DETIKPOS.net - Ketua Dewan Tanfidz Pengurus Wilayah NU Jawa Timur Kiai Mutawakil Alallah menegaskan, kerusuhan yang terjadi di Pasuruan Selasa kemarin (15/2) murni akibat dendam lama di antara organisasi massa Islam.
“Di Pasuruan ada tiga kelompok organisasi yang saling bersinggungan dan sering terlibat pertikaian fisik,” kata Mutawakil kepada Tempo, Rabu (16/2).
Tiga kelompok tersebut adalah Yayasan Pondok Pesantren Islam (YAPI) atau kelompok Syiah; kelompok Sunni Pasuruan; serta kelompok pengajian Manakib Kubro.
Kerusuhan yang terjadi kemarin, kata Mutawakil, melibatkan massa dari YAPI dan Sunni Pasuruan pimpinan habib Umar Bin Abdullah.
Kelompok Sunni, tambah Mutawakil, meski selalu mengatasnamakan Ahlussunah Waljamaah, namun mereka sebenarnya tidak mau disebut sebagai kelompok NU maupun Muhammadiyah.
“NU itu sebenarnya juga Sunni, tapi kelompok Sunni yang di Pasuruan ini tidak mau disebut NU, mereka punya aliran sendiri,” ujar Mutawakil.
Itu sebabnya Mutawakil menjamin, kerusuhan yang terjadi kemarin tidak melibatkan massa dari NU. “Mereka cuma ratusan, kalau memang NU terlibat, ya, ribuan massanya,” paparnya. Selain itu, dalam kerusuhan tersebut tidak ditemukan lambang NU.
Berdasarkan penelusuran PWNU Jawa Timur menyebutkan, kerusuhan yang terjadi kemarin bermula ketika massa dari kelompok Sunni Pasuruan pulang dari pengajian di kawasan Pandaan.
Ketika melintasi YAPI, ada beberapa santri Yapi yang kebetulan berada di halaman pesantren mengejek massa yang sedang melintas.
“Santri YAPI sedang berolah raga, mereka mengejek, akhirnya dibalas dengan lemparan, dan saling lempar dan pengrusakan,” kata Mutawakil.
Mutawakil mengatakan informasi dia dapatkan dari ketua PCNU Pasuruan Kiai Syamsul Maarif yang pada saat kejadian kebetulan sedang melintas di sekitar lokasi.
Post a Comment Blogger Facebook