Ketika menyaksikan tayangan televisi baik nasional maupun internasional bahwa kemarin masyarakat keuangan internasional dikejutkan dengan keluarnya uang kertas Dollar Zimbabwe yang bernominal Z $ 100,000,000,000.-
Ungkapan pertama saya adalah Opo Tumon... ? karena saya nggak ketemu ungkapan yang pas dalam bahasa Indonesia-nya. Dalam bahasa Inggris mungkin yang mirip ungkapan Opo Tumon... ini adalah What On Earth...? .
Intinya adalah keheranan kita untuk sesuatu yang tidak seharusnya terjadi atau ada, tetapi buktinya ada. Uang kertas yang nilainya tidak tanggung-tanggung ini terpaksa dikeluarkan pemerintah Zimbabwe karena negara itu benar-benar dalam kesulitan kredibilitas uang kertas yang sangat dasyat. Bayangkan uang kertas yang nilainya Z$ 100 Milyar ini hanya cukup untuk membeli empat butir jeruk atau setangkup roti.
Kalau mau ditukar dengan Dinar emas yang kita miliki, maka untuk setiap keping Dinar akan diperlukan Z$ 13,416,000,000,000,-. Jadi praktis negeri Zimbabwe ini tidak memiliki uang yang bernilai sebenarnya.
Tetapi ini bukan uang di dunia hiburan/permainan monopoli dan sejenisnya; ini uang nyata dari suau negeri yang berdaulat yang berlaku sejak Senin kemarin sampai 31 Desember 2008; setelah itu entah apa lagi yang akan terjadi.
Sayangnya saya belum mendapat gambar dari uang tersebut, yang saya peroleh adalah gambar uang yang bernilai nominal Z$ 50 Milyar yang dikeluarkan Zimbabwe bulan Mei lalu.
Ini mengingatkan apa yang saya tulis akhir Januari lalu untuk menceritakan kejadian di Jerman tahun 1923 - ketika orang disana lebih suka membakar uang untuk menghangatkan ruangan di musim dingin ketimbang membeli kayu bakar – karena harganya sama.
Juga foto disamping yang diambil di Jerman pada tahun yang sama, jangan dikira Bapak yang mendorong uang dalam gerobak tersebut sedang memindahkan uang dari tempat penyimpanan di Bank Central.
Dia seorang buruh yang harus secepatnya membawa gaji yang baru diterimanya ke toko roti, karena kalau telat uang dalam gerobaknya tidak lagi cukup untuk membeli roti – saking cepatnya inflasi.
Apa yang dilakukan oleh toko roti setelah menerima uang ? secepatnya dia membeli gandum untuk bahan baku, dan secepatnya membeli emas untuk bagian keuntungannya.
Dari sini kita belajar dari realita lagi, bahwa suatu kepastian bahwa uang kertas akan mengalami penurunan nilai (karena tidak ada satu negarapun yang bisa mencegah inflasi dari uang kertasnya). Yang berbeda hanya tingkat kecepatannya.
Ketika inflasi menjadi terlalu cepat, maka memegang uang kertas seperti memegang bara api – secepatnya harus dilempar/dipindahkan ke orang lain – sebelum kita terbakar/bangkrut karena uang kita tidak dapat untuk membeli apa-apa lagi.
Source: http://myselebrity.blogspot.com
Post a Comment Blogger Facebook