Pintu gerbang Taman Wisata Iman (TWI) sudah ada di depan mata saya. Gerbang di tepi jalan raya tersebut dengan jelas bertuliskan “Taman Wisata Iman-Kabupaten Dairi”. Taman ini memang terletak di Kabupaten Dairi dengan ibukota Sidikalang. Eh ya, setelah melihat peta saya baru sadar kalau Kabupaten Dairi ini sudah berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Tapi untuk sampai ke Banda Aceh ya masih jauh sekali.. Kurang lebih 650 km lagi. Menurut info yang saya dapat, Taman Wisata Iman menggambarkan keragaman agama-agama yang ada di Indonesia. Saya semakin yakin dengan hal ini karena pada bagian atas pintu gerbang terdapat simbol salib, kubah masjid bertuliskan “Allah”, sebuah stupa, dan satu simbol lainnya. Penasaran dengan Taman Wisata Iman? Yuk langsung masuk aja!
Dari pintu gerbang yang ada di tepi jalan raya sampai ke lokasi TWI ternyata masih agak jauh. Kalau tidak membawa kendaraan pribadi seperti saya ini berarti Anda harus berjalan kaki kurang lebih hampir 1 km karena tidak ada angkutan umum yang masuk sampai ke lokasi taman. Pertama Anda akan langsung dihadang oleh jalan yang agak menanjak dan cukup menguji lutut Anda. Paling tidak ini bikin kaki saya pegel juga setelah kemaren berjalan kaki yang sangat melelahkan ke Air Terjun Sipiso-Piso. Udara yang cukup sejuk di tengah hutan cukup membantu nafas saya tidak tersengal-sengal. Setelah berjalan sekitar 200 meter, Anda akan menemui sebuah vihara yang tidak terlalu besar dengan namanya Vihara Saddhavana. Di bagian atas vihara terdapat tiga buah stupa seperti halnya yang ada di candi-candi bercorak Budha. Sudah cukup melihat vihara? Lanjut jalan lagi karena masih agak jauh. Jalan terus sampai ketemu dengan pos retribusi. Bayar 5.000 rupiah untuk masuk ke TWI. Dari pos retribusi sampai ke taman udah nggak jauh lagi. Nanti mendekati taman bakal banyak orang-orang yang menawarkan jasa foto. Sepertinya cukup laris juga jadi tukang foto disini. Begitu memasuki area taman saya sudah disambut oleh lagu-lagu khas Sumatera Utara yang dinyanyikan oleh sebuah group musik yang ada di panggung. Tentunya saya nggak tahu artinya. Hehe..
Taman Wisata Iman mulai dibangun pada tahun 2002. Areanya cukup luas yang berada di perbukitan. Tidak heran untuk mengelilingi taman Anda harus berjalan naik-turun tangga yang sudah dibuaat sedemikian rupa sehingga sangat memudahkan para pengunjung. Di sepanjang jalan berkeliling taman Anda akan disuguhi patung-patung yang mengisahkan cerita-cerita tentang nabi. Misalnya saja saat baru masuk Anda langsung akan melihat sosok patung Abraham dalam posisi memegang pedang/pisau yang akan dihujamkan kepada anaknya yaitu Ishak. Memang Taman Wisata Iman di Kota Sidikalang ini lebih condong ke agama Nasrani. Kalau umat Islam, Abraham dikenal dengan nama Nabi Ibrahim yang diminta Allah untuk mengorbankan anak semata wayangnya yang bernama Nabi Ismail. Namun saat pisau terhujam, Allah melarangnya untuk membunuh Nabi Ishak. Kemudian korban digantikan dengan domba. Selanjutnya bagi umat Islam korban dengan domba, sapi, kerbau, maupun onta dilakukan saat Hari Raya Indul Adha (Idul Kurban). Sebenernya cerita versi Nasrani yang diceritakan di TWI ini cukup mirip dengan cerita versi Islam, hanya namanya dan kesimpulan akhirnya yang agak berbeda. Nggak perlu dipertanyakan kenapa ada perbedaan karena ini masalah kepercayaan masing-masing yah.
