Selama puluhan tahun, ia tenggelam dalam urusan duniawi yang sangat melelahkan dan menguras tenaga serta pikirannya.
Meski itu sangat dinikmatinya. Hingga pada suatu hari... ”Pa, aku kok tidak pernah melihat Papa shalat?” pertanyaan itu keluar dari mulut putri pertamanya, pada pertengahan 1982.
Pertanyaan anaknya itu bagai petir di siang bolong. Menggelegar. Jiwa Bob langsung bergetar dan terus memikirkan isi kata-kata putrinya itu. Gelisah, resah, dan banyak lagi perasaan lain ketika itu.
Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Bob memang selalu menghadapi berbagai masalah dengan senang dan enteng. Maka sehari setelah pertanyaan anaknya, giliran Bob yang memberikan pertanyaan.
Bukan kepada putrinya, melainkan kepada sang istri, ”Bu..mau berangkat ke Mekah nggak? Umroh yuk...! Sang istri kaget bukan kepalang. Ia tidak mengira sama sekali, suami yang dikenalnya selama puluhan tahun mengajukan pertanyaan dan ajakan semacam itu. Apa jawaban sang istri? Tentu saja jawabannya ’iya’, karena tidak lama kemudian mereka berangkat ke Mekah untuk umrah. Padahal, saat itu Bob sama sekali belum mengerti tata cara ritual Islam tersebut. Bahkan Bob mengaku tidak bisa gerakan shalat dan tidak hafal satu surat al-Qur ’an, termasuk surat al-Fatihah yang harus dibaca setiap shalat.
Ketika sudah berada di depan Ka ’bah, Bob hanya bisa tersenyum tanpa melakukan apapun karena memang tidak bisa. Tanpa membaca surat apapun karena tidak ada yang dihafalnya. ”Saya sudah berusaha menghafal al-Fatihah, tapi sulitnya minta ampun.
Tidak bisa sama sekali, ” ceritanya, ”Ya sudah di depan Ka’bah saya hanya tersenyum saja.” Bob mengaku, peristiwa itu sangat luar biasa. Ia yang merasa penuh dosa dan tidak pernah melaksanakan perintah Allah, tetap mendapat panggilan Allah ke tempat suci Mekah.”Perasaan itu muncul ketika berada di depan Ka’bah, makanya saya hanya tersenyum saja, ” katanya.
Aneh bin ajaib, besoknya setelah berjumpa dengan Ka ’bah, Bob bisa menghafal al-Fatihah dan langsung lancar shalat. ”Luar biasa, setelah tersenyum di depan Ka ’bah, semua menjadi lebih mudah.
” Setahun kemudian, Bob dan istri meneruskan ibadahnya melaksanakan ibadah haji. Meski sudah haji, sepulang dari Mekah Bob tetap saja Bob Sadino, yang selalu berpenampilan seadanya, santai dan cuek.
Ke manapun pergi, ia tetap dengan pakaian ’ kebesarannya’: celana jean cekak di atas atas lutus. Tentu saja auratnya jadi kelihatan. Bukankah batas aurat pria lutut ke atas?
dinukil dari “Belajar Goblok dari Bob Sadino”/hidayatullah.com
” Setahun kemudian, Bob dan istri meneruskan ibadahnya melaksanakan ibadah haji. Meski sudah haji, sepulang dari Mekah Bob tetap saja Bob Sadino, yang selalu berpenampilan seadanya, santai dan cuek.
Ke manapun pergi, ia tetap dengan pakaian ’ kebesarannya’: celana jean cekak di atas atas lutus. Tentu saja auratnya jadi kelihatan. Bukankah batas aurat pria lutut ke atas?
dinukil dari “Belajar Goblok dari Bob Sadino”/hidayatullah.com
Post a Comment Blogger Facebook