Telah dipahami bahwa pilihan yang umum tentang bahan pengusung cincin dari senyawa karbida adalah titanium karbida dan tungsten karbida. Selanjutnya sudah pasti timbul pertanyaan apakah perbedaan diantara ke-dua senyawa karbida aka keramik ini. Manakah yang lebih “unggul”, walau ke-duanya sudah pasti tidak bisa dibandingkan dengan superioritas yang dimiliki zirkonium karbida, tapi ke-duanya sudah pasti lebih “unggul” bila dibandingkan dengan cincin berbahan dasar logam tunggal atau kombinasi dari dua atau lebih dari logam tunggal yang umum digunakan seperti emas, perak, platina dan palladium.
Titanium dan Tungsten
Untuk melengkapi pembahasan seputar cincin berbahan dasar keramik, inilah beberapa hal yang dapat dijadikan sudut pandang :
- Tingkat elastisitas; sebagai logam dan karbida yang umum digunakan sebagai bahan cincin, titanium memiliki tingkat elastisitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan tungsten. Secara sederhana dapat digambarkan bila sebuah cincin sengaja dipukul dengan godam, maka cincin yang terbuat dari titanium akan memiliki efek kelenturan yang lebih baik bila dibandingkan dengan cincin yang terbuat dari bahan tungsten. Kemungkinan titanium untuk bisa “pecah” atau “patah” lebih kecil daripada tungsten. Seperti menekan bola dari karet, titanium lebih mampu mengabsorpsi tekanan yang mengenainya daripada tungsten. Hal ini hanya sebagai perbandingan, karena pada kenyataannya titanium dan tungsten tetaplah senyawa karbida yang aman, kuat dan sangat baik untuk digunakan sebagai bahan sebuah cincin.
- Tingkat kekerasan; faktor ini sudah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya. Bentukan karbida titanium dan tungsten sama-sama memiliki tingkat kekerasan yang superior bila dibandingkan dengan emas, perak, platinum bahkan palladium sekalipun. Yang menjadi penekanan seputar tingkat kekerasan ini sudah pasti bahwa tingkat kekerasan bentukan logam dalam senyawa karbidanya akan lebih keras bila dibandingkan bentukan logam murni atau kombinasi dari beberapa logam. Senyawa karbida yang tidak lain adalah keramik modern sudah pasti memiliki tingkat kekerasan yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan tingkat kekerasannya dalam bentuk logam murni atau kombinasinya.
- Hypo-allergenic; bila mencoba membandingkan titanium dan tungsten dalam bentukan karbidanya maka akan didapati bahwa titanium karbida akan jauh lebih hypo-allergenic dibandingkan dengan tungsten karbida. Fakta ini disebabkan tungsten karbida yang terbentuk dari ikatan dengan senyawa logam cobalt dan sebagai bahan pengikat yang umum digunakan adalah nikel. Keberadaan dua senyawa tambahan ini menyebabkan titanium karbida memiliki tingkat hypo-allergenic yang lebih baik bila dibandingkan dengan tungsten karbida.
- Berat jenis; walaupun tidak terlalu signifikan, berdasarkan densitas unsur titanium dan tungsten, akan kita dapati titanium lebih ringan dari tungsten. Titanium dalam bentuk logam murninya 43% lebih ringan dari baja sedangkan tungsten karbida 90% lebih berat dari baja.
- Pilihan warna; warna titanium dan tungsten akan mengalami perubahan warna bila terpapar senyawa kimiawi lainnya, maka untuk mencegah perubahan warna ini para praktisi pembuat perhiasan biasa melakukan proses anodizasi untuk melapisi warna titanium dan tungsten. Berdasarkan pilihan warna, titanium umumnya akan memiliki warna hitam hingga keabu-abuan, sedangkan tungsten biasa ditemukan hanya dalam balutan warna hitam. Seputar pilihan warna ini, kenyataan baik titanium dan tungsten dapat saja mengalami perubahan warna dari gradasi hitam menjadi keabu-abuan dan cenderung putih, jelas akan sangat berbeda dengan zirconium karbida yang umum didapati berwarna hitam maka akan selamanya berwarna hitam.
