Gangguan penciuman bisa mengakibatkan respons negatif lingkungan sekitar. Seperti pengalaman Kate Battersby yang pernah ditegur rekan kerjanya gara-gara parfumnya menebar aroma tidak sedap. Ia adalah satu dari 5.000 orang yang lahir dengan indra penciuman mati rasa atau anosmia.
“Jumlah penderita anosmia tidaklah akurat karena kebanyakan mereka menghindar dan menyembunyikannya,” kata spesialis indra penciuman, profesor Tim Jacob dari Universitas Cardiff, seperti dikutip Daily Mail.
Jacob mengatakan, mayoritas penderita anosmia bawaan juga kerap tidak menyadari bahwa mereka tidak memiliki kepekaan terhadap aroma hingga remaja. “Remaja tidak ingin menjadi orang ‘aneh’ dalam kelompoknya jadi mereka belajar mengenali bau yang baik dan buruk dari petunjuk orang lain,” katanya.
Sedihnya, masyarakat luas tidak pernah mendengar tentang anosmia bahkan mereka tidak menganggap penyakit ini ada. Kondisi ini diperparah dengan minimnya perhatian dari dunia medis. “Saya mendapat banyak surat dari mereka yang merasa kecewa terhadap kedokteran dan sangat mengharapkan jawaban atas masalah mereka,” kata profesor Jacob.
Indra penciuman bekerja melalui sel saraf yang terdapat pada bagian ujung hidung. Saraf ini mengirimkan sinyal melalui saraf penciuman ke korteks penciuman di otak. Pada penderita anosmia bawaan, indra penciuman tergganggu karena sarafnya tidak lengkap.
Sementara pada mereka yang kecelakaan, indra penciuman terganggu karena kerusakan saraf. “Kebanyakan saraf manusia tidak dapat beregenerasi. Jika sarafnya rusak atau putus maka habislah, walau penelitian terus berlanjut,” katanya.
Jacob menambahkan, penderita anosmia juga berpotensi terjangkit phantosmia, yang memungkinkan seseorang merasa mencium bau tertentu yang sebenarnya tidak ada. Data yang ia pegang, 17 persen pasien anosmia depresi karena kehilangan sensasi ketika makan.
Anosmia juga selalu dikaitkan dengan kehilangan libido walaupun penyebabnya masih belum jelas. “Banyak pria kehilangan setengah ketajaman penciuman mereka pada umur 80, sedangkan wanita dapat bertahan,” ujarnya.
Post a Comment Blogger Facebook