Psikolog Khairul Huda menyatakan anak yang dibiarkan bermain petasan akan berpotensi memiliki mental pengganggu. Karena itu, anak-anak harus dialihkan pada permainan lain seperti kembang api.
'Hasil yang didapatkan dari bermain petasan sangat negatif karena membuat anak merasa puas kalau bisa membuat orang lain terganggu, kaget atau menderita. Ini sangat tidak baik bagi perkembangan psikologis,' ujarnya.
Alumni psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menjelaskan dampak negatif lainnya adalah hubungan sosial dalam bermasyarakat ketika remaja atau dewasa kelak akan mengedepankan tindakan dan sikap yang mengabaikan etika. Orang tua harus tegas melarang anak untuk tidak bermain petasan. Karena, berbahaya bagi keselamatan buah hatinya dan adanya dampak negatif itu pula.
Orang tua, katanya, harus berani menolak ketika anaknya meminta petasan. Tentunya dengan memberikan pengertian yang baik. 'Ada analogi seperti ini. Jika anak mau cabai yang warnanya merah, maka harus diberi pengertian jika cabai itu pedas karena warna merah tidak menentukan rasa,'' ujar psikolog dari 'Life Identity Institute' itu. ''Kalau barang tersebut tetap diberikan, berarti orang tua menjerumuskan buah hatinya untuk menderita karena kepedasan.''
Oleh sebab itu, sepatutnya orang tua mengalihkan anak yang mau membeli dan bermain petasan dengan permainan lain seperti kembang api. Kembang api tidak mengganggu orang lain dalam beraktivitas atau saat beribadah. Bahayanya juga rendah dan intinya sama-sama membuat anak gembira ketika bermain. ''Itu contoh pengalihan permainan yang boleh untuk anak,' tuturnya.
Meski demikian, terus dia, lingkungan juga berperan dalam menanggulangi anak bermain petasan secara massal
Post a Comment Blogger Facebook