- Harga; cincin berbahan dasar titanium akan lebih murah dari cincin berbahan dasar tungsten. Separasi harga ini disebabkan faktor kesulitan selama proses pembuatan, kernyataannya bahwa cincin berbahan dasar tungsten jauh lebih sulit diproduksi daripada cincin berbahan dasar titanium menyebabkan harga cincin dari bahan tungsten jauh lebih mahal dari cincin berbahan dasar titanium. Sedikit bocoran tentang pembuatan perhiasan-perhiasan berbahan dasar tungsten hanya bisa dilakukan pada tempratur 6.000 pada skala Faranheit, dan proses peleburannya juga hanya bisa dilakukan dalam kondisi hampa udara atau minimal tanpa adanya senyawa hydrogen.
- Pahatan motif dan ukuran; dari beberapa perbedaan diatas sebenarnya sudah dapat disimpulkan bahwa cincin berbahan dasar tungsten akan lebih sulit di-ukir, pemberian motif-motif seperti celtic hingga pahatan berbentuk tulisan akan lebih mudah dilakukan terhadap cincin berbahan dasar titanium. Faktor kekerasan, elastisitas dan proses produksi yang menjadi dasar perbedaan ini, fakta bahwa tungsten memiliki tingkat kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan titanium, menyebabkan titanium akan lebih elastis bila dibandingkan dengan tungsten. Hal ini juga yang menyebabkan harga cincin tungsten akan lebih mahal bila dibandingkan dengan cincin dari bahan titanium. Dan jika merambah ke hukum-hukum ekonomi maka cincin yang lebih mudah diproduksi akan berharga lebih murah dan sudah pasti akan akan lebih banyak ditemukan di pasaran, baik variasi ukuran dan motif ukiran.
Beberapa kesimpulan sebagai catatan kaki :
- Cincin berbahan dasar tungsten karbida paling banyak dipilih bila dibandingkan dengan cincin berbahan dasar logam atau non logam lainnya.
- Tungsten karbida 10 kali lebih keras bila dibandingkan dengan emas 18 karat, 5 kali lebih keras bila dibandingkan dengan baja dan 4 kali lebih keras bila dibandingkan dengan titanium karbida.
- Batuan mulia berlian lebih keras bila dibanginkan dengan zirconium karbida dan zirconium karbida sudah pasti memiliki tingkat kekerasan lebih baik dari tungsten karbida.
- Berdasarkan tingkat kekerasannya, cincin berbahan dasar tungsten karbida akan lebih kuat bila dibandingkan dengan cincin berbahan dasar logam non logam lainnya. Sudah pasti terkecuali cincin berbahan dasar zirconium karbida.
- Cincin berbahan dasar tungsten karbida tidak akan pernah bengkok atau mengalami perubahan bentuk, kemungkinan sangat kecil yang ada cincin berbahan dasar tungsten karbida akan “patah” atau “pecah”.
- Setiap cincin berbahan dasar tungsten karbida yang ada dipasaran dibuat khusus dengan tangan –handmade-, dibentuk khusus hanya dengan menggunakan peralatan pemotong dan pengukir yang terbuat dari batuan berlian.
- Bila akhirnya jari tangan tempat melingkarnya cincin membesar, cincin berbahan dasar tungsten karbida apalagi zirkonium karbida hanya bisa dilepaskan dengan bantuan para-medis dan para-ahli, alias jangan bermimpi bisa memotong atau mematahkan cincin tersebut tanpa bantuan mereka.
Demikianlah beberapa sudut pandang dan kesimpulan yang bisa menjadi acuan dalam pemilihan cincin berbahan dasar tungsten karbida dan titanium karbida. Sedikit kembali pembahasan sebelumnya bahwa ternyata adanya kenyataan superioritas semu yang ada pada logam-logam yang umum digunakan sebagai bahan pengusung cincin. Perak, emas, platina bahkan palladium sekalipun yang umum digunakan sebagai material pembentuk cincin tidak lagi menjadi begitu berharga bila dibandingkan dengan keramik, walau pada kenyataannya kita tidak lagi bisa “meng-harga-i” dengan materi makna yang seutuhnya dimiliki sebuah cincin pernikahan walau berbahan dasar tanah liat sekalipun. Tiada harga yang pantas bagi cinta selain kehidupan itu sendiri.
Post a Comment Blogger Facebook