Berawal dari perjalanan kembali dari bertemu calon klien di Pasar Induk Caringin, Bandung, Jawa Barat: Angkutan Kota (angkot) Caringin-Dago berwarna oranye yang saya naiki berliku-liku melewati daerah Pasir Koja dan dilanjutkan Pasar Andir dan Pasar Induk Ciroyom. Sekitar pukul 19, pasar-pasar tersebut sudah mulai ramai untuk calon pembeli malam dan salah satu kejutan: terdapat ruas jalan yang dilewati angkot di tengah pasar. Tipis perbedaan antara angkot menerobos jalan di tengah pasar atau pedagang di pasar yang tumpah ke jalan.
Tampaknya hal ini menarik difoto, menambah keinginan saya sebelumnya untuk merekam Kota Bandung yang lebih luas, lebih lengkap. Bandung tidak hanya Dago, tempat saya beraktivitas sehari-hari. Kawasan Tengah berciri bangunan bersejarah, Timur dipenuhi perumahan, Barat bercorak industri, dan Selatan “lautan api”? Ini akan melengkapi koleksi foto hutan kota dan pohon di Utara.
Jadilah ide berkeliling kota dan memotret (semacam photowalk) berbasis jalur angkot saya gulirkan kepada teman-teman di Bandung Flickr (bdgflckr) dan kesepakatan tercapai. Dimulai dengan rute angkot yang kami anggap terpendek, Dago-Station Hall, acara dimulai tanggal 15 Januari lalu. Kami merencanakan jalan-jalan memotret ini berlangsung setiap dua pekan, dipilih pada hari Sabtu atau Minggu, dari pagi hingga tengah hari.
Aturan main yang digunakan sederhana: Penetapan jalur angkot di setiap acara. Perjalanan dimulai dari awal rute angkot dan berakhir pada titik penghabisan rute tsb. Usulan tambahan yang juga disetujui: akhir perjalanan dari setiap acara menjadi awal perjalanan berikutnya. Perjalanan dilakukan secara bergantian antara naik angkot dari satu titik pemotretan ke titik berikutnya atau berjalan kaki dengan tetap mengikuti jalur angkot pilihan. Pengubahan jalur oleh keputusan sepihak sopir angkot tidak perlu dihindari, namun usai turun memotret tetap harus melanjutkan perjalanan dengan angkot bertrayek sama.
Persiapan yang dilakukan termasuk pembuatan jalur angkot di atas Google Maps, dengan titik-titik perhentian yang dianggap menarik untuk pemotretan. Berikut peta untuk kesempatan pertama, Terminal Dago-Station Hall,
Sebagai kelanjutan, pada kesempatan kedua acara dimulai dari terminal Station Hall menuju terminal Sadang Serang dengan peta,
Disesuaikan dengan kekuatan peserta melangkah, pada dua acara ini praktis hanya kira-kira separuh total rute yang dilewati dengan berjalan dan memotret, sisanya di atas angkot. Waktu tempuh masing-masing berkisar empat jam. Besar kemungkinan pada rute-rute angkot selanjutnya yang lebih jauh diperlukan waktu lebih lama atau ditempuh dengan dua kali acara. Karena tujuan utama dari Kami Memotret Bandung adalah mengajak peserta lebih sering memotret dengan objek yang ada di sekitar.
Hasilnya? Sri Agustina, yang kerap mendapatkan ide barang-barang kecil dan berceceran di perjalanan, mengumpulkan dalam bentuk kumpulan di Flickr, “Kami Memotret Bandung”. Peserta lain, Dia Rediana Putra, menampilkan di bawah judul PhotoWalk.
Tampaknya hal ini menarik difoto, menambah keinginan saya sebelumnya untuk merekam Kota Bandung yang lebih luas, lebih lengkap. Bandung tidak hanya Dago, tempat saya beraktivitas sehari-hari. Kawasan Tengah berciri bangunan bersejarah, Timur dipenuhi perumahan, Barat bercorak industri, dan Selatan “lautan api”? Ini akan melengkapi koleksi foto hutan kota dan pohon di Utara.
Jadilah ide berkeliling kota dan memotret (semacam photowalk) berbasis jalur angkot saya gulirkan kepada teman-teman di Bandung Flickr (bdgflckr) dan kesepakatan tercapai. Dimulai dengan rute angkot yang kami anggap terpendek, Dago-Station Hall, acara dimulai tanggal 15 Januari lalu. Kami merencanakan jalan-jalan memotret ini berlangsung setiap dua pekan, dipilih pada hari Sabtu atau Minggu, dari pagi hingga tengah hari.
Aturan main yang digunakan sederhana: Penetapan jalur angkot di setiap acara. Perjalanan dimulai dari awal rute angkot dan berakhir pada titik penghabisan rute tsb. Usulan tambahan yang juga disetujui: akhir perjalanan dari setiap acara menjadi awal perjalanan berikutnya. Perjalanan dilakukan secara bergantian antara naik angkot dari satu titik pemotretan ke titik berikutnya atau berjalan kaki dengan tetap mengikuti jalur angkot pilihan. Pengubahan jalur oleh keputusan sepihak sopir angkot tidak perlu dihindari, namun usai turun memotret tetap harus melanjutkan perjalanan dengan angkot bertrayek sama.
Persiapan yang dilakukan termasuk pembuatan jalur angkot di atas Google Maps, dengan titik-titik perhentian yang dianggap menarik untuk pemotretan. Berikut peta untuk kesempatan pertama, Terminal Dago-Station Hall,
Sebagai kelanjutan, pada kesempatan kedua acara dimulai dari terminal Station Hall menuju terminal Sadang Serang dengan peta,
Disesuaikan dengan kekuatan peserta melangkah, pada dua acara ini praktis hanya kira-kira separuh total rute yang dilewati dengan berjalan dan memotret, sisanya di atas angkot. Waktu tempuh masing-masing berkisar empat jam. Besar kemungkinan pada rute-rute angkot selanjutnya yang lebih jauh diperlukan waktu lebih lama atau ditempuh dengan dua kali acara. Karena tujuan utama dari Kami Memotret Bandung adalah mengajak peserta lebih sering memotret dengan objek yang ada di sekitar.
Hasilnya? Sri Agustina, yang kerap mendapatkan ide barang-barang kecil dan berceceran di perjalanan, mengumpulkan dalam bentuk kumpulan di Flickr, “Kami Memotret Bandung”. Peserta lain, Dia Rediana Putra, menampilkan di bawah judul PhotoWalk.
Selama dua kali berlangsung, peserta baru empat orang, jumlah yang cukup jika diingat ini bukan acara rekreasi kota. Yang penting mereka yang berpartisipasi tetap bersemangat untuk agenda berikutnya, pekan depan.
http://direktif.web.id/
Lihat Awewe Bandung yg lebih menarik di sini !
Post a Comment Blogger Facebook