GuidePedia

0
Kita tidak pernah tahu pada detik yang manakah jarum itu akan berhenti...

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (Q.S Al An’am [6]: 60)

Dale Carneige pernah berkata “Today is the first day of the rest of your life” (Hari ini adalah hari pertama dari sisa hidupmu).

Adakah diantara kita yang mengetahui berapa lama sisa dari hidup yang kita miliki?10 tahun?10 bulan?10 hari?10 menit?atau boleh jadi 10 detik lagi sisa hidup yang kita miliki. Allah sudah menentukan di detik mana usia kita berakhir.

Pernahkah anda di suatu waktu, ketika anda pulang dari segala aktivitas yang anda kerjakan kemudian anda terduduk dan menatap jarum jam yang bergerak, detik demi detik terus bergerak. Lalu, hati kecil anda berkata di detik manakah usia ini akan berakhir? Lalu seberapa banyak bekal yang sudah dipersiapkan?

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al Munaafiquun [63]: 10-11)

Ketika detik itu sampai pada kita, apa yang bisa kita lakukan? tidak ada! Mungkin sebuah penyesalan, di dalam ayat tersebut digambarkan sebuah penyesalan orang yang sudah menemui ajalnya.

Kita semua tahu, penyesalan selalu datang kemudian. Hanya saja karena kita belum mengalaminya, tak jarang kita melakukan hal-hal yang sesungguhnya kita tahu itu akan membuahkan penyesalan.

Abu Hurairah menangis ketika sakit menjelang kematiannya. Lalu, ada yang bertanya, “Kenapa anda menangis?” beliau menjawab, “Aku tidak menangisi dunia kalian ini, tetapi menangisi jauhnya perjalananku serta sedikitnya bekalku. Sesungguhnya aku berdiri di atas ketinggian yang akan membawaku ke atas syurga dan neraka, tetapi aku tak tau ke mana aku hendak dibawa.”

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan, Aun bin Abdullah berkata, “Tak ada orang yang bisa menempatkan kematian sebagaimana mestinya, kecuali orang yang melihat hari besok bukan bagian umurnya. Berapa banyak orang yang menghadapi hidup hari ini, tapi ia tak bisa menyempurnakannya sehingga tak sampai hari esok. Sungguh, sekiranya kamu melihat ajal dan perjalanannya, pastilah kamu akan membenci angan-angan dan tipu dayanya.”

Coba sekarang anda lihat jam di dinding, jarum jam itu terus berdetak hingga saat batreainya habis, tapi kita tidak pernah tahu pada detik yang manakah jarum itu akan berhenti. Begitu pula dengan jantung kita terus berdetak hingga saatnya tiba, kita tidak tahu di detik yang manakah akhir dari perjalanan hidup kita untuk itulah persiapkan diri kita, agar kapanpun waktu itu datang, kita siap untuk menghadapinya.

Nu’aim bin Hamad meriwayatkan, dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Cukuplah kematian sebagai penasihat, cukuplah keyakinan sebagai kekayaan dan cukuplah ibadah sebagai kesibukan.” Semoga ini menjadi wasilah bagi kita semua. Amin.

Wallahu a’lam bishawab.
http://www.eryevolutions.co.cc/2011/04/pada-detik-keberapakah-akhir-hidup-kita.html

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top