Rumahnya menjadi satu-satunya berdiri di kubangan lumpur dan jalan-jalan menuju ke rumah itu dipenuhi pohon yang tumbang, mayat babi, dan sisa sampah yang tertumpuk akibat tsunami pada 11 Maret lalu. Demikian dilansir AP, Jumat (9/4/2011).
Tinggal sendirian di dalam rumah yang gelap, Kunio Shiga yang berusia 75 tahun, benar-benar sebatang kara. Ia tidak bisa berjalan sendirian dan tidak tahu apa yang terjadi pada istrinya.
Seluruh tetangganya sudah pergi karena takut radiasi nuklir dari kilang nuklir Fukushima yang hanya berjarak 20 kilometer. Padahal pihak otoritas sudah memperingatkan agar setiap orang segera meninggalkan lokasi karena radiasi. Tak ada yang datang menolongnya.
Saat reporter dan fotografer AP tiba di rumah Shiga, ia terlihat takut dan kebingungan. 'Anda orang pertama yang saya temani bicara setelah bencana tsunami dan gempa,' katanya. Ia kemudian berujar.
'Apakah Anda punya makanan? Saya akan membayar Anda,' kata Shiga lagi. Shiga kemudian menerima satu liter air mineral dan satu pak makanan energi. Tak berapa lama kemudian, wartawan AP memberitahukan situasi Shiga ke polisi terdekat.
Post a Comment Blogger Facebook