Kemegahan Istana Air Ujung rusak karena Perang Dunia ke-II ketika Jepang membongkar batangan-batangan besi Taman Ujung yang digunakan untuk memproduksi senjata, diikuti dengan meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963. Gempa bumi juga membuat Taman Ujung mengalami kerusakan parah. Tetapi pemerintah dan Kerajaan Karangasem kemudian merenovasi kembali sebagai mana gagahnya Taman ini berdiri dahulu.
Komplek Istana Air ini merupakan kombinasi arsitektur Bali dan Eropa. Terdapat tiga kolam besar di dalam areanya. Tempat peristirahatan yang bernama "Bale Gili" terletak di tengah kolam utama yang terhubung dengan jembatan pada sisi pilar tersebut dengan sebuah gardu di setiap jembatan.
Tempat peristirahatan ini terdiri dari empat kamar, dan foto dari Keluarga Kerajaan dapat dilihat di ruang tengah. Sebuah bangunan yang terdiri dari 12 pilar yang bernama "Bale Bundar" terletak di sisi barat kolam. "Bale Kambang", rumah apung terletak di kolam ke-dua, terhubung dengan tepi kolam melalui jalan kecil.
Terdapat tiga gerbang yang dapat dilalui untuk memasuki area Istana Air ini. Setiap gerbang menawarkan pemandangan tersendiri. Pengunjung yang masuk melalui gerbang barat akan disambut dengan pemandangan spektakuler dari "Bale Kapal" dan rentetan anak tangga. Gerbang selatan menawarkan jalan kecil yang berada diantara dua kolam yang bisa ditempuh dengan kendaraan. Gerbang timur merupakan pintu masuk terfavorit dari Istana Air ini dimana dilengkapi dengan sumber mata air yang mengalir.
Pada puncak tertinggi kompleks ini, kita akan menjumpai patung besar "Warak" (badak). Patung kerbau terletak dibawah Patung Warak. Dari tempat ini, pemandangan mengagumkan dari laut, bukit dengan gairah dan hutan menghijau, kecantikan Gunung Agung dikombinasikan dengan sawah berundag yang hijau dapat dilihat dengan jelas.
Istana Air Ujung bukan lagi puing-puing melainkan sebuah tanda kecantikan alam Karangasem
Post a Comment Blogger Facebook
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.