GuidePedia

0
Menyeberangi Danau Toba

Matahari sudah semakin terik menyengat kulit. Saya bergegas meninggalkan Pelabuhan Tomok untuk kembali ke penginapan. Sampai di penginapan saya langsung berkemas membereskan barang-barang saya ke dalam tas. Saya akan segera meninggalkan Pulau Samosir untuk kembali ke daratan Sumatera. Sebenarnya ada keinginan berkeliling Pulau Samosir terlebih dahulu seperti ke Tuk Tuk atau Ambarita, tapi kok ya malah males. Mau sewa kereta (baca: sepeda motor) juga nanggung. Saya rasa baik Tuk Tuk maupun Ambarita tidak akan jauh berbeda dengan Tomok. Bisa jadi kedua tempat tersebut menjadi tujuan saya suatu saat nanti kalau Pulau Samosir lagi samaa….. *siapa coba?*

Setelah berkemas saya segera pamitan dengan pemilik penginapan sekaligus mengembalikan kunci kamar. Langsung deh saya berjalan lagi ke pelabuhan dengan santai. Sampai di Pelabuhan Tomok sudah ada kapal yang standby menunggu para penumpang. Tidak menunggu lama saya langsung naik ke atas kapal dan mencari posisi duduk di deck lantai dua. Kapal yang akan mengantar saya ke Pelabuhan Ajibata ini memang bukan kapal ferry, melainkan hanya sebuah kapal kayu yang terdiri dari dua lantai. Kapal kayu ini hanya menyeberangkan penumpang dan kendaraan roda dua saja. Kalau Anda membawa kendaraan roda empat berarti Anda harus naik kapal ferry yang berlabuh sebanyak lima kali dalam sehari.
Menyeberangi Danau Toba
Menyeberangi Danau Toba

Di atas kapal kayu ini tidak ubahnya seperti saat saya menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak atau sebaliknya, cukup banyak ibu-ibu yang menjajakan barang dagangannya. Kebanyakan mereka ini menjual makanan. Mulai dari nasi bungkus, roti, mangga, salak, dan lain sebagainya. Seandainya saya nggak puasa saya mau deh nyobain mangga yang kecil-kecil itu. Sayangnya saya sedang puasa, kalau mau bawa untuk berbuka pun agak merepotkan karena berat. Jadilah saya menolak berkali-kali tawaran dari para pedagang.

Tidak perlu menunggu lama akhirnya kapal sudah mulai bergerak meninggalkan dermaga. Ini berarti kapal sudah bersiap meninggalkan Pulau Samosir menuju Ajibata. Di atas kapal mulai terdengar suara musik yang diputar oleh crew sebagai hiburan bagi penumpang. Sayang saya tidak mendengar lagu-lagu batak sama sekali di kapal ini. Yang ada malah lagu-lagu barat dan lagu-lagu pop lokal. Padahal akan lebih seru kalau diputar lagu-lagu batak. Lebih terasa kalau lagi di Sumatera Utara. Hehe..

Menyeberangi Danau Toba

Sebagian penumpang di kapal sudah tertidur pulas. Saya sendiri malah asyik menikmati pemandangan sepanjang perjalanan dari deck atas. Pemandangan yang terlihat cukup menarik meskipun hanya berupa perbukitan-perbukitan tandus yang mengelilingi Danau Toba. Tidak ada goncangan ombak sama sekali loh selama penyeberangan. Bagi Anda yang tidak suka naik kapal dan takut mabuk laut Anda tidak perlu mengkhawatirkannya. Ombak begitu tenang menemani perjalanan Anda sampai di pelabuhan tujuan. Kalau masih mabuk juga sih kebangetan.. Hohoho..

Saat naik kapal kayu ini Anda tidak perlu bingung membeli tiket. Anda langsung naik saja ke atas kapal. Saat berada di tengah perjalanan akan ada crew kapal yang mendatangi Anda untuk menagih ongkos kapal. Ongkosnya bisa dibilang sangat murah untuk perjalanan selama satu jam, hanya 4.000 saja. Tidak ada perbedaan antara penduduk lokal dan turis, semuanya sama. Kalau Anda membayangkan, ini seperti kalau Anda sedang naik bus kota. Setelah naik setengah jalan baru ada kondektur yang meminta ongkos. Lucu juga sih..

Menyeberangi Danau Toba
Menyeberangi Danau Toba
Menyeberangi Danau Toba

Setelah hampir satu jam perjalanan, mulai terlihat daratan Sumatera yang bangunannya berjejer begitu rapat. Sepertinya itu adalah Parapat, tempat yang umum bagi turis untuk menikmati indahnya Danau Toba. Memang cukup banyak hotel-hotel yang ada di tepi Danau Toba di sisi Parapat baik yang murah-murah sampai yang berbintang. Mendekati pelabuhan Ajibata semakin terlihat tuh bangunan milik Danau Toba International Cottage yang sangat unik dan menarik, khas batak banget.. Di depan cottage juga banyak kapal-kapal yang sepertinya milik hotel ini untuk melayani tamunya yang ingin menyeberang ke Pulau Samosir. Kalau Anda cukup berkantong tebal bisa dicoba nih menginap di hotel-hotel mewah atau resort di Parapat. Kalau saya sih nanti kalau udah kerja dan gaji minimal udah $5.000 per bulan.. Preeett.. *nulis sambil tidur*

Hanya beberapa menit setelah melewati Danau Toba International Cottage, kapal kemudian segera merapat ke dermaga Pelabuhan Ajibata. Sudah banyak juga rupanya kapal-kapal lain baik yang baru datang maupun akan berlabuh ke Tomok. Para penumpang turun satu per satu termasuk saya. Di depan kapal sudah banyak calo, sopir, maupun kondektur bus yang menawarkan jasanya mengangkut Anda ke kota-kota lain seperti Pematang Siantar ataupun Medan. Nah sekarang enaknya kemana ya? Langsung balik ke Medan atau jalan-jalan dulu di sekitar Ajibata dan Parapat?


http://www.wijanarko.net/2011/10/satu-jam-menyeberangi-danau-toba-dari.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top