Sejumlah pejabat merespons terkejut ketika Kejaksaan Agung mengumumkan ada seorang pegawai unit Pajak Setiabudi terindikasi mirip dengan Gayus Tambunan. Orang itu berinisial DW, pria yang yang diduga memiliki rekening gendut PNS yang sangat tidak wajar.
DW diketahui memiliki rekening hingga mencapai miliaran rupiah di sejumlah bank. Dia juga diketahui memiliki barang berharga berupa emas, dokumen sertifikat kepemilikan tanah, dan mobil mewah. Tim penyidik Kejagung juga diduga telah menyita safe depositbox di Bank Mandiri, uang tunai USD23 ribu, uang tunai Rp10 juta serta pecahan mata uang Irak 25 ribu sebanyak 39 lembar.
Respons yang paling tegas terlihat dari Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Dia langsung meminta pegawai Unit Kantor Pelayanan Pajak Daerah Setiabudi itu dipecat. Respons yang dikeluarkan Fauzi Bowo ternyata belum bisa gayung bersambut. DW belum bisa langsung dipecat, karena terkendala surat pemberitahuan dari Kejaksaan Agung mengenai penetapan DW sebagai tersangka.
Tapi, lucunya, pengungkapan kasus DW seolah yang pertama terjadi di kantor pajak. Padahal, publik masih belum lupa dibuat terperangah ketika pegawai Ditjen Pajak, Gayus Halomoan Tambunan, juga memiliki rekening gendut. Bahkan, sejumlah kabar menyebut, kasus yang menimpa DW juga merupakan lanjutan dari cerita Gayus Tambunan. Tak lain, karena bisa jadi Gayus menjadi "teman sepermainan" DW dalam membocorkan pendapatan pajak negara.
Semua sontak berpura-pura terkejut dengan permainan yang dilakukan DW. Padahal, semua orang kini tahu kalau DW hanya berpangkat PNS golongan III/C. Kalau golongan itu saja sudah memiliki rekening gendut, apalagi yang lebih tinggi, layak diperiksa PPATK rasanya.
Orang juga sudah tidak lagi bodoh dengan terkuaknya kasus Gayus membuat pandangan orang awam terhadap kantor pajak menjadi sedikit sinis. Buat apa bayar pajak kalau akhirnya dikorupsi, begitu celetuk sejumlah orang yang menggerutu ketika ditagih SPT Pajak.
Pemerintah dan penegak hukum rasanya perlu serius menyoroti bidang ini mengingat korupsi pajak yang sudah berani dilakukan pegawai yang masih berpangkat rendah. Jangan sampai ada lagi lanjutan setelah Gayus dan DW.
Post a Comment Blogger Facebook