GuidePedia

0


Demi bisa berbaur dengan masyarakat umum serta menyekolahkan anaknya. Tumenggung Jelitai, salah satu kepala suku Orang Rimba Jambi atau Suku Anak Dalam (SAD) memilih keluar dari kebiasaan adat sukunya untuk memeluk agama Islam. 

Kepada Kilasjambi.com, Jumat 20 Maret 2015, Tumenggung Jelitai menceritakan keputusannya mengajak keluarganya memeluk Islam.

Bermula pada 2010 silam, demi berbaur dengan masyarakat di daerah Sungai Geger, Desa Kelapa di RT 07, Kecamatan Muarosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jelitai yang seorang Tumenggung kelompok SAD Kejasung Besar rela meninggalkan kebiasaan melangun atau mengembara.

Awalnya, Tumenggung berumur 43 tahun ini menganut keyakinan animisme dengan memercayai pohon-pohon yang dianggap keramat.

Tumenggung generasi keempat di kelompoknya ini mulai menata hidupnya layaknya warga umum lainnya yakni dengan membangun rumah. Ini sangat jauh berbeda dengan kebiasaan SAD lainnya. Ia juga mulai menekuni dan belajar agama Islam kepada sejumlah pemuka agama setempat.

“Saya masuk Islam di tahun awal 2010,” kata Jelitai.

Menurut Jelitai, awal memulai hidup barunya, ia tinggal di rumah sosial yang sudah dibangun pemerintah setempat. Karena mayoritas di kampungnya adalah masyarakat Islam, ini memudahkan Jelitai serta keluarganya berbaur dan belajar agama.

“Bagi saya, memeluk Islam tidak mempengaruhi adat kami yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat Orang Rimba,” kata Jelitai.

Perlahan, Jelitai bersama keluarganya mulai belajar meninggalkan kebiasaan seperti makanan yang memang dilarang Islam seperti menangkap dan memakan daging babi.

“Kalau masih makan babi berarti bukan Islam. Kalau sudah masuk Islam dak (tidak) noleh (mau) lagi makanan yang ada di rimbo (hutan),” katanya lagi.

Tumenggung Jelitai menyebutkan, di kelompok sukunya ada dua kepala keluarga (KK) yang sudah masuk Islam yakni keluarganya dan keluarga adiknya. Ia juga mengaku tetap diperlakukan layaknya Orang Rimba meski sudah beragama Islam. Bahkan, kata dia, dua orang keponakannya juga berkeinginan untuk memeluk Islam.

“Kalau ada rejeki, mau lah saya naik haji,” harap Jelitai.

Ingin Anaknya Belajar di Pesantren
Bisa menyekolahkan anak-anaknya menjadi alasan utama Tumenggung Jelitai membaur dan memeluk Islam. Tak muluk-muluk, Jelitai hanya ingin keturunannya tak mudah dibodohi. Dimana sebagian besar warga SAD memang tidak mengenal baca tulis layaknya masyarakat umum lainnya. Ia bercita-cita, anak-anaknya bisa belajar ke jenjang setinggi mungkin.

Bahkan karena kecintaannya kepada Islam, Jelitai bercita-cita bisa memasukkan anaknya untuk belajar di pesantren dan mendalami ilmu agama.

“Saya ingin sekolahkan anak saya biar pintar. Jangan seperti saya yang bodoh. Saya juga ingin masukkan anak saya ke pesantren, belajar agama agar nanti bisa mengajari saya soal agama,” jelas Jelitai polos.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, Jelitai hidup dengan bercocok tanam, seperti menanam ubi, karet dan kelapa sawit.

Layaknya Orang Rimba pada umumnya, Jelitai juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat nenek moyangnya yakni tidak merusak lingkungan. Dimana dalam kehidupan, pantang baginya merusak lingkungan. 

Sumber  

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top