Yah namanya ibu-ibu kemana-mana perginya selalu saja meluangkan waktu untuk belanja. Itu juga yang terjadi dengan ibu saya saat datang ke Jogja. Dengan dalih mencari oleh-oleh, ibu ngajak saya ke Malioboro. Bejibun kaos khas Jogja yang dijual di empera toko dibeli. Toko-toko batik di sepanjang jalan Malioboro dimasukin satu per satu. Emang gila ya kalo udah niat belanja, yang ngikutin kayak udah mau pingsan gini. Eh ternyata masih belum puas juga. Ibu ngajakin ke Pasar Beringharjo. Pasar ini merupakan pasar tradisional yang terletak hampir di ujung Jalan Malioboro. Pasar Beringharjo sekaligus menjadi pasar tradisional terbesar di Jogja.
Ada apa aja di dalam Pasar Beringharjo? Banyaaak.. Pasar Beringharjo terkenal dengan gudangnya batik di Jogja. Berbagai macam pakaian yang terbuat dari kain batik ada disini baik itu untuk pria maupun wanita. Memang sih pasar ini lebih mirip dengan pasar grosir, tapi kalau mau beli eceran juga bisa kok. Batik yang dijual juga nggak melulu Batik Jogja atau Solo. Batik Pekalongan malah banyak banget dijual disini. Orang-orang datang ke Pasar Beringharjo karena harganya terkenal murah. Harga murah atau nggak menurut saya sih tergantung pintar nggaknya menawar. Disini tidak ada harga yang pasti. Kalau Anda pandai menawar, bisa jadi Anda mendapat harga yang murah. Kalau saya orang yang paling males nawar tentu lebih enak kalau beli di toko atau butik yang ada di sepanjang Jalan Malioboro itu yang harganya sudah pasti. Kalau untuk tipikal emak-emak yang doyan ngeyel kayaknya cocok deh belanja disini. Hoho..
Selain batik, di Pasar Beringharjo juga ada department store yang menjual pakaian biasa terletak di lantai atas. Kalau mau belanja sayur-sayuran dan kebutuhan sehari-hari juga ada di bagian belakang. Butuh barang-barang antik, uang kuno, dan sejenisnya? Banyak juga loh yang jualan seperti itu disana. Pastinya Pasar Beringharjo ini cukup luas. Saya sebenarnya paling males ke pasar yang satu ini. Alasannya karena di dalamnya ya seperti pasar tradisional lainnya sumpek, padat, kalaupun mau jalan aja harus berdesak-desakan. Otomatis keringat mengucur deras. Sudah tau bakal seperti ini, saya dan ayah nggak ikut berdesak-desakan dengan ibu saya mencari batik. Biarlah ibu ditemani kakak perempuan saya. Sedangkan saya memilih makan dan nongkrong di food court yang terletak di lantai paling atas sambil nunggu ibu saya selesai belanja.
Setelah selesai belanja, ibu ngajakin saya silaturrahim ke tempat mbah yang juga jualan di Pasar Beringharjo. Lebih tepatnya adik perempuan dari kakek saya sih. Mbah ini nggak jualan batik, tapi jualan perkakas di pasar bagian belakang. Di usianya yang sudah lebih dari 80 tahun tapi mbah ini masih keliatan sehat dan segar. Beliau masih saja giat berjualan di pasar, berangkat pagi dan pulang sore. Apalagi rumahnya di Kronggahan (dekat Jombor) yang bisa dibilang lumayan jauh dari Pasar Beringharjo. Saya salut sama kegigihan mbah ini, padahal anak-anaknya sudah melarang mbah berjualan. Tapi namanya orang tua terkadang ada ngeyelnya juga. Karena bosan kalau hanya berdiam diri di rumah atau apalah, mbah tetap nekat berjualan. Kami nggak telalu lama di kios mbah, kami kemudian pamitan. Nah apakah sudah selesai acara belanjanya? Rasanya belum.. x_x
Lihat pasar yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook