GuidePedia

5
Jember (ANTARA News) - Peraih nilai tertinggi ujian nasional tingkat SMA se-Jawa Timur, Dina Bakti Pertiwi, membutuhkan uluran tangan agar dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena keterbatasan biaya.

"Saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri (PTN), namun tidak memiliki biaya," kata Dina, di Jember, Minggu.

Siswa SMA Negeri 1 Jember jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tersebut tidak percaya dengan nilai UN yang diraihnya, 54,75 dan menjadi nilai yang tertinggi untuk SMA jurusan IPS di Jatim.

Ia mengaku sudah mendapat banyak tawaran dari sejumlah donatur perseorangan dan lembaga yang sanggup membiayai kuliahnya selama beberapa tahun, namun ia belum memutuskan untuk memilih yang mana.

Bahkan Universitas Brawijaya (UB) Malang sudah menawarkan beasiswa, apabila Dina lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di perguruan tinggi itu.

"Ada beberapa perguruan tinggi swasta (PTS) di Surabaya dan Malang yang juga menawarkan beasiswa, asalkan saya bersedia kuliah di sana," paparnya.

Dina mengaku ingin kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Jakarta, sehingga harus mempersiapkan sebaik mungkin untuk mengikuti ujian STAN yang akan digelar 20 Juni mendatang.


gayus tambunanGayus Tambunan, alumnus STAN idola!

"Saat ini saya ikut bimbingan belajar di salah satu lembaga pendidikan di Jember demi mencapai keinginan saya melanjutkan pendidikan di STAN. Biaya ikut bimbingan belajar saya dapat dari donatur juga," katanya.
Penghasilan ibu Dina sebagai penjual nasi pecel tentu tidak cukup untuk membiayai Dina mengikuti sejumlah bimbingan belajar di Jember.

"Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan para donatur yang sudah membantu saya sehingga bisa ikut bimbingan belajar. Saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk mengikuti ujian di STAN," paparnya.

Siswi berprestasi asal Jember tersebut ingin diterima di STAN agar dapat membantu meringankan beban ibunya dan menyekolahkan adik-adiknya.

"Ayah sudah tidak ada, sehingga ibu harus membanting tulang untuk menyekolahkan saya dan dua adik saya. Saya tidak ingin membebani ibu dengan biaya kuliah yang begitu besar," kata anak ketiga dari lima bersaudara ini.

Anak pasangan M. Syafi` (alm) dan Tri Hartini tersebut memiliki cita-cita sebagai seorang akuntan yang hebat sehingga dia berjuang dengan gigih untuk mewujudkan semua itu.

"Mudah-mudahan impian saya untuk lolos ujian di STAN dapat terwujud, saya harus rajin belajar dan berdoa kepada Allah SWT," kata siswi yang gemar salat tahajud bersama ibunya itu.

Post a Comment Blogger

  1. Jangan ndhuk, mau jadi maling apa ? Sudah terlalu banyak maling di negara ini....masuk MIPA aja, jadi peneliti, kemungkinan jadi malignnya palign sedikit...

    ReplyDelete
  2. udh waktunya maling2 itu kabur kalo kamu masuk..!!
    saya dukung kamu masuk STAN !!
    kapan lagi keuangan negara kita agar diurus ama orang yang bener pula!!!!!!!!

    dan habisin tuh oknum2 gak bertanggung jawab seperti itu

    ReplyDelete
  3. Setahu saya maling-maling dari STAN dulunya juga orang-orang baik...malah Gayus ini denger-denger di SMA jadi Amir pengajian di masjidnya....

    ReplyDelete
  4. Indonesia butuh dukungan orang-orang jujur, cerdas, dan beradab untuk memperbaikinya... Agama anda apa? Islam? Apa anda teroris?
    Negara anda apa? Indonesia? Apa anda koruptor? Apa anda Indon?
    Saya Islam juga, Indonesia juga... tapi tidak terima jika digeneralisasi dengan oknum-oknum seperti mereka.
    Mau apa jadinya negara kita kalau pemerintahnya tidak jujur? Sedang yang benar dan jujur ikut-ikutan dihina. Apa kontribusi penghina-penghina ini dibandingkan dengan pengorbanan pejabat bener yang semakin sedikit ini?

    ReplyDelete
  5. Ha ini ada lulusan STAN bicara, bos ceritain dong uang haram anda buat ngapain aja selama ini ?

    ReplyDelete

Beli yuk ?

 
Top