“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al Hujuraat : 11)
Allah swt telah memberikan kepada manusia begitu banyaknya karunia dan rahmatNya, dalam hal ini salah satunya adalah lidah kita sebagai sarana komunikasi lisan untuk menyampaikan informasi. Informasi yang disampaikan oleh seseorang bisa jadi hal yang sangat dibutuhkan orang lain demi kebaikan. Namun ada juga merupakan informasi mengenai perihal seseorang yang bisa jadi berita kejelekan seseorang. Dan ini lah perbuatan lidah yang sangat dibenci oleh Allah.
Perkataan yang baik adalah pembuktian kemusliman seseorang. Hendaknya setiap orang memastikan bahwa kata-kata yang akan diucapkannya benar-benar baik. Apabila kita tidak yakin akan dapat mengeluarkan kata-kata yang baik, diam itu lebih baik. Berkata yang baik tentunya akan lebih bermanfaat dibandingkan diam. Akan tetapi, menghindari akibat dari perkataan yang kurang baik akan lebih utama dibandingkan kita memaksakan berbicara yang akan berakibat jelek kepada diri sendiri maupun orang lain.
Ghibah (Menggunjing)
Pada suatu ketika menghadaplah seorang wanita yang sangat pendek badannya, menghadap kepada Nabi dalam suatu kepentingan, ketika wanita itu sudah keluar, maka Aisyah r.a berkata : “Betapa pendek wanita itu”. Mendengar perkataan Aisyah r.a, maka Rasul bersabda : “Wahai Aisyah, kamu telah menggunjingnya tentang kelemahan fisik wanita itu sehingga termasuk menyebarkan fitnah.
Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajak bicara akal, hati, perasaan dan jiwa, akhlak dan pendidikan. Agama yang mulia ini menggariskan adanya peraturan-peraturan agar seorang muslim dapat memiliki hati yang selamat, perasaan yang bersih, menjaga kehormatan lisan, dan menjaga rahasia pribadinya, serta dapat berakhlak mulia terhadap Rabb-nya dirinya dan seluruh manusia,. Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujurat: 6)
Dalam surah Al Hujurat ayat 6 di atas, Allah swt mengingatkan orang-orang mukmin untuk selalu meneliti setiap kabar yang sampai kepada mereka sebelum mereka mengatakan itu kepada yang lain. Hingga setiap perkataan seorang mukmin dapat dijamin kebenarannya, sehingga fitnah dapat dihindari. Dalam sebuah ayat Al Qur’an, Allah swt berfirman,
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya”. (QS. Al Israa’ : 36)
Kata Menggunjing atau Ghibah diartikan sebagai suatu perkataan mengenai suatu keadaan yang terdapat pada seseorang yang diceritakan kepada orang lain di mana hal tersebut sebenarnya sesuatu yang sangat tidak disukai orang tersebut. Jika hal tersebut benar adanya terdapat pada orang yang diceritakan keadaannya, maka si pencerita berarti telah menggunjing orang yang diceritakannya. Namun jika hal tersebut tidak benar adanya, maka ia telah menfitnah orang tersebut. Hal ini sebagaimana hadits yang diiriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,
“Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan menggunjing?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Dikatakan, “Bagaimana pendapatmu apabila apa yang aku katakan memang ada pada dirinya?” Beliau menjawab, “Apabila apa yang kamu katakan itu memang ada pada dirinya berarti engkau telah menggunjingnya dan apabila apa yang katakan itu tidak benar berarti kamu telah memfitnahnya,” (HR. Muslim)"
Post a Comment Blogger Facebook