Meskipun foto ini memperlihatkan menara pengawas kecil dari kapal selam pantai tipe II, tapi setidaknya kita bisa membayangkan bagaimana rentannya kondisi saat tugas jaga pengawasan sedang berlangsung, terutama saat cuaca sedang tidak bersahabat ketika ombak besar membuat air laut secara terus-menerus menyiram bagian atas menara. Kapal selam yang berukuran lebih besar tentu saja mempunyai menara yang lebih lega pula, hanya saja ukuran menaranya sendiri tidak jauh lebih tinggi dari tipe terdahulu.
Minimnya kelepak di kerah orang yang sedang bersandar di pintu lubang palka mengindikasikan bahwa dia adalah petugas bagian mesin. Lubang palka anti-tekanan yang menjadi pintu masuk bagian dalam U-boat berada hampir satu meter di bawahnya, dan ketinggian serendah ini sengaja diciptakan demi mencegah orang terluka serius saat jatuh dari lubang pembuka di dek atas. Saat berada di lautan, hanya lubang palka menara pengawas yang digunakan sebagai sarana keluar-masuk, tapi ketika sedang bersandar di pelabuhan maka lebih nyaman menggunakan pintu masuk bagian bawah. Pepohonan di latar belakang serta hadirnya orang sipil di atas menara mengindikasikan bahwa foto ini diambil dekat dengan pelabuhan
Foto ini memperlihatkan kapal selam pantai kecil dari tipe II. Lubang palka menara utama bisa kita lihat dalam keadaan terbuka persis di belakang kabel penyangga periskop yang membentang di antara dua orang yang ada dalam foto ini. Pelaut yang sedang berdiri di dek atas terlihat sedang membuka palka yang mengarah ke dapur. Ini adalah tempat keluar/masuk utama bila U-boat sedang bersandar di pelabuhan, dan menjadi sumber gerutuan utama koki masak kapal! Di latar depan adalah pelampung berwarna merah-putih dengan lampu di atasnya. Pelampung penyelamat ini akan dilepaskan dari kapal selam hanya dalam keadaan darurat. Benda yang mencolok mata tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam kontainer dengan penutup geser sehingga tidak terlalu mengganggu orang-orang yang sedang beraktifitas di dek. Di akhir perang benda semacam ini menjadi suatu ‘kemewahan’ dan beberapa U-boat berlayar ke lautan tanpa dilengkapi olehnya
Sumber :
Buku "Wolfpacks At War: The U-Boat Experience In WWII" karya Jak Mallmann Showell