Wikileaks pernah membeberkan penyiksaan oleh pasukan Irak dan bahwa jumlah warga sipil yang tewas 15.000 lebih banyak daripada yang dilaporkan Amerika Serikat menulis surat kepada pendiri situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, meminta dia agar tidak menerbitkan sejumlah dokumen diplomatik.
Sebelumnya Wikileaks mengumumkan pihaknya akan membocorkan satu set dokumen rahasia baru yang lebih besar daripada penerbitan sebelumnya mengenai Afghanistan dan Irak.
Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab. Bocoran terbaru ini diperkirakan akan meliputi dokumen-dokumen mengenai tindakan AS dan pandangan-pandangan rahasia sejumlah diplomat dari sejumlah negara termasuk Australia, Inggris, Kanada, Israel, Rusia dan Turki.
Surat dari penasihat hukum Departemen Luar Negeri AS, Harold Koh, itu merupakan tanggapan terhadap surat dari Assange kepada Duta Besar AS untuk Inggris, Louis Susman.
Assange meminta diberitahu siapa saja yang akan terancam jiwanya bila dokumen itu dibeberkan, demikian pernyataan Deplu AS.
Seorang pejabat senior Amerika mengatakan kepada BBC bahwa Assange menawarkan perundingan mengenai pembatasan penulisan.
Sebagai tanggapan Koh menuntut agar Wikileaks mengembalikan dokumen-dokumen resmi kepada pemerintah Amerika.
'Kami tidak akan bernegosiasi mengenai penerbitan lebih jauh atau membahas materi rahasia milik pemerintah Amerika yang didapat dengan cara ilegal,' tulis Koh dalam surat itu.Tujuh kali lebih besar
Surat Koh itu menambahkan bahwa penerbitan dokumen rahasia milik Departemen Luar Negeri itu melanggar undang-undang Amerika dan akan mengancam nyawa 'yang tidak terhitung jumlahnya', dari wartawan sampai aktivis HAM dan blogger, dan memperbesar risiko operasi militer Amerika.
Media massa AS melaporkan surat seperti itu merupakan langkah yang jarang dilakukan oleh pemerintah Amerika dan mencerminkan kekhawatiran pemerintah mengenai dampak pembocoran itu.
Sebelumnya Wikileaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar daripada hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Irak yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu.
Wikileaks belum mengumumkan kapan dokumen-dokumen itu akand iterbitkan, tetapi ada spekulasi bahwa penerbitan itu akan dilakukan hari ini (Minggu 28/11).
Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.
Media Inggris mengatakan pemerintahnya mengkhawatirkan penerbitan dokumen itu dapat menyebabkan warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap 'anti-Islam'.
Kementrian Pertahanan Inggris mendesak para redaktur media Inggris agar 'selalu mengingat' dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional.
Post a Comment Blogger Facebook