan terjadi sekitar 5 miliar tahun kemudian.

Jika kiamat yang dimaksud adalah apa yang akan terjadi saat Matahari menua, maka kesempatan manusia untuk menyelamatkan diri, menurut dosen kosmologi Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W Premadi, "Mungkin saja. Ini bukan sesuatu yang sangat mustahil".

Nana mengatakan, "Jika kita berbicara hal ini, maka terkait dengan bagaimana manusia sebagai makhluk berakal mengupayakan diri untuk membuat teknologi. Kita bisa saja mengembangkan pesawat ulang alik untuk terbang ke planet lain atau bulan planet di Tata Surya."

Kemungkinan manusia untuk menyelamatkan diri di masa itu boleh jadi sangat besar. Kini, manusia sudah bisa mengembangkan pesawat ke luar angkasa. Antara tahun 2025-2030, telah ada target untuk mendarat di Mars. Lima miliar tahun mendatang, terbang ke planet lain bisa jadi dianggap mudah.

Tujuan eksodus
Melarikan diri dari kiamat mungkin terdengar futuristik dan sangat mustahil. Namun, tanpa sadar manusia telah mengembangkan teknologi untuk mengupayakannya. Manusia juga sudah punya pengetahuan untuk menetapkan tujuan pelarian.

Salah satu tempat yang bisa dituju adalah Mars, planet "favorit" manusia saat ini. Christopher McKay, peneliti dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA mengatakan bahwa manusia bisa mengatasi kendala lingkungan Mars dan hidup nyaman selama 4,5 miliar tahun tambahan.

McKay seperti diberitakan Discover Magazine, 28 Februari 2012, mengatakan, manusia bisa memproduksi gas rumah kaca di Mars, menghangatkan iklim Mars hingga air di planet itu mencair dan atmosfernya lebih mendukung.

Jika Mars sudah tak mendukung, manusia bisa pergi ke bulan Jupiter, Europa. Saat Europa tak lagi mendukung, bulan Saturnus, Titan, bisa menjadi tujuan selanjutnya. Setidaknya, manusia bisa tinggal di Tata Surya sebelum bintang raksasa merah berubah menjadi katai coklat.

Selain planet-planet di Tata Surya, manusia juga bisa menuju planet lain di Galaksi Bimasakti. Salah satunya adalah planet di bintang Proxima Centauri. Bintang itu merupakan katai merah yang bisa berumur 4 triliun tahun dan berjarak 4,2 tahun cahaya dari Bumi.

Saat ini memang belum dikonfirmasi adanya planet yang mendukung kehidupan di sekitar Proxima Centauri. Namun, katai merah adalah bintang yang umum di Bimasakti. Jika Proxima Centauri memang tak menyediakan planet layak huni, masih banyak pilihan lain.

Astronom memprediksikan, semesta akan "mati" 100 triliun tahun kemudian. Saat itu, semesta menjadi sangat gelap dan dingin. Namun, dalam kondisi semesta tersebut, manusia masih mampu mengupayakan kehidupan.

Perkembangan terbaru dalam kosmologi menunjukkan, semesta tidak cuma satu, diperkirakan bisa mencapai 10.500. Manusia bisa menuju semesta lain melewati wormhole, semacam gerbang ke semesta lain.

Kiamat 2012 dan Ketakutan terhadap Kematian
AP Photo/Ramon Espinosa

Orang-orang mengangkat tangan dalam upacara bersama pemimpin spiritual Maya, Kamis (6/12), di Bacuranao, Kuba. Ribuan orang di berbagai wilayah dunia meyakini dan bersiap menghadapi hari kiamat saat berakhirnya kalender Perhitungan Panjang Maya, 21 Desember mendatang. Sebaliknya, di pusat kebudayaan Maya di Meksiko, tak seorang pun bersiap menghadapi hari akhir. Mereka kini kebanjiran pengunjung spiritual.

Warga China Ciptakan Bola Raksasa Hadapi Kiamat

Sky News Seorang warga China, Liu Qiyuan menciptakan bola raksasa untuk menghadapi isu kiamat pekan depan. Dia mengklaim bola raksasa itu bisa dimasuki 14-30 orang dan tahan hantaman gelombang setinggi 1.000 meter.

Hadapi Kiamat, Pria China Bangun "Perahu Nuh"


Huffington Post Inilah Bahtera Nuh yang sedang dikerjakan Lu Zhenghai asal China. Pria ini sudah menghabiskan Rp 1,5 miliar untuk membangun perahu yang disiapkannya untuk menghadapi kiamat.

Siap-siap... Bunker-bunker Perlindungan Hadapi "Kiamat"!


Daily Mail Memang, meskipun interior di beberapa tempat perlindungan tersebut terlihat buruk dan suram, bunker-bunker itu terlihat punya daya tawar yang tinggi jika prediksi tersebut benar.

Big Crunch, Saat "Kiamat" Semesta Sangat Mampat


Berdasarkan teori Big Crunch, semesta akan mengembang sebagai konsekuensi dari Big Bang. Namun, pengembangan tak akan terus-menerus terjadi. Pada suatu titik, semesta akan berhenti mengembang dan menyusut. Semua akan ditarik hingga hanya tersisa lubang hitam terbesar.

Kalau artikel diatas bermanfaat, lebih baik anda berlangganan di bawah ini :




Beli yuk ?

 
Top