Siapa bilang Fisika adalah bidang ilmu yang kaku dan kurang mengasyikkan? Buktinya seorang dosen Teknik Fisika dari Bandung dan sejumlah mahasiswanya mampu menggabungkan disiplin ilmu eksakta yang sering dianggap sukar ini dengan seni musik yang menyenangkan pendengaran. Klungbot, demikian aplikasi ini disebut, Ide menciptakan KlungBot ini digagas oleh Eko Mursito Budi dosen Teknik Fisika ITB pada tahun 2010 yang dibantu oleh tim. Ketika itu angklung sedang hangat diperbincangkan karena akan diakui oleh Malaysia. Awalnya Eko yang tinggal di kawasan Bandung bagian atas suka melewati tempat tinggal Mang Ujo, seorang seniman Sunda yang menekuni kesenian angklung.
Dengan seringnya mendengar suara angklung di sana, Eko mendapat ilham untuk membuat sebuah aplikasi yang sederhana agar satu orang saja bisa memainkan sebuah permainan angklung yang indah. Selama ini permainan angklung memang dikenal sebagai permainan alat musik yang harus melibatkan orang banyak. Setidaknya harus ada 6 orang untuk memainkan angklung sehingga tercipta harmonisasi yang indah dan layak dengar.
Dibantu oleh sejumlah mahasiswanya di ITB dari berbagai angkatan, Eko kemudian merancang aplikasi Klungbot. Klungbot bekerja dalam bentuk program berbasis Java yang dioperasikan di PC atau laptop. Klungbot bekerja layaknya seorang pemain angklung profesional. Gerakannya sesuai perintah konduktor yang diwakili oleh program. Isi program itu berupa notasi dari partitur asli lagu-lagu yang diinginkan penggunanya. Saat ini ada sekitar 40 lagu yang bisa dimainkan oleh KlungBot tersebut. Eko mengatakan targetnya KlungBot itu bisa memainkan 100 lagu. Lagu-lagu tersebut utamanya adalah lagu-lagu daerah. Semua lagu bisa dimainkan dengan Klungbot. Hingga saat ini database lagu yang dimainkan oleh Klungbot baru mencakup lagu-lagu daerah dan nasional. Untuk selanjutnya, akan dilakukan penambahan lagu-lagu dari berbagai jenis aliran musik sehingga membuat permainan Klungbot lebih variatif dan menarik.
Dinyatakan oleh salah satu anggota tim pengembang Klungbot, dua anak Eko yang masih duduk di bangku SMP dan SMA pun terlibat aktif dalam pengembangan ini. Dua buah hati Eko ini bernama Karismanto Rahmandika yang kini duduk di kelas 3 SMPN 14 Bandung, dan Krisna Diastama pelajar SD Islam Ibnu Sina Bandung. Di samping anak-anak dan mahasiswanya, Eko juga melibatkan rekannya yang lain, Fariza Dian Prasetyo,dari pengembangan versi awal. Klungbot sejauh ini telah memenangkan sejumlah penghargaan dalam berbagai lomba. Di antaranya adalah...
1. Finalis Young National Award, LIPI Jakarta, November 2010, Judul karya: Klungbot.
2. Terdaftar sebagai pemohon paten nomor P00201000929, Desember 2010, Judul ciptaan : Robot Angklung Akustik
3. Asahi Glass Foundation Research Grant, Japan, 2011, Judul riset: Angklung Robot.
4. Juara I Unique Robot, Parahyangan Robotic Competition, Bandung, Juni 2011, Judul karya: Ceborg and the Klungbot Band.
5. Hibah UBER HAKI Bantuan Penyempurnaan Penelitian Berpotensi Paten, DIKTI, 2011, Judul karya: Robot Angklung Diatonis Murni.
6. Masuk dalam buku Inovasi 103, CBI, 2011, Judul karya: Klungbot.
Besarnya nilai investasi yang dihabiskan dalam proyek pengembangan Klungbot ini mencapai Rp 10 juta. Untuk pembuatan satu set angklung saja dibutuhkan Rp 2,5 hingga 3 juta. Sementara software yang digunakan sepenuhnya gratis karena berasal dari Linux. Dan untuk Klungbot, dibutuhkan 3 set angklung, yang semua pengerjaannya dilakukan oleh Mang Ujo yang tak diragukan lagi keandalannya. Sementara itu saat disinggung apakah KlungBot ini secara teknikal sudah mantap, Eko menjawab dengan tegas bahwa KlungBot tersebut sudah menjadi prototipe ke-4 yang intinya sudah sangat mantap cara kerjanya, bahkan pihaknya optimis KlungBot ini sudah bisa diproduksi massal. "Sayangnya kalau diproduksi massal, mungkin harganya saat sampai ke tangan orang terakhir sekitar 25-30 juta," ungkapnya.
Eko juga mengaku bahwa saat ini pihaknya berusaha untuk mencari sponsor yang tertarik untuk memproduksi KlungBot ini secara massal, sehingga nantinya akan membuat harga KlungBot menjadi lebih rendah saat dipasarkan. Klungbot direncanakan akan dibuat juga dalam bentuk aplikasi mobile yang bisa dimainkan dalam ponsel. Selain itu, Klungbot akan dikembangkan dalam bidang pariwasata sehingga para wisatawan mancanegara maupun domestik yang datang ke kawasan Jawa Barat bisa memainkan sendiri lagu yang sesuai selera mereka dengan angklung dan dibantu oleh Klungbot.
Klungbot ