Domba emas
Domba emas adalah anak dari Poseidon dan Theofane dari Trakia.
Karena kecantikan Theofane, banyak lelaki yang meminatinya, termasuk sang dewa laut Poseidon. Poseidon membawanya ke pulau Krumissa namun para peminatnya juga mengikutinya. Poseidon mencoba menyembuyikannya dengan mengubahnya menjadi domba betina dan mengubah para penduduk pulau menjadi domba. Tetapi para pelamar malah mulai memakan domba-domba di sana sampai akhirnya para dewa mengubah para pelamar itu menjadi serigala.
Poseidon lalu berubah menjadi domba jantan dan bersetubuh dengan Theofane sampai Theofane melahirkan seekor domba berbulu emas. Domba ini bisa terbang dan berbicara bahasa manusia.
Domba emas dikirim untuk menyelamatkan Friksos dan saudarinya Helle yang hendak dikorbankan. Friksos dan Helle melompat pada domba emas yang langsung membawa mereka terbang, sayangnya Helle terjatuh ke laut, yang kelak disebut Laut Helle. Sementara Friksos berhasil sampai di Kolkhis. Di sana Friksos dirawat oleh Aietes raja Kolkhis, Friksos bahkan dinikahkan dengan putri Aietes. Sebagai balasannya, Friksos memberikan bulu domba emas pada Aietes, yang menggantungnya di sebuah pohon. Kelak, Iason dan para Argonaut melakukan petualangan untuk mendapatkan bulu domba emas itu.
Domba emas ini juga ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang Aries.
Elang emas raksasa.
Zeus menggunakan Elangnya untuk mencuri sandal Afrodit dan memberikannya pada Hermes. Ketika Afrodit meminta sandalnya dikembalikan, Hermes bersedia asalkan Afrodit mau tidur dengannya.
Di Dardania, Elang Zeus bertugas membawa pangeran Ganimede untuk dijadikan sebagai kekasih Zeus dan pembawa minum para dewa
.
Elang Zeus juga ikut membantu Psikhe dalam melaksanakan tugas dari Afrodit. Elang Zeus mengambilkan air dari sungai Stix untuk Psikhe.
Elang Zeus juga ikut membantu Psikhe dalam melaksanakan tugas dari Afrodit. Elang Zeus mengambilkan air dari sungai Stix untuk Psikhe.
Biasanya, Zeus mengirimkan elangnya pada orang-orang yang taat kepadanya sebagai pertanda baik. Herakles bedoa pada Zeus supaya temannya, Telamon, menjadi ayah dari pahlawan besar. Zeus pun menjawab doanya dengan mengirimkan elangnya yang terbang di atas Herakles dan Telamon. Telamon pada akhirnya menjadi ayah dari sang pahlwan Aias, yang dinamai dari kata aietos (elang). Agamemnon juga pernah berdoa pada Zeus supaya pasukannya bisa mengalahkan Troya, dan Zeus memberikan pertanda dengan mengirimkan elangnya.
Elang ini kemudian oleh Zeus ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang Aquila.
Lailaps
Lailaps adalah anjing ajaib yang ditakdirkan untuk tak pernah gagal menangkap buruannya. Lailaps diberikan oleh Zeus pada Europa di Kreta, lalu melalui raja Minos anjing ini diberikan pada Kefalo dan Prokris di kota Athena.
Suatu ketika kota Thebes diteror oleh serangan Rubah Teumessia, dan Amfitrion ditugaskan utnuk menghentikan rubah itu. Amfitrion kemudian meminjam Lailaps dari Kefalos dan menyuruh Lailaps untuk menangkap rubah itu. Namun Rubah Teumessia adalah hewan yang ditakdirkan untuk tak pernah bisa ditangkap. Sehingga terjadilah suatu paradoks ketika seekor anjing yang tak pernah gagal menangkap targetnya harus memburu seekor rubah yang tak pernah bisa ditangkap. Menghadapi dilema ini, Zeus akhirnya mengubah kedua hewan itu menjadi batu, dan mencitrakan Lailaps di angkasa sebagai rasi bintang Canis Mayor.
Rusa Kerinitia
Rusa Kerinitia adalah rusa pemberian Taygete untuk dewi Artemis. Rusa ini hidup di hutan Kerinitia. Rusa ini memiliki tanduk emas dan kuku perunggu serta mampu berlari sangat cepat.
Tugas ketiga Herakles adalah menangkap Rusa Kerinitia. Herakles sempat kesulitan dalam menangkapnya. Akhirnya setelah berusaha selama setahun lebih, Herakles berhasil memanah kuku rusa itu tanpa membunuhnya.
Ketika Herakles hendak membawa Rusa Kerinitia pada Euristheus, Artemis memergokinya dan sempat marah karena Herakles telah lancang mengganggu hewan miliknya. Herakles lalu menjelaskan bahwa itu adalah tugasnya dan bahwa dia berjanji untuk tidak melukai Rusa Kerinitia. Artemis pun mengizinkan Herakles membawa rusa itu.
Banteng Kreta
Minos, raja Kreta berdoa kepada Poseidon agar mengirimkannya seekor banteng sehingga dia bisa mempersembahkan banteng tersebut untuk Poseidon. Poseidon menjawab doanya dan mengirimkannya seekor banteng putih yang indah. Banteng itu juga bisa berjalan di atas air. Namun Minos melanggar janjinya dan menolak mengorbankan banteng tersebut.
Poseidon menghukum Minos dengan menjadikan istri Minos, Pasifae, jatuh cinta pada banteng itu. Pasifae lalu menyuruh Daidalos untuk membuatkannya sebuah tiruan banteng betina. Pasifae masuk ke dalam replika itu dan bercinta dengan sang banteng. Dari hubungan itu, Pasifae melahirkan Minotaur, makhluk bertubuh manusia dan berkepala banteng.
Suatu hari Herakles datang ke Kreta dengan tujuan untuk menangkap banteng itu sesuai dengan tugas ketujuhnya. Minos, yang merasa malu atas insiden istrinya dan banteng itu, dengan sukarela menyerahkan Banteng Kreta pada Herakles. Herakles lalu menghadapi Banteng Kreta dan menangkapnya dengan cara memegang kuat-kuat tanduk sang banteng. Setelah berhasil menangkapanya, Herakles membawanya ke daratan Yunani dengan menungganginya menyeberangi lautan,
Setelah tugasnya selesai, Herakles melepas Banteng Kreta, yang pergi ke daerah Marathon dan mengamuk di sana sehingga banteng itu mendapat nama baru, Banteng Marathon.
Aigeus, raja Athena, mengirim Androgeus, putra Minos, untuk menangkap Banteng Marathon, yang berujung pada kematian Androgeus. Minos marah dan menyerang Athena.
Banteng Marathon sendiri pada akhirnya dibunuh oleh Theseus, raja Athena berikutnya yang juga membunuh Minotaur, anak Banteng Marathon.
Babi Erimanthos
Babi Erimanthos adalah babi hutan raksasa yang meneror daerah pertanian di Psofis, Arkadia barat.
Tugas keempat Herakles adalah menangkap babi ini. Setelah mengejarnya sampai daerah bersalju di Gunung Erimanthos, Herakles akhirnya berhasil menangkapnya lalu membewanya pada Euristheus. Ketika melihat Babi Erimanthos, Eristheus ketakutan dan bersembunyi di dalam tong. Euristheus kemudian menyuruh Herakles untuk membawa pergi babi itu.
Babi Kalidon
Raja Oineus selalu melakukan ritual tahunan dengan memberikan persembahan pada semua dewa. Namun suatu ketika dia tidak memberi persembahan pada Artemis sehingga sang dewi menjadi marah dan menghukum Oineus dengan mengirimkan babi hutan raksasa ke Kalidon. Babi ini meneyrang penduduk dan merusakkan daerah pertanian. Untuk menghentikan babi itu, Oineus memanggil para pahlawan dari seluruh Yunani untuk ikut serta dalam Perburuan Babi Kalidon. Perburuan itu diikuti oleh banyak pahlawan. Babi Kalidon pertama kali dilukai oleh pahlawan wanita Atalanta sebelum akhirnya dibunuh oleh Meleagros putra Oineus. Bahkan setelah mati, kulit babi itu menjadi penyebab konflik dalam keluarga Meleagros
Dalam Perang Argos-Thebes, Tideus, sang pangeran terbuang dari Kalidon, membawa perisai bergambar Babi Kalidon,
Babi Krommion
Babi Krommion adalah anak dari Typhon dan Ekhidna. Hewan ini merupakan babi betina raksasa yang dimiliki oleh perempuan tua bernama Faia.
Babi ini mengamuk dan menyerang penduduk di daerah Krommion, Isthmus. Babi Krommion dan pemiliknya akhirnya dibunuh oleh Theseus yang sedang melakukan perjalanan ke Athena dan lewat di sana.
Burung Stimfalia
Burung Stimfalia adalah burung-burung memiliki bulu dan paruh perunggu, selain itu kotoran mereka juga beracun. Mereka tinggal di danau Stimfalia di Arkadia.
Tugas keenam Herakles adalah mengusir burung-burung ini. Dengan lonceng perunggu pemberian Athena, Herakles membuat burung-burung tu berterbangan, lalu Herakles memanah burung-burung itu dengan panahnya.
Setelah diusir, Burung Stimfalia kabur ke Rodos. Para Argonaut pernah bentrok dengan burung-burung ini. Burung Stimfalia menjatuhkan bulu-bulu perunggu mereka dan membunuh satu Argonaut, yang kepalanya terkena bulu itu, sementara seorang lainnya terluka.
Para Argonaut langsung melindungi kepala mereka dengan perisai. Dua prajurit Arkadia mengingat bagaimana Herakles mengusir burung Stimfalia dengan lonceng, jadi para Argonaut memukulkan pedang mereka pada perisai sambil berteriak keras. Mendengar suara-suara itu, burung-burung Stimfalia pun langsung terbang pergi
Elang Kaukasus
Ketika Prometehus mencuri api para dewa, Zeus menghukumnya dengan merantainya di puncak Gunung Kaukasus dan menyiksanya dengan Elang Kaukasus. Elang ini datang setiap hari dan memakan hati Prometheus, dan pada malam harinya hatinya tumbuh lagi. Esok hari, elang ini akan datang lagi dan memakan lagi ahti Prometheus, dan begitulah seterusnya.
Elang Kaukasus mati dibunuh dengan panah oleh Herakles, yang juga melepaskan Prometheus dari ikatannya.
Karnikos
Karnikos adalah seekor kepiting raksasa yang diperintahkan oleh Hera untuk menyerang Herakles ketika sang pahlawan sedang melawan Hidra di rawa Lerna. Herakles pada akhirnya membunuh kepiting ini. Untuk menghargai jasanya, Hera menempatkan Karnikos di langit sebagai rasi bintang Cancer.
Rubah Teumessia
Rubah Teumessia adalah rubah raksasa yang dikirim oleh para dewa utnuk menyerang kota Thebes karena kejahatan kota tersebut. Rubah ini ditakdirkan utnuk tak pernah bisa ditangkap.
Kreon, raja Thebes, menyuruh Amfitrion untuk menghentikan rubah itu. Tugas itu sepertinya mustahil namun Amfitrion akhirnya menemukan cara untuk melakukannya. Amfitrion meminjam Lailaps dari Kefalos dan menyuruh anjing itu untuk menangkap Rubah Teuemssia. Lailaps adalah seekor anjing yang ditakdirkan untuk tak pernah gagal menangkap buruannya. Maka terjadilah suatu paradoks ketika seekor anjing yang tak pernah gagal menangkap targetnya harus memburu seekor rubah yang tak pernah bisa ditangkap. Menghadapi dilema ini, Zeus akhirnya mengubah kedua hewan itu menjadi batu, dan mencitrakan Rubah Teumessia di angkasa sebagai rasi bintang Canis Minor.
Singa Nemea
Singa Nemea adalah singa besar yang tinggal di daerah Nemea, Argolis. Kulitnya sangat kuat dan tidak dapat ditembus oleh senjata apapun
Tugas pertama Herakles adalah membunuh singa ini. Herakles mendatangi gua persembunyian singa Nemea dan bertarung dengan sang singa. Herakles berhasil membunuhnya dengan cara mencekiknya sampai mati. Setelah membunuhnya, Herakles mengunakan kulit singa itu sebagai jubah pelindung dalam petualangan-petualangannya berikutnya. Sementara sang singa sendiri oleh Hera ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang Leo.
Skorpios
Orion berani menyombongkan diri bahwa dia mampu membunuh semua hewan di bumi. Untuk menghukum kelancangannya itu, Gaia mengirim Skorpios, seekor kalajengking raksasa. Skorpios pun berhasil membunuh Orion. Para dewa lalu meletakkan Orion dan Skorpios di langit sebagai rasi bintang Orion dan Scorpio.