Seperti yang sudah saya katakan pada postingan-postingan sebelumnya, jarak dari satu tempat wisata ke tempat wisata yang lain di Dataran Tinggi Dieng jaraknya cukup dekat. Sangat mudah bagi Anda jika membawa kendaraan sendiri. Bagi yang datang ke Dieng dengan angkutan umum Anda nggak perlu risau. Di Dieng banyak tukang ojek yang siap mengantarkan Anda berkeliling Dieng. Ojeknya resmi kok, bahkan mereka bisa menjadi pemandu Anda berkeliling Dieng. Walaupun dekat tapi kalau jalan kaki ya bakal bikin ngos-ngosan. Kira-kira jaraknya 1-2 km lah dari satu tempat ke tempat lain. Begitu juga dari Telaga Warna ke Kawah Sikidang, hanya berjarak sekitar 2 km.
Dari parkiran Telaga Warna saya cukup berjalan lurus kemudian belok kanan. Nggak begitu jauh kemudian sudah ada petunjuk arah ke Kawah Sikidang. Sebelum pos jaga Kawah Sikidang saya melihat sebuah candi. Yup itulah salah satu dari beberapa candi yang ada di Dieng, namanya Candi Bima. Tapi tunggu, saya nggak akan ke Candi Bima terlebih dahulu. Saya lebih memilih untuk menengok Kawah Sikidang, baru Candi Bima sesudahnya. Berbekal tiket terusan yang sudah saya beli, saya cukup memperlihatkan tiket saya ke petugas jaga. Petugas kemudian memberi lubang pada tiket saya yang bergambar Kawah Sikidang. Cukup praktis, efisien, serta hemat dengan tiket terusan ini.
Kalau dari arah pos jaga, lokasi Kawah Sikidang masih beberapa ratus meter lagi. Beberapa pipa-pipa uap terlihat saat melewati jalan ke arah Kawah Sikidang. Pipa-pipa uap ini yang membawa uap-uap gas dari kawah yang ada di Dataran Tinggi Dieng sebagai pembangkit tenaga listrik. Berbagai peringatan tanda bahaya ada disana. Anda nggak usah aneh-aneh dan berusaha mendekati pipa-pipa uap tersebut karena cukup berbahaya.
Tempat parkir di Kawah Sikidang ini cukup luas. Seperti biasanya, di dekat tempat parkir terdapat banyak lapak pedagang yang menjual aneka makanan. Dagangannya masih sama kok bro.. Aneka minuman dan kentang goreng. Nggak usah nyari minuman dingin dengan es atau yang dimasukin kulkas yah, karena itu nggak ada di Dieng. Tanpa ditaruh di kulkas, minuman yang dijual udah cukup dingin kok.
Untuk sampai di Kawah Sikidang Anda harus berjalan sekitar 150 meter dari parkiran. Tapi yang jelas begitu masuk area ini bau belerang menyengat cukup kuat. Sebaiknya Anda menggunakan masker untuk menutupi mulut dan hidung. Kalau nggak bawa disini juga ada yang jual kok, harganya 5.000 aja. Dalam perjalanan menuju kawah utama terdapat banyak semburan-semburan uap dengan bau menyengat yang muncul di berbagai retakan tanah. Konon karena semburan kawah yang berpindah-pindah inilah kawah ini dinamakan Kawah Sikidang. Kidang adalah kata dari Bahasa Jawa yang berarti anak rusa/kijang. Kawah Sikidang ini merupakan kawah yang paling ramai dan paling banyak dikunjungi wisatawan. Mungkin saja karena fasilitasnya yang ada lebih memadai daripada kawah lainnya. Selain itu juga lokasinya yang dekat dengan tempat wisata lainnya.
Kawah utama Kawah Sikidang berbentuk lingkaran yang cukup luas. Di sepanjang tepi kawah hanya dipagari oleh kayu dan bambu. Sebaiknya nggak terlalu mendekati kawah karena bau belerangnya bikin eneg. Kepulan asap putih terus menerus keluar dari kawah ini sampai-sampai air yang ada di dalam kawah tidak terlihat. Kalau Anda mau foto-foto di tepi kawah ya silahkan, nggak jadi masalah asal angin nggak bertiup ke arah Anda. Kalau mau dapet pemandangan yang lebih bagus lagi nggak ada salahnya untuk sedikit repot naik bukit. Nggak tinggi kok bukitnya, cuma harus hati-hati karena licin. Dari atas bukit ini kelihatan sumber kawah lain yang airnya bisa terlihat karena kepulan asapnya tidak terlalu banyak. Airnya terlihat seperti air mendidih. Saya pikir pemandangan di Dieng memang mengagumkan.. Luar biasa keindahannya!
http://www.wijanarko.net/2011/07/kepulan-asap-putih-telaga-sikidang.html
Post a Comment Blogger Facebook