Cerita selanjutnya adalah tentang Nabi Musa. Selanjutnya lebih banyak cerita tentang Yesus seperti saat Yesus menjamu 5.000 orang, saat Yesus diadili, saat memikul salib, dan lain sebagainya. Saya nggak mau cerita banyak deh untuk hal ini, takut salah. Hehe.. Mungkin temen-temen yang lebih tahu bisa sedikit cerita untuk sekedar pengetahuan saja. Bagi Anda yang beragama Nasrani dan ingin berdoa, disini juga disediakan beberapa tempat untuk berdoa. Tempatnya seperti halnya gereja, namun ukurannya lebih kecil. Bagi yang lelah dan ingin bersantai, di area taman disediakan pula tempat-tempat untuk beristirahat.
Mengelilingi taman yang sangat luas ini cukup melelahkan juga. Meskipun begitu, tanaman di sekitarnya sangat rimbun. Air sungai yang mengalir di tengah area taman menambah keindahan Taman Wisata Iman. Memang sih airnya tidak terlalu jernih dan debitnya tidak tinggi, tapi suara gemericik air tersebut membuat suasana semakin nyaman. Mungkin yang menjadi puncak cerita pada Taman Wisata Iman ini adalah patung-patung yang terdapat di puncak bukit. Disana diceritakan seorang Yesus yang tanpa dosa disalib di antara para penjahat. Tempat ini menjadi lokasi favorit untuk berfoto. Sayangnya langit sedang cukup gelap karena mendung sehingga hasilnya kurang bagus.
Bagi Anda yang beragama Nasrani dan sedang berkunjung ke Sumatera Utara, tidak lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi tempat ini. Namun bagi Anda yang beragama selain Nasrani, tidak ada salahnya juga loh ke Taman Wisata Iman. Tempatnya yang luas, sejuk, dan nyaman rasanya cukup cocok untuk wisata keluarga. Tidak terasa hari sudah mulai sore, saya tidak bisa lebih lama lagi berada di Taman Wisata Iman karena Pulau Samosir sudah menunggu saya. Namun lagi-lagi harus jalan kaki ke arah jalan raya yang jaraknya agak jauh. Capeeeknyaaa..
Dari pintu gerbang yang ada di tepi jalan raya sampai ke lokasi TWI ternyata masih agak jauh. Kalau tidak membawa kendaraan pribadi seperti saya ini berarti Anda harus berjalan kaki kurang lebih hampir 1 km karena tidak ada angkutan umum yang masuk sampai ke lokasi taman. Pertama Anda akan langsung dihadang oleh jalan yang agak menanjak dan cukup menguji lutut Anda. Paling tidak ini bikin kaki saya pegel juga setelah kemaren berjalan kaki yang sangat melelahkan ke Air Terjun Sipiso-Piso. Udara yang cukup sejuk di tengah hutan cukup membantu nafas saya tidak tersengal-sengal. Setelah berjalan sekitar 200 meter, Anda akan menemui sebuah vihara yang tidak terlalu besar dengan namanya Vihara Saddhavana. Di bagian atas vihara terdapat tiga buah stupa seperti halnya yang ada di candi-candi bercorak Budha. Sudah cukup melihat vihara? Lanjut jalan lagi karena masih agak jauh. Jalan terus sampai ketemu dengan pos retribusi. Bayar 5.000 rupiah untuk masuk ke TWI. Dari pos retribusi sampai ke taman udah nggak jauh lagi. Nanti mendekati taman bakal banyak orang-orang yang menawarkan jasa foto. Sepertinya cukup laris juga jadi tukang foto disini. Begitu memasuki area taman saya sudah disambut oleh lagu-lagu khas Sumatera Utara yang dinyanyikan oleh sebuah group musik yang ada di panggung. Tentunya saya nggak tahu artinya. Hehe..
