Murid sekolah dasar di Armenia tak hanya mempelajari mata pelajaran biasa, tetapi juga catur. Catur diajarkan sebagai mata pelajaran khusus selama dua jam setiap minggu.
Berdasarkan keterangan menteri pendidikan Armenia pada Associated Foreign Press, seperti dilansir oleh Guardian.co.uk, mata pelajaran catur dapat memberikan landasan yang kuat bagi masyarakat Armenia untuk terus menjadi negara adidaya dalam bidang catur. Karena seperti telah diketahui bahwa gelar pecatur terbaik di dunia saat ini ada di tangan Armenia.
Tak hanya Armenia, langkah menjadikan catur sebagai salah satu mata pelajaran khusus juga dilakukan oleh pemerintah India, Turki, dan Norwegia. Mereka berusaha mencari keuntungan lain dengan mengajarkan anak-anak catur secara intensif. Seperti yang dikemukakan oleh penelitian di Quad Cities Chess Club di Amerika Serikat, bahwa catur dapat meningkatkan kemampuan mental anak dalam belajar di sekolah.
Senada dengan itu, Malcolm Pein, salah seorang master dan jurnalis catur, ingin agar catur kembali berkembang di Inggris. Karena baginya catur adalah aktivitas yang tidak membutuhkan banyak biaya untuk peralatan, tidak melihat ras, umur, atau gender, serta telah dimainkan oleh 500 orang di 167 negara. Baginya, catur hanya dapat disaingi oleh sepak bola.
Dua tahun yang lalu Pein mendirikan organisasi yang berusaha mengenalkan kembali catur untuk anak-anak di Inggris. Program organisasi ini melibatkan 60 sekolah dasar dan 6.000 murid di Inggris. Tujuan mereka adalah dapat kembali menjadikan catur sebagai mata pelajaran sekolah pada 17.000 sekolah dasar, dan dapat dimainkan oleh lebih dari satu juta anak pada 2015.
Sebenarnya catur memang telah diajarkan di sekolah dasar di Inggris, namun sejak tahun 1980-an, mata pelajaran catur ini dihapus karena adanya penyempitan kurikulum. Namun Pein berharap langkah yang dilakukannya saat ini belum terlambat untuk membuat catur kembali berjaya di Inggris. Hampir setiap sekolah di Inggris memiliki klub catur sebagai ekstrakulikuler, jadi menurutnya tak akan sulit untuk menjadikannya mata pelajaran khusus.