Dari halaman belakang
Gedung Lawang Sewu di kota Semarang, sapa yang tidak kenal, pasti semua wisatawan luar kota Semarang menjadikan Lawang Sewu sebagai salah satu destinasi wajib kunjung di kota Semarang. Terletak persis di tengah kota Semarang, menjadikan Lawang Sewu sebagai Icon kota Semarang. Gedung Lawang Sewu yang memiliki arti gedung seribu pintu ini awalnya merupakan kantor pusat dari perusahaan kereta api milik belanda bernama NIS - Nedherland Indisce Spoorweg Matscapij yang melayani pengoperasian kereta api pertama di Indonesia yang memulai rute di daerah Jawa Tengah.
Koridor dalam
Pertama kali saya mengunjungi lawang sewu, sekitar 2,5 tahun lalu, gedung terlihat tidak terurus, terlihat sangat kusam, dan terkenal sebagai 'sarang hantu di tengah kota'. Beberapa reality show di tivi
swasta nasional pernah menayangkan lawang sewu dari segi 'keluarga besar hantu-hantu' membuat orang enggan untuk mengunjungi gedung indah bersejarah ini. Pengunjung yang datang pun lebih banyak karena penasaran ingin melihat 'penampakan' dari hantu-hantu tersebut, namun tak sedikit juga pengunjungn yang berminat dengan keindahan arsitektur dan sejarah yang dimiliki oleh Gedung Lawang Sewu, baik dari segi arsitekturnya maupun historisnya.
Koridor atas bawah
Sekitar setahun ini terlihat aktifitas renovasi di Gedung Lawang Sewu, renovasi yang di gagas dan di danai dari PT. KAI sebagai pemilih gedung di kawal ketat oleh para tim konservasi gedung tua, agar penanganan renovasi berjalan dengan baik, memperhatikan bahan dasar yang digunakan, tanpa memaksa menggunakan material masa kini agar tidak merusak material lama yang digunakan. Konon katanya untuk mencari material-material lama yang notabene adalah barang-barang impor asli eropa, pihak konservasi pun harus melakukan hal demikian, mengimpor kembali beberapa material yang sangat rusak dan tidak dapat di perbaiki.Ada juga material masa lalu yang sudah tidak di produksi saat ini, di pesan khusus dengan material dasar dan bentuk yang sama.
Minggu lalu, re-new Gedung Lawang Sewu di resmikan oleh ibu Negara Any Yudhoyono, saya menyempatkan untuk mampir dan melihat. Ternyata oh ternyata sungguh mengagumkan. Gedung Lawang Sewu versi pasca Renovasi sungguh indah sekali, tampak luar gedung begitu anggun dan begitu saya berdiri di koridor dalamnya, tidak lagi ada nuansa suram dan seram, tapi begitu benderang, dan indah. Memasuki dari pintu belakan Lawang Sewu, langsung menuju kaca patri yang fenomenal, terlihat sangat mempesona, berkilau dan ada penjelasannya di bawahnya, mengenai makna yang terkandung dalam kaca patri tersebut, yaitu lambang kerajaan belanda, lambang kota semarang tempo dulu, juga terdapat lambang NIS berupa roda bersayap dengan 2 peri keberuntungannya.
Kaca patri yang indah
Selain gedung A yang telah di renovasi menjadi cantik, gedung C juga telah berubah wujud menjadi bangunan museum kecil sejarah NIS, selama renovasi, ruang souvernir dan juga ruang audio mengenai cerita perkembangan perkeretaapian tempo dulu yang sangat menarik. Dari keseluruhan area Lawang Sewu, tinggal bangunan B yang terlihat masih belum di sentuh, apabila keselurahan area selesai di renovasi, niscaya komplek bangunan Lawang Sewu akan menjadi memukau kecantikannya di tengah kota Semarang. Kembali memasuki lawang sewu dengan wajah berbeda, memberikan kesan yang jauh berbeda.
Tapi untuk berkunjung ke Lawang sewu saat ini di kenakan biaya masuk Rp. 25.000 per-orang (lebih mahal di banding masuk candi borobudur dan candi prambanan, dan semua museum di Indonesia) serta di tambah dengan biaya Guide sejumlah Rp. 50.000 (kl tidak pakai guide tidak boleh masuk, karena di khawatirkan akan merusak *coretcoret, dll*), namun sayangnya tidak ada kejelasan dari management Lawang Sewu mengenai Kwalitas Guide-nya yang tidak memiliki pengetahuan seputar sejarah di balik gedung Lawang Sewu, tapi fasih cerita mengenai hantu2 dan film2 yang pernah shooting di sini.
Detik | Realitycentre | Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !
Post a Comment Blogger Facebook