Dua anggota perguruan bela diri Kera Sakti tewas mengenaskan dan seorang lainnya kritis saat mengikuti latihan kekebalan tubuh dengan digilas kendaraan roda dua, roda empat serta mengkonsumsi racun tikus. Aksi maut ini dilakukan saat anggota perguruan kera sakti mengikuti ujian kenaikan tingkat di terminal bus antar kota Noelbaki, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Aparat kepolisian telah menetapkan dua pimpinan perguruan kera sakti sebagai tersangka dengan barang bukti sebuah kendaraan, racun tikus dan sejumlah kendaraan roda dua. Kasat Reskrim Polres Kupang, Ajun Komisais Polisi Yohanes Kristian Tanau yang dihubungi di Kupang, Selasa 21 Februari 2012 mengatakan, sebagian besar anggota perguruan adalah warga keturunan Timor Timur yang menetap di lokasi transmigrasi lokal Noelbaki, Tuapukan, Manusak dan Tuapukan.
Para saksi mata mengatakan, awalnya, anggota perguruan menguji tingkat kekebalan mereka dengan mengkonsumsi racun tikus. Aksi ini dinilai sukses, karena tidak ada anggota perguruan yang mengeluh sakit. "Atraksi berikutnya, tiga anggota perguruan tidur di aspal dan beberapa kendaraan roda dua menggilas tubuh mereka berulang kali. Aksi ini pun sukses karena ketiga anggota perguruan tersebut tidak mengalami luka lecet maupun luka serius," kata Alberto Amaral (24), salah satu anggota perguruan.
Menurutnya, ketiga anggota yang berperan sebagai asisten pelatih tersebut merasa ilmu kekebalan tubuh mereka mampu menahan kendaraan roda empat, sehingga ketiganya melakuan aksi nekat dengan tidur diaspal dan digilas sebuah kendaraan pick up bermuatan puluhan orang. Ketiga asisten pelatih tersebut yakni Ebiridio Sarmento (20), Elder Cruz (21) dan Abilio Fretes (18).
"Para korban tidur dengan posisi telentang. Saat kendaraan melintasi tubuh mereka, ketiga korban sempat berteriak histeris. Ketika pertunjukan selesai, tubuh ketiga anggota perguruan tersebut dalam keadaan remuk," kata Alberto.
Ketiga korban dalam kondisi kritis dengan kepala, perut dan dada dalam keadaan remuk. Sebagian tulang mereka patah karena menahan beban yang mencapai puluhan ton. Satu korban yakni Ebiridio Sarmento tewas di tempat. Sedangkan Elder Cruz meninggal beberapa saat setelah dilarikan ke RSUD WZ Yohanes Kupang. Korban lainnya, Abilio Fretes masih kritis dan sementara menjalani perawatan di rumah sakit.
Menurut Kasat Reskrim Polres Kupang, Ajun Komisaris Polisi Yohanes Kristian Tanau, pihaknya sudah menahan dua tersangka yakni penangungjawab perguruan bela diri kera saksi, Egidius Sarmento dan Antonio Tinto. "Keduanya dinilai bertanggugjawab karena jabatan mereka sebagai penanggungjawab perguruan," kata Tanau. Saksi lainnya yang masih menjalani pemeriksan yakni Brendo, anggota perguruan yang mengemudikan kendaraan untuk menggilas para korban.
Post a Comment Blogger Facebook