SBY Dinilai Berkontribusi Besar dalam Perdamaian dan Demokrasi,Pagi Ini SBY Terima Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan
Kyoto, Jepang:
Universitas Ritsumeikan memberi gelar Doktor Honoris Causa kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena komitmen dan kontribusi besarnya dalam perdamaian dan "demokrasi". Bukan hanya di Indonesia,melainkan juga bagi kawasan dan dunia.
"SBY adalah pemimpin yang luar biasa di Asia Pasifik," kata Rektor Universitas Ritsumeikan Prof Kiyofumi Kawaguchi menyampaikan hal tersebut dalam pengantar pemberian gelar honoris causa, di Kampus Suzaku, Kyoto, Jepang, Senin (29/9) pukul 11.00 waktu setempat atau 09.00 WIB.
Kawaguchi antara lain menyebut SBY merupakan Presiden RI pertama yang dipilih langsung.Bahkan ketika memenangkan periode keduanya, memperoleh 67 persen suara.Ini merupakan salah satu angka tertinggi dalam pilpres di dunia.
Selama kepemimpinannya, SBY berhasil membawa Indonesia keluar dari berbagai tantangan dan krisis, seperti finansial 2008, tsunami dan perdamaian di Aceh, juga penyelesaian persoalan Papua. Presiden SBY juga berkontribusi besar dalam isu-isu perdamaian dan "demokrasi". Hal ini sesuai dengan filosofi pendidikan di Universitas Ritsumeikan, yakni perdamaian dan demokrasi.
"Pemberian penghargaan ini juga merupakan langkah untuk mempererat hubungan antara Jepang dan Indonesia," Kawaguchi menambahkan.
Presiden SBY sendiri di awal sambutannya menyampaikan, atas nama pemrintah dan rakyat Indonesia turut berduka kepada warga korban erupsi Gunung Hontake yang terjadi di perbatasan prefektur Nagano-Gifu kemarin.
Mengenai penganugerahan Doktor Honoris Causa yang diterimanya, SBY menyatakan merasa terhormat."Saya terhormat dan bangga menerima penghargaan ini, dan bergabung bersama orang-orang pilihan yang pernah mendapatkan penghargaan serupa, seperti Mahatir Mohammad dan Kim Dae-jung," ujar SBY.
Ritsumeikan semula adalah sebuah akademi di Istana Kyoto, pada 1869. Tahun 1900, Kojuro Nakagawa, mantan sekretaris Pangeran Saionji, mendirikan Kyoto Hosei School atau Sekolah Hukum dan Politik. Sekolah inilah yang pada tahun 1913 secara resmi menggunakan nama Ritsumeikan. Pada tahun 1922 Kyoto Hosei School memperoleh status sebagai universitas, bernama Universitas Ritsumeikan.Setelah Perang Dunia II, Ritsumeikan berkomitmen pada pendidikan dengan komitmen pada masalah-masalah perdamain dan demokrasi.
Kini Akademi Ritsumeikan memiliki dua perguruan tinggi, yakni Universitas Ritsumeikan dan Ritsumeikan Asia Pasific University (APU). Jumlah mahasiswa asing di Akademi Ritsumeikan, sebanyak 3.753 orang, merupakan yang terbesar kedua di Jepang. Dari jumlah tersebut, 241 mahasiswa berasal dari Indonesia.Acara ini dihadiri oleh sejumlah duta besar negara sahabat, Presiden Japan-Indonesia Association (Japindo) Yasuo Fukuda, dan ratusan sivitas akademika Universitas Ritsumeikan. Hadir pula Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Mendikbud Mohammad Nuh, Menperin MS Hidayat, Mendag Muhamad Lutfi, Wakil Menlu Dino Patti Djalal, dan Seskab Dipo Alam.
Post a Comment Blogger Facebook