Bandung… Ibu kota Jawa Barat ini sedikit membuat kepala saya pusing karena sulitnya mencari penginapan murah. Penginapan murah sih ada dengan harga antara 80.000-150.000, tapi jumlahnya nggak banyak. Selain itu juga lokasinya terpencar-pencar cukup jauh. Perlu sedikit kesabaran untuk mencarinya. Sebaiknya kalau Anda berniat backpacking ke Bandung, survey dulu harga penginapan-penginapan yang ada sebelum berangkat biar nggak repot kayak saya ini. Kalau perlu booking saja terlebih dahulu jika harganya cocok. Jadi begitu sampai di Bandung langsung bisa check in dengan nyaman di penginapan.
Untung saja hari itu saya membawa netbook dan modem. Saya bisa kembali mencari daftar penginapan murah di Bandung. Segala macam kata kunci saya gunakan untuk mendapatkan informasi. Akhirnya setelah bersusah payah selama lebih dari satu jam berkutat dengan google, saya mendapatkan satu halaman web yang menawarkan penginapan dengan harga yang masih sangat masuk akal untuk para backpacker yaitu Dago Guest House. Kamar dengan kelas termurah adalah Standard Twin Non AC ditawarkan dengan harga 95.000 untuk hari itu juga dan 105.000 untuk keesokan harinya. Rupanya rate kamarnya berubah-ubah setiap harinya. Semakin mendekati weekend akan semakin mahal. Harganya juga sangat tergantung apakah high season atau low season. Nah harga ini berlaku untuk pemesanan secara online. Kalau datang langsung kesana, Anda nggak akan bisa mendapatkan harga semurah itu karena untuk kamar Standard Twin Non AC publish rate-nya adalah 225.000. Yup, bisa dua kali lipatnya! Nggak perlu pikir panjang dong, saya langsung booking online untuk dua malam dan melakukan pembayaran melalui mobile banking sebesar 200.000 (95.000+105.000). Beress!!
Lumayan lega juga sudah mendapatkan penginapan untuk dua malam. Paling nggak saya batal tidur di masjid atau SPBU. Haha.. Karena sudah sekitar jam 3 sore, saya langsung menuju ke Dago Guest House untuk check in. Alamat Dago Guest House sendiri ada di Jalan Bukit Dago Selatan 53B. Untuk kesana dari Bandara Hussein saya jalan kaki dulu ke jalan raya sejauh kurang lebih 300 meter, kemudian dilanjutkan naik angkot yang ke arah Dago dan turun sebelum Terminal Dago (terminal angkot). Jalan Bukit Dago Selatan ini agak masuk dari jalan raya. Untuk sampai di Dago Guest House kembali harus jalan kaki sejauh 300 meter. Alternative lain bisa menggunakan jasa ojek. Kalau bingung, coba tanyakan saja Dago Tea House. Biasanya banyak yang tahu dengan tempat ini. Antara Dago Guest House dan Dago Tea House hanya selemparan batu. Sama-sama terletak di area Taman Budaya Jawa Barat. Rupanya, Dago Guest House ini merupakan wisma yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Taman Budaya-Jawa Barat.
Jadi jangan bingung yah kalo bangunannya nggak menyerupai sebuah penginapan. Malah dari luar mirip sebuah kantor. Karena memang bagian depan digunakan sebagai kantor dan penginapan ada di bagian belakangnya. Saya aja sebelumya bingung kok sebelum diyakinkan oleh security Taman Budaya. Jadi kalau mau cari alamatnya atau mau bertanya, tanya saja Balai Pengelolaan Taman Budaya atau Dago Tea House. Kalau sudah ketemu baru deh tanya lokasi Dago Guest House. Lokasinya nyempil dan nggak ada tanda sama sekali.
Sampai di lokasi saya langsung masuk ke ruang resepsionis untuk check in. Setelah menunjukkan bukti pembayaran, saya langsung diantar oleh mas-mas resepsionis ke kamar saya. Meskipun harganya masih dikisaran 100.000 namun fasilitasnya tergolong lengkap loh. Bahkan menurut saya harga 100.000 itu terlalu murah. Gimana nggak? Kamarnya sangat rapi dan bersih. Dalam satu kamar terdapat dua tempat tidur berukuran kecil (single) plus kipas angin. Tentu bisa ditempati oleh dua orang. Selain itu ada kamar mandi dalam dengan shower dan air panas. Penting nih, daerah Dago kan agak sejuk-sejuk dingin gitu. Dalam kamar juga dilengkapi TV kabel lebih dari 60 channel baik lokal maupun mancanegara. Semakin komplit saat di depan kamar terdapat balkon untuk bersantai. Hmm.. Bener deh, nggak salah pilih penginapan nih.
