
Misalnya, sains dianggap sekuler. Ini jelas keliru. Org tdk harus jd sekuler utk belajar sains. Maka, org yg belajar sains dianggap aneh kalau bicara agama. Padahal agama, apalagi urusan aqidah, hrs dikuasai setiap Muslim. Di sisi lain, kalau sains itu sekuler, mengapa org2 sekuler (mis: JIL) kebanyakan bukan org sains?
Banyak org tdk menutup aurat. Tapi hanya Islam liberal yg mengutak-atik ajaran Islam utk membenarkan buka aurat. Ulama sejak dahulu membedakan antara perilaku maksiat dgn menafikan kemaksiatan itu sendiri.
Nah, yg mencari2 pembenaran dgn mengutak-atik ajaran Islam, itulah Islam liberal. Kemaksiatan tingkat tinggi. Kalau dosa sdh tdk disembunyikan, malah dipropagandakan, bahkan dianggap bukan maksiat, dosa kecil pun jd dosa besar.
Kesalahpahaman para pendukung JIL ini bersumber dari 2 kesalahan, menurut saya. Kesalahan pertama: bekal agama minim. Masalah spt ini bukan perkara baru dlm diskusi2 para ulama.Kesalahan kedua: tdk mendefinisikan Islam liberal. Akhirnya mrk sendiri yg kebingungan.
Terakhir, saya ingin jelaskan bahwa poin kedua itulah tipikal kesalahan org yg tdk pandai sains.Dalam sains, selalu digunakan 'mathematical thinking'. Salah satu ciri khasnya: define the parameter!
Mendefinisikan sesuatu adalah masalah yg sangat urgen. Niscaya tdk ilmiah suatu pembicaraan kalau tdk bahas definisi.Org yg belajar sains, sadar atau tdk sadar, pasti melakukan hal ini. Batasan2 harus dijelaskan di awal.Tapi yg pemahaman sainsnya sekedar hapal rumus mungkin gak paham. Makanya gagal mendefinisikan.
Tapi yg pemahaman sainsnya sekedar hapal rumus mungkin gak paham. Makanya gagal mendefinisikan.Alhasil, pendukung JIL pun tdk bisa bedakan antara 'perilaku liberal', 'produk org2 liberal' dan 'Islam liberal'.Alhasil, pendukung JIL pun tdk bisa bedakan antara 'perilaku liberal', 'produk org2 liberal' dan 'Islam liberal'.