Taman Wisata Iman mulai dibangun pada tahun 2002. Areanya cukup luas yang berada di perbukitan. Tidak heran untuk mengelilingi taman Anda harus berjalan naik-turun tangga yang sudah dibuaat sedemikian rupa sehingga sangat memudahkan para pengunjung. Di sepanjang jalan berkeliling taman Anda akan disuguhi patung-patung yang mengisahkan cerita-cerita tentang nabi. Misalnya saja saat baru masuk Anda langsung akan melihat sosok patung Abraham dalam posisi memegang pedang/pisau yang akan dihujamkan kepada anaknya yaitu Ishak. Memang Taman Wisata Iman di Kota Sidikalang ini lebih condong ke agama Nasrani. Kalau umat Islam, Abraham dikenal dengan nama Nabi Ibrahim yang diminta Allah untuk mengorbankan anak semata wayangnya yang bernama Nabi Ismail. Namun saat pisau terhujam, Allah melarangnya untuk membunuh Nabi Ishak. Kemudian korban digantikan dengan domba. Selanjutnya bagi umat Islam korban dengan domba, sapi, kerbau, maupun onta dilakukan saat Hari Raya Indul Adha (Idul Kurban). Sebenernya cerita versi Nasrani yang diceritakan di TWI ini cukup mirip dengan cerita versi Islam, hanya namanya dan kesimpulan akhirnya yang agak berbeda. Nggak perlu dipertanyakan kenapa ada perbedaan karena ini masalah kepercayaan masing-masing yah.
Cerita selanjutnya adalah tentang Nabi Musa. Selanjutnya lebih banyak cerita tentang Yesus seperti saat Yesus menjamu 5.000 orang, saat Yesus diadili, saat memikul salib, dan lain sebagainya. Saya nggak mau cerita banyak deh untuk hal ini, takut salah. Hehe.. Mungkin temen-temen yang lebih tahu bisa sedikit cerita untuk sekedar pengetahuan saja. Bagi Anda yang beragama Nasrani dan ingin berdoa, disini juga disediakan beberapa tempat untuk berdoa. Tempatnya seperti halnya gereja, namun ukurannya lebih kecil. Bagi yang lelah dan ingin bersantai, di area taman disediakan pula tempat-tempat untuk beristirahat.
Mengelilingi taman yang sangat luas ini cukup melelahkan juga. Meskipun begitu, tanaman di sekitarnya sangat rimbun. Air sungai yang mengalir di tengah area taman menambah keindahan Taman Wisata Iman. Memang sih airnya tidak terlalu jernih dan debitnya tidak tinggi, tapi suara gemericik air tersebut membuat suasana semakin nyaman. Mungkin yang menjadi puncak cerita pada Taman Wisata Iman ini adalah patung-patung yang terdapat di puncak bukit. Disana diceritakan seorang Yesus yang tanpa dosa disalib di antara para penjahat. Tempat ini menjadi lokasi favorit untuk berfoto. Sayangnya langit sedang cukup gelap karena mendung sehingga hasilnya kurang bagus.
Bagi Anda yang beragama Nasrani dan sedang berkunjung ke Sumatera Utara, tidak lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi tempat ini. Namun bagi Anda yang beragama selain Nasrani, tidak ada salahnya juga loh ke Taman Wisata Iman. Tempatnya yang luas, sejuk, dan nyaman rasanya cukup cocok untuk wisata keluarga. Tidak terasa hari sudah mulai sore, saya tidak bisa lebih lama lagi berada di Taman Wisata Iman karena Pulau Samosir sudah menunggu saya. Namun lagi-lagi harus jalan kaki ke arah jalan raya yang jaraknya agak jauh. Capeeeknyaaa..
http://www.wijanarko.net/2011/09/mampir-ke-taman-wisata-iman-twi-di.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook