GuidePedia

0


Metrotvnews.com, Ambon: Pernyataan mengejutkan datang dari ayah Gayatri Wailissa, Deddy Darwis Wailissa, yang menyebutkan putrinya itu sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN). Namun informasi yang didapat Metrotv, Humas BIN membantah pernyataan tersebut.


Sebelumnya, Deddy menyebutkan Gayatri sebagai anggota BIN. Di dalam foto yang dibawa saat pemakaman Gayatri, tampak perempuan belasan tahun itu berpose dengan mengenakan baju layaknya seragam aparat.

"Yang jelas foto ini adalah Gayatri sudah diterima sebagai anggota BIN," kata Deddy sesaat sebelum pemakaman almarhum di Ambon, Maluku, Sabtu (25/10/2014).


Sebelumnya, melalui sambungan telepon kepada Metrotv, Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Letkol Muhammad Hasyim, mengaku tak tahu bila perempuan itu menjadi anggota BIN.

Tapi, Hasyim mengakui Gayatri menjadi ikon Kodam. Gayatri memiliki seabrek kesibukan bersama Kodam Pattimura.

Pada Senin (20/10/2014), Gayatri melakukan olahraga di kawasan Surapati, Jakarta dan tak sadarkan diri. Teman-temannya lalu membawa gadis yang menguasai 14 bahasa itu ke RS Abdi Waluyo.

Gayatri menjalani perawatan selama empat hari. Pada Kamis (23/10/2014) malam, Gayatri menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. Kemudian jenazah Gayatri dibawa keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya di Ambon.
RRN 


========================

Digembleng Jadi Anggota BIN, Gayatri sudah Pulang ke Rahmatullah
Hamdi Jempot - 25 Oktober 2014 13:42 wib

Metrotvnews.com, Ambon: Gayatri Wailissa tengah mengikuti pendidikan sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN) di Jakarta. Namun takdir berkata lain. Perempuan yang menguasai 14 bahasa asing itu meninggal saat masih menjalani pendidikan.

"Yang jelas foto ini adalah Gayatri sudah diterima sebagai anggota BIN. Tapi baru digembleng selama tiga bulan, dia sudah pulang ke Rahmatullah," kata ayah Gayatri, Deddy Darwis Wailissa, sesaat sebelum putrinya dimakamkan di Ambon, Maluku, Sabtu (25/10/2014).

Selama penggembelengan, gadis 17 tahun itu berlatih bela diri kungfu, menembak, berenang, dan menyetir. Menurut Deddy, putrinya itu mendapat bimbingan dari sejumlah petinggi TNI, beberapa di antaranya Jenderal TNI Moeldoko dan KSAD Letjen Gatot Nurmantyo.

Gayatri pingsan saat berolahraga di kawasan Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (20/10/2014). Ia kemudian dibawa ke RS Abdi Waluyo dan menjalani perawatan intensif selama empat hari. Pada Jumat (24/20/2014), sekira pukul 08.32 WIB, tim medis menyatakan Gayatri meninggal dunia.

Nama Gayatri dikenal sebagai gadis belia yang mampu menguasai 14 bahasa asing. Uniknya, ia mempelajari bahasa-bahasa asing itu secara otodidak.

Kemampuannya itu pula turut mengangkat Indonesia dan Maluku di dunia. Di usianya yang masih belasan tahun, Gayatri sudah menjadi Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia.

Sejumlah bahasa yang ia kuasai di antaranya Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan Tagalog. Saat menjadi delegasi tunggal di Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN, Gayatri mendapat tempat terhormat dengan sapaan Doktor.
RRN 


=============================

Ayah Gayatri Bercerita soal Putrinya Mendadak Pusing sebelum Meninggal
Hamdi Jempot - 25 Oktober 2014 13:12 wib


Metrotvnews.com, Ambon: Deddy Darwis Wailissa tak ingin kabar buruk mengiringi kepergian putrinya, Gayatri Wailissa. Di depan para pelayat di Ambon, Maluku, Deddy pun bercerita soal putrinya yang meninggal di usia yang terbilang belia, yaitu 17 tahun.

Deddy memulai kronologi dengan Gayatri yang sedang berjoging di kawasan Surapati, Menteng, Jakarta, bersama teman-temannya pada Senin (20/10/2014). Kemudian, Gayatri mengeluh pusing.

"Waktu itu (Gayatri) cuma pusing saja," kata Deddy di depan pelayat di Aula Kodim 1504 Pulau Ambon sebelum jenazah putrinya dimakamkan, Sabtu (25/20/2014).

Kemudian, dua temannya menggotong Gayatri ke dalam sebuah kendaraan. Mereka lalu memberikan segelas teh manis untuk membantu meredakan rasa pusing itu.

"Tapi sebelum minum teh manis, dia langsung tak sadarkan diri," lanjut Deddy.

Lalu, Gayatri dibawa ke RS Abdi Waluyo Jakarta. Di rumah sakit, Gayatri dirawat karena mengalami koma.

Kemudian Deddy mendapat kabar dan langsung diminta ke Jakarta. Setibanya di RS, Deddy yang datang bersama istrinya, Nurul Idawaty dan anak bungsunya mendapati Gayatri tergolek di ranjang rumah sakit.

Gayatri menjalani perawatan intensif. Namun takdir berkata lain. Gayatri menghembuskan napas terakhir sekira pukul 19.15 WIB, Kamis (23/10/2014). Menurut dokter, kata Deddy, Gayatri meninggal katena pembuluh darah di otaknya pecah.

"Kehendak Allah, lain," ucap pria yang berprofesi sebagai perajin kaligrafi itu yang berusaha ikhlas melepas kepergian gadis belia yang menguasai 14 bahasa tersebut.
RRN 


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top