Salah satu hal yg menarik dari para pendukung JIL ini adalah bhw mrk tdk mendefinisikan Islam liberal itu apa. Dlm setiap presentasi sy soal Islam liberal, selalu diawali dgn masalah ini. Krn #mereka sendiri tak pernah definisikan. Akibatnya, bahkan para pendukung JIL pun mengira2 Islam liberal itu apa, dan sering keliru.
Misalnya, sains dianggap sekuler. Ini jelas keliru. Org tdk harus jd sekuler utk belajar sains. Maka, org yg belajar sains dianggap aneh kalau bicara agama. Padahal agama, apalagi urusan aqidah, hrs dikuasai setiap Muslim. Di sisi lain, kalau sains itu sekuler, mengapa org2 sekuler (mis: JIL) kebanyakan bukan org sains?
Ada jg yg bilang: basket itu olahraga sekuler-liberal. Facebook itu produk sekuler-liberal. Org tdk perlu jd sekuler utk main basket. Demikian jg utk buka akun Facebook. Memang bs saja basket dan FB dibumbui dgn hal2 sekuler. Misalnya cheerleader. Atau penggunaan FB utk yg tdk baik.
Tapi sekularisme dan liberalisme tidaklah inheren dalam basket dan FB itu sendiri. Ketika Naismith menciptakan permainan basket, apa ia sedang mengejawantahkan paham sekuler yg dianutnya? Ada jg yg bertanya: kenapa aktivis anti JIL ada yg pakaiannya masih 'terbuka'? Di sini, ia gagal membedakan antara perilaku yg salah (sebutlah 'perilaku liberal') dgn paham Islam liberal.
Banyak org tdk menutup aurat. Tapi hanya Islam liberal yg mengutak-atik ajaran Islam utk membenarkan buka aurat. Ulama sejak dahulu membedakan antara perilaku maksiat dgn menafikan kemaksiatan itu sendiri.
'Tidak shaum' beda dgn 'menyatakan bahwa shaum itu tdk wajib'. Dosa yg dilakukan sendiri beda dgn yg dipropagandakan. Dosa yg diperbuat tanpa pembenaran beda dgn yg melakukannya dgn 1001 pembenaran.
Nah, yg mencari2 pembenaran dgn mengutak-atik ajaran Islam, itulah Islam liberal. Kemaksiatan tingkat tinggi. Kalau dosa sdh tdk disembunyikan, malah dipropagandakan, bahkan dianggap bukan maksiat, dosa kecil pun jd dosa besar.
Kesalahpahaman para pendukung JIL ini bersumber dari 2 kesalahan, menurut saya. Kesalahan pertama: bekal agama minim. Masalah spt ini bukan perkara baru dlm diskusi2 para ulama.Kesalahan kedua: tdk mendefinisikan Islam liberal. Akhirnya mrk sendiri yg kebingungan.
Terakhir, saya ingin jelaskan bahwa poin kedua itulah tipikal kesalahan org yg tdk pandai sains.Dalam sains, selalu digunakan 'mathematical thinking'. Salah satu ciri khasnya: define the parameter!
Mendefinisikan sesuatu adalah masalah yg sangat urgen. Niscaya tdk ilmiah suatu pembicaraan kalau tdk bahas definisi.Org yg belajar sains, sadar atau tdk sadar, pasti melakukan hal ini. Batasan2 harus dijelaskan di awal.Tapi yg pemahaman sainsnya sekedar hapal rumus mungkin gak paham. Makanya gagal mendefinisikan.
Tapi yg pemahaman sainsnya sekedar hapal rumus mungkin gak paham. Makanya gagal mendefinisikan.Alhasil, pendukung JIL pun tdk bisa bedakan antara 'perilaku liberal', 'produk org2 liberal' dan 'Islam liberal'.Alhasil, pendukung JIL pun tdk bisa bedakan antara 'perilaku liberal', 'produk org2 liberal' dan 'Islam liberal'.