Alamat blog itu tersebar melalui surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi dari alamat muhammad.nazaruddin78@ymail.com. Tulisan di blog M Nazaruddin mengambil tema 'Bertepuk Tanganlah Partai lain (Testimoni 1).' Testimoni ini diposting tanggal 30 Mei 2011.
Di blognya, Nazaruddin mengaku masih menjabat sebagai bendahara Fraksi Partai Demokrat. 'Dalam testimoni pertama ini, ingin saya tegaskan bahwa apa yang menimpa Partai Demokrat hari ini, telah membuat partai lain bersorak. Merekalah sesungguhnya diuntungkan,' ujar Nazar dalam blognya.
Tudingan itu menurut Nazaruddin terdiri dari beberapa skenario. Pertama mengenai kasus pemerkosaan SPG di Bandung. Kedua mengenai kasus bisnis batu bara, kasus Sesmenpora, dan terakhir kasus pengembalian uang oleh Sekjen Mahkamah Konstitusi Djanedjri M Gaffar.
Nazaruddin sendiri mengakui blog tersebut miliknya. 'Iya,' kata dia. Nazaruddin menegaskan ia yang menulisnya sendiri. 'Di situ saya akan ceritakan banyak hal mulai perjalanan pribadi saya, perjalanan di partai, perjalanan sampai permasalahan ini ada, saya dipanggil siapa, diancam siapa, saya akan ceritakan semua di situ,' kata Nazaruddin kepada VIVAnews.com lewat BlackBerry Messenger, Selasa 31 Mei 2011.
Berikut isi blog Nazaruddin:
Bertepuk Tanganlah Partai Lain (Testimoni 1)
Saya Muhammad Nazaruddin, Anggota DPR RI Komisi VII, Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, saat ini masih menjabat Benhadara Fraksi Partai Demokrat. Saya bukanlah penulis, namun pembusukan karakter terhadap diri saya belakangan yang tak berkira membuat saya memanfaatkan media sosial menuliskan testimoni.
Dalam testimoni pertama ini, ingin saya tegaskan bahwa apa yang menimpa Partai Demokrat hari ini, telah membuat partai lain bersorak. Merekalah sesungguhnya diuntungkan.
Teriakan pertama meraka bisa jadi: rasain Partai Demokrat.
Dalam gurauan sesama anggota DPR RI, saya pernah mendengar selentingan, jika ingin menghancurkan partai, maka bidiklah Bendahara Umumnya.
Maka tak berlebihan setelah saya mengalami tudingan bertubi-tubi, menjadi terang benderang bahwa segalanya ini memang menjadi sebuah skenario yang sudah direncanakan.
Skenario pertama: memojokkan diri saya dituding memperkosa SPG. Perihal ini secara hukum tidak terbukti. Bagaiman saya memperkosa bila kamar yang saya tempati ketika Munas Partai Demokrat, juga diisi oleh staf saya, dan ruang rapatnya menjadi bagian pertemuan informal meeting-meeting Munas. Indikasi mengirim SPG ke kamar saya menawarkan jasa, sudah menjadi sebuah skenario karangan cerita, pada 2010 lalu.
Lepas dari tudingan memperkosa, ada momentum menghajar saya bermasalah di bisnis batubara. Sementara keterlibatan saya hanya memediasi seseorang yang butuh modal kerja ke sosok pemilik modal yang ingin mengusahakan uangnya bergulir dalam jangka pendek. Begitu pihak yang ditolong tak mampu mengembalikan uang, nama saya dibawa-bawa. Bukankah sosok yang bermsalah tidak perfom yang harus diusut? Jsuteru akses dan kepercayaan saya menjadi rusak di mata relasi.
Berikut kasus Sesmenpora, sebagaimana sudah saya sampaikan, hukum bisa membuktikan apakah benar saya menjadi bagian: bukankah Kementrian Negara Olahraga itu bisa diusut oleh KPK siapa dalang dan pelaku penyogokan, biarlah ranah hukum yang membuktikan.
Sedangkan isu pengembalian uang oleh Sekjen MK, perihal ini isapan jempol belaka. Sebagaimana hari ini pukul 17 saya sampaikan kepada pemirsa Metro TV, bahkan saya dikonfrontir dengan Sekjen MK, saya sampaikan apakah masuk akal pengembalian uang ke Satpam, lalu uang dihitung dan Satpam diam saja. Padahal di tanggal dan jam yang dimaksud saya ada di dalam rumah. Logikanya Satpam manapun pasti memberi tahu majikan ada uang besar diantar.
Bagi saya Mahfud MD dan Sekjen MK, telah melakukan pembohongan publik. Mereka membuat skenario perusakan nama baik saya. Karenanya saya katakan saya akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
Dan berikutnya hal yang tak masuk akal, pencekalan terhadap diri saya, yang masih anggota DPR-RI aktif dengan begitu cepat, tanpa proses hukum, tak pelak lagi sebagai puncak benang merah bagian skenario penghancuran kredibilitas saya.
Maka dengan singkat saya katakan bahwa semua isapan jempol ini sudah menjadi bagian perusakan dan penghancuran Partai Demokrat melalui cara menembak secara amat kasar dan keji diri saya.
Oleh sebab itu dalam waktu dekat saya akan membuka diri; termasuk melakukan live chatting dengan semua komunitas online, media alternatif di Indonesia, untuk menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi dari sudut pandang saya.
Akhir kata, goresan tulisan ini bukanlah sebuah pembelaan. tetapi sebagai sebuah catatan, yang layak dan wajar saya tuliskan. Khususnya kepada media yang bekerja profesional, saya hanya bisa menghimbau verifikasilah semua ini, agar publik tidak dibodohi, agar publik juga paham apa yang disebut sebuah fakta kebenaran. (bersambung ke testimoni berikutnya) vivanews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Demokrat belum melakukan tindakan konfirmasi kepada mantan bendahara umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin terkait keberadaan blog yang sudah diakui miliknya.
'Belum sempat,' ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah di gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/6/2011).
Jafar juga menegaskan tak percaya nazaruddin78.blogspot.com milik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. Ia tak yakin anggota Komisi VII DPR tersebut membuat blog untuk menyampaikan sesuatu.
'Kemaren kan dia sudah wawancara dengan Metro TV.'jelas Jafar.
Ja'far menuturkan, blog yang diduga milik Nazaruddin tersebut sama saja dengan pesan singkat gelap yang pernah beredar. Media seperti itu tidak bisa langsung dipercayai."
Post a Comment Blogger Facebook