Kehadiran Joko Widodo atau yang biasa akrab disapa Jokowi ini selalu menghadirkan sensasi tersendiri bagi warga Ibukota. Gayanya yang khas dan sikapnya yang ramah membuat warga tidak merasa enggan tiap kali bertemu dengan Jokowi, dari mulai menyapa hingga foto bersama.
Kejadian unik ini terjadi pada 20 Desember 2012m yakni saat pelantikan walikota Jakarta Timur yang digelar di tengah perkampungan warga Pulo Jahe, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung.
Pidato ala Jokowi tersebut membuat para warga yang berbondong-bondong menyaksikan pelantikan tertawa terbahak-bahak. Seperti apa pidatonya? Inilah pidato Jokowi yang di kutip dari detik.com (20/12/2012).
Bapak Ibu seluruh tokoh, seluruh warga pejabat yang pada pagi hari ini hadir. Pagi hari ini memang tidak seperti biasanya. Pelantikan biasanya dilakukan di gedung, di balaikota, di kantor walikota. Tapi hari ini kita lakukan di tengah-tengah masyarakat, di tengah-tengah rakyat (hadirin bertepuk tangan).
Kenapa kita lakukan di sini? Karena memang orientasi kita sekarang ini bukan seremonial. Tapi fungsional. Jabatan itu bukan untuk sebuah kuasa. Jabatan itu adalah untuk melayani. Jabatan itu adalah untuk bekerja kepada masyarakat. Ini perlu saya ingatkan kepada Pak Walikota dan Wakil Walikota. Kenapa saya lantik di sini? Karena di sinilah di kampung itu permasalahan-permasalahan ada. Tidak hanya di kampung. Di Kebun Jahe saja (Warga protes: ‘Pulo Jahe, Pak’ hahaha).
Pulo sama kebun kan mirip-mirip. Saya ini di Jakarta, memang banyak kelurahan yang masih belum apal. Apalagi kampung. Ya tadi udah diingatkan, ‘Pak ini kampungnya Pulo Jahe’. Tapi setelah masuk ke sini lupa lagi menjadi Kebun Jahe (hadirin tertawa).
Nggak apa-apalah kebun sama pulo nggak jauh. Tapi yang paling penting, Walikota dan Wakil Walikota setelah dilantik detik ini sudah tahu permasalahan. Di sini ada masalah apa, di sini ada problem apa, di sini ada persoalan apa. Semuanya langsung tahu. Karena problem kota, problem Jakarta itu ada di kampung-kampung. Ada di RT-RT, ada di RW-RW. Entah itu ada yang namanya drainase, selokan. Entah itu yang namanya MCK yang kurang baik.
Entah itu ada penghijauan yang sehingga kita jam 8 seperti ini sudah panasnya kayak gini, ini adalah problem-problem kota. Problemnya ada di lapangan sehingga ini dilakukan di kampung. Kemudian yang lebih penting tentu saja Pak Walikota, Pak Wakil Walikota langsung bisa tahu sendiri. Masalah yang mengetahui dan melihat sendiri masalah-masalah yang sekitar tempat pelantikan ini. Dan kita harapkan dengan tahu langsung seperti ini bisa langsung membuat keputusan dan membuat action lapangan.
Karena ini yang ditunggu masyarakat. Tapi itulah kerja riil, kerja nyata. Dan inilah masyarakat kita. Kalau kita lantik di gedung, tempatnya ber-AC, masalahnya tidak akan kelihatan karena yang kelihatan yang bagus-bagus saja. Yang baik-baik saja (hadirin bertepuk tangan).
Dari sini problemnya banyak sekali. Masalahnya sudah banyak sekali di masyarakat, di kampung di RT, di RW. Khusus di wilayah RW 5, di Kebun Jahe (hadirin tertawa, Jokowi lalu meralat) Pulo Jahe, bener. Saya sengaja kok (hadirin tertawa), Kelurahan Jatinegara, ini ada 4 persoalan mendesak yang perlu segera diselesaikan. Yang pertama, ingat ini Pak Walikota segera selesaikan! Kondisi MCK warga yang kurang baik, nanti akan saya cek MCK-nya ada di mana. Katanya kurang baik, saya belum ngecek. Tempat penampungan sampah, saluran air yang tidak memadai.
Karena sebelum saya masuk ke sini, saya sudah mengirim intelijen untuk cek dulu masalah-masalah di sini apa. Kemudian tidak adanya hidran. Kita memang tidak ingin di Pulo Jahe ini ada kebakaran tapi kalau ada persiapan itu lebih baik (hadirin bertepuk tangan).
Inilah problem-problem dan masalah yang ada di kampung-kampung yang lain yang ada di wilayah Jaktim. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan terutama untuk Pak Walikota dan Pak Wakil Walikota agar suara masyarakat, apa yang menjadi suara akar rumput/masyarakat agar betul-betul didengar dan segera diselesaikan. Terimakasih. (Hadirin bertepuk tangan)