GuidePedia

0


Mie instant merupakan mie yang dikeringkan dan dicampur dengan minyak, biasanya di makan setelah dimasak atau direndam dengan air panas selama beberapa menit. Makanan ini sangat "populer" di kalangan anak kos maupun golongan yang sedang kanker (Kantong kering).

Namun tahukah Anda, di balik kenikmatan mie instan yang memiliki berbagai rasa itu sebenarnya kurang sehat jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus.


Bayangkan kandungan di dalam bahan perasa mi tersebut mengandung kadar MSG yang tinggi dan garam yang tinggi.

Bahan perisa ini memiliki berbagai efek negatif bagi kesehatan terutama terhadap fungsi ginjal.

Ada penelitian yang mengatakan bahwa orang yang alergi terhadap MSG akan mengalami panas dada, perubahan warna wajah menjadi sedikit merah atau sakit kepala yang ekstrim setelah mengambil produk yang mengandung MSG yang tinggi.


Selain itu, kandungan dioxin dan plasticizers yang terkandung dalam paket kemasan (biasanya dalam bentuk mangkuk atau cangkir) juga dikatakan mampu meningkatkan risiko serangan kanker bagi penikmat. Bahan kimia yang terlarut dalam air panas akan menjadi bahaya jika di makan dari mangkuk/sterofom secara langsung.

Jangan lupakan juga teknik memasak mie instan Anda. Tahukah Anda, konten wax yang menyelaputi mee butuh waktu selama 4-5 hari untuk mencernanya. Bagaimana pula dengan efek terhadap ibu hamil dan anak-anak?

Anak-anak yang berumur bawah 5 tahun akan mengalami masalah penyerapan nutrisi jika dia mengkonsumsu mie instan lebih dari 3 kali seminggu. Konsumsi mie instan yang terlalu sering bagi ibu hamil juga bisa mengakibatkan keguguran atau menganggu proses pertumbuhan janin. Jadi, Anda para wanita, cobalah hindari mengidam mie instan ya. Coba gantikan dengan makanan lain yang lebih bergizi.


136 bahan penambah banyak bahan kimia diizinkan ditambahkan di dalam mi instan oleh Codex, standar makanan WHO / FAO. Gambar di atas menunjukkan bahan campuran itu. Dari 136 bahan penambah itu, 24 di antaranya adalah garam natrium, garam makan juga turut ditambahkan. Karena itulah kenapa mi instan mengandung natrium yang tinggi.

Satu paket mi instan saja dapat memnuhi maksimum konsumsi harian yang diijinkan 2.400 mg natrium. Di samping banyak bahan penambah dan kadar natrium yang tinggi, mi instan juga mengandung jumlah lemak yang tinggi. Kebanyakan mi instan digoreng dalam proses pembuatannya.


Menurut Dewan Konsumen Hong Kong (HKCC) dan Pusat Keamanan Makanan (CFS), dari 3 sampel mi instan ditemukan mengandung lebih dari 30g dari jumlah lemak per paket, yang merupakan lebih dari 50% dari batas asupan harian untuk jumlah lemak untuk diet 2,000- kcal.

Apakah mi instan ini memang makanan yang baik? Apa-apa saja bahan penambah ini sebenarnya dan sejauh manakah ia aman? Berikut beberapa zat-zat yang ikut Anda konsumsi dalam kelezatan mi instan . 

Kalsium Sulfat: Kapur Paris. 

Asam Tartarik: Bahan kimia yang digunakan dalam pencahar dan untuk memutihkan cermin. Lebih beracun dibandingkan 100% alkohol murni. 

Kalsium Oksida: Digunakan perawatan limbah dan dalam insektisida. 

Tertiary Butylhydroxyquinone (TBHQ): Produk berbasis minyak bumi; satu bentuk 
Butana (cairan dalam korek api). 

BHT: Risiko karsinogen dan efek berbahaya pada ginjal 

propil Gallate: Satu xenoestrogen (senyawa seperti hormon). Dapat memberikan efek samping pada reproduksi, perkembangan janin yang sehat dan mencegah produksi sperma. 

Pentasodium triphosphate: Bahan pencuci paling berkuasa (sering digunakan dalam deterjen), bahan samak untuk kulit; juga digunakan dalam produksi kertas, penyulingan minyak bumi, aplikasi tambang dan pengolahan air. 

Propylene Glycol: Pelarut sintetik yang dianggap racun neurologi. Digunakan untuk pembuatan bahan pendingin, antibeku otomotif, cairan yang berfungsi dalam tekanan hidrolik dan sebagainya. Jumlah berlebihan yang diambil dapat menyebabkan kerusakan ginjal. 

Polydimethylsiloxane: Digunakan dalam lensa kontak, sampo (untuk membuat rambut mengkilap dan licin), pelumas dan ubin tahan panas. 

Pewarna buatan (misalnya: Sunset Yellow FCF dan tartrazine): Kontribusi hiperaktivitas dalam kalangan anak-anak; mungkin turut berkontribusi terhadap gangguan 

Sumber  

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top