Baru sebentar di dalam kamar dan belum sempat membereskan barang-barang saya, pintu kamar diketok. Rupanya mas resepsionis yang tadi. Haduuh, kenapa lagi nih.. Ternyata saya disuruh pindah kamar. Saya mengira kalau salah kamar dan dipindah ke kamar lain karena kamar yang ini terlalu bagus. Tapi dugaan saya keliru.. Saya malah diupgrade ke kamar Family Small yang notabene lebih luas dengan dua tempat tidur. Satu tempat tidur berukuran besar dan satunya lagi berukuran kecil. Kamar ini bisa ditempati oleh tiga orang (keluarga kecil). Yang lebih menyenangkan lagi kamar ini sudah dilengkapi dengan AC. Sementara fasilitas lainnya sih sama, kamar mandi dengan shower dan air panas, TV kabel, dan balkon yang lebih luas. Anda tahu berapa publish rate untuk tipe kamar ini? 394.000 rupiah! Ketika saya tanya kenapa kok di-upgrade? Si petugas cuma bilang bahwa bossnya yang menyuruh. Alasan pastinya sih nggak tahu ya. Yang jelas saya sedang beruntung setelah dipusingkan mencari penginapan tadi. Alhamdulillah..
Hal lain yang saya suka dari Dago Guest House adalah lokasinya yang sangat tenang. Apalagi di komplek penginapan yang sekaligus kantor Taman Budaya ini terdapat musholla. Nggak ribet-ribet lagi kalau mau shalat juga kan. Nah ada hal lain lagi yang menjadi nilai plus. Harga yang dibayarkan tadi sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Karena saya nggak sarapan, jadi saya minta gantinya untuk sahur saja. Pada hari pertama menu makan sahur saya adalah ayam goreng McD. Sedangkan malam kedua saya diberi makan sahur nasi goreng. Saya cuma berpikir, dengan harga yang saya bayar rata-rata 100.000 per malam saya mendapat fasilitas sebaik ini. Apa nggak rugi yah? Hehe..
Kesimpulannya, bisa dibilang saya sangat beruntung mendapat penginapan di Dago Guest House. Fasilitas yang diberikan rasanya sangat berlebihan dibanding dengan harganya yang saya bayarkan sebesar 200.000 untuk dua malam. Hotel atau penginapan mana coba yang memberikan fasilitas kamar luas (family small room) dengan balkon, AC, TV kabel, shower dan air panas, serta sarapan dengan harga 100.000 per malam? Rasanya sangaaaaat sulit mencarinya. Bagi Anda yang mau backpacking ke Bandung silahkan saja cek langsung ke website Dago Guest House Bandung. Mungkin harga yang Anda dapatkan bisa berbeda dengan yang saya dapatkan karena harga bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan waktu kedatangan Anda. Apakah Anda datang saat weekday atau weekend dan saat low season atau high season.
Oh ya, efeknya dapet penginapan bagus dan nyaman saya malah jadi males kemana-mana. Sore itu saya hanya beristirahat saja di penginapan. Mau ke kota males boo, Dago lumayan jauh dari pusat kota. Menjelang maghrib saya baru keluar ke Jalan Raya Dago mencari makanan untuk berbuka. Bahkan lumayan jauh juga jalan kaki sampai Simpang Dago. Harus diakui sih, makanan di Bandung enak-enak. Saya malah agak boros nih buat makan. Pengen coba makan ini, pengen coba itu. Ya tentu ada konsekuensinya, ono rego ono rupo. Meskipun nggak mahal-mahal banget juga. Selain itu juga ceweknya cantik-cantik *ups*. Setelah kenyang pulang lagi ke penginapan. Kali ini naik angkot karena kaki udah pegel. Hoho..
Lihat cewek Bandung yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook