Sejak pertama kali dipublikasikan pada 1995, Fortune 500, yang berisi daftar peringkat perusahaan dunia terbesar, selalu didominasi oleh profil perusahaan asal Amerika Serikat atau Jepang. Bahkan, jika daftar tersebut dipersempit, yakni mencakup chief executive officer (CEO) top dunia, pasti ada pemimpin perusahaan dari Sony, Mitsubishi, dan Toyota.
Dalam laporan 25 pebisnis terkuat Asia yang dikutip VIVAnews.com dari money.cnn.com, ditemukan adanya pergeseran pebisnis terkuat di wilayah Asia dari sebelumnya didominasi Jepang, beralih ke China, India, dan wilayah Asia lainnya.
Memang, dalam daftar ini, CEO Toyota, Akio Toyoda, masih berada sebagai pebisnis terkuat di Asia. Namun, jumlah pebisnis Jepang yang masuk dalam daftar ini hanya berjumlah dua orang, di luar CEO Toyota.
Pemeringkatan pebisnis terkuat Asia ini didasarkan kepada pendapatan, laba, dan pertumbuhan perusahaan di kawasan yang tengah tumbuh dinamis ini. Selain itu, para pebisnis terkuat ini dinilai dari sisi perannya terhadap kesuksesan perusahaan.
5. CEO Huawei Technologies, Ren Zhengfei
Tidak banyak masyarakat yang mengetahui sosok Ren Zhengfei, mantan petinggi militer yang memimpin Huawei, sebuah perusahaan pembuat perlengkapan telekomunikasi China. Namun, informasi yang minim tersebut tidak menghentikan upaya Ren untuk membangun perusahaan raksasa yang memainkan peran penting di dunia telekomunikasi dan jaringan internet.
Pertumbuhan pendapatan perusahaan diperkirakan mencapai 28 persen menjadi US$28 miliar tahun lalu. Secara kasar, dua pertiga pemasaran Huawei berasal dari konsumen di luar China.
Produk dan jasa layanan Huawei membuat bisnis telepon dan jaringan internet di dunia terus berjalan. Namun, masalah keamanan telah membuat Ren dan perusahaannya terpaksa keluar dari pasar yang diinginkannya yaitu Amerika Serikat.
Pusat penelitian dan pengembangan Huawei di California diperkirakan meningkatkan kehadiran perusahaan di AS, walaupun para ahli memperkirakan Ren akan tetap low profile.
4. CEO Samsung Group, Lee Kun-Hee
Chairman dan CEO Samsung Electronic, Lee Kun-Hee, telah berhasil mengubah perusahaan yang sebelumnya menghasilkan perangkat telepon low-end menjadi pemimpin pasar dunia di bidang telepon genggam, televisi, dan chip komputer.
Perusahaan bernilai US$137 miliar per tahun ini sering dibandingkan dengan Hewlett Packard. Meskipun dalam beberapa hal, Samsung terkenal sebagai Apple dari Korea Selatan karena inovasi dan desain. Performa itu juga sejalan dengan kinerja keuangan Samsung yang mengalami keuntungan US$14,3 miliar atau naik 65 persen.
Sebagai bukti kerja kerasnya, Lee yang berusia 69 tahun menikmati pengaruhnya yang luar biasa, meski skandal korupsi sempat memaksa dia berhenti dari posisi sebagai chairman di Samsung pada 2008.
Pada Desember 2009, Presiden Lee Myung-bak mengampuni Lee dalam kasus penggelapan pajak dan beberapa bulan kemudian dia kembali pada posisi chairman.
3. Chairman Reliance Industries, Mukesh D. Ambani
CEO Reliance Industries Mukesh Ambani memiliki reputasi sebagai dealmaker dan terbukti mampu melahap aset di telekomunikasi, petrokimia, dan energi sebagai bagian dari upaya memperluas konglomerasinya yang mencapai US$45 miliar per tahun.
Ambani terkenal dengan kemampuan bernegosiasinya. Awal tahun ini, dia berhasil memburu perusahaan minyak Inggris, BP, untuk berinvestasi hingga US$7,2 miliar bagi 30 persen saham di 23 aset minyak dan gas yang dikuasai Reliance.
Kekayaan Ambani yang ditaksir mencapai US$27 miliar dan kini memiliki mansion pertama di dunia yang bernilai miliaran dolar AS, membuatnya sebagai subyek pemberitaan lokal dan kekuatan bisnisnya menghasilkan pengakuan dunia luar. Buktinya, Bank of America pada Maret menominasikan Ambani sebagai direktur non-Amerika pertama.
2. Tata Sons, Ratan Tata
Jika ada orang yang mampu membawa budaya meminum kopi ke India yang terkenal sangat tergila pada teh, dia adalah Ratan Tata. Dia menguasai bisnis mulai dari otomotif, baja, hingga telekomunikasi.
Tata belum lama ini menandatangani kesepakatan dengan ritel Starbuck untuk membawa rantai bisnisnya dari Seattle ke India. Ini merupakan aksi terbaru dari aliansi oleh Tata yang membantu menjadi perusahaan multinasional bernilai US$67 miliar.
Sejumlah mitra kerja yang sudah digandeng Tata di antaranya Jaguar, Land Rover, Britains Tetley Tea, dan Pierre Hotel New York.
1. CEO Toyota Motor, Akio Toyoda
Toyota tercatat sebagai perusahaan terbesar di Asia dan paling berpengaruh. Ketika Toyota Motor tersandung masalah, seperti yang terjadi pada 2010--di saat persoalan keamanan memaksa aksi recall beberapa tipe mobil terpopulernya--jutaan konsumen di seluruh dunia terkena dampaknya.
Di sisi lain, ketika membuat sebuah inovasi, hampir seluruh dunia memperhatikan dan terkadang mengikutinya. Setelah 14 tahun menghadirkan mobil jenis Prius, Toyoda telah mendorong perusahaannya menghasilkan 10 tipe baru mobil hybrid hingga 2015.
Dia juga fokus mengembangkan pasar di negara berkembang seperti China dan India yang mencakup 40 persen dari penjualan tahunan Toyota yang mencapai US$223 miliar.
Toyoda yang telah menjadi CEO selama dua tahun menunjukkan kekuatannya dengan menyelamatkan perusahaan dari skandal penarikan mobil di tengah spekulasi dan desakan agar dirinya mundur. Sekarang, para pemegang saham berharap Toyoda bisa mengawal perusahaan otomotif raksasa ini tumbuh lebih pesat dengan lebih hati-hati.
• VIVAnews
Post a Comment Blogger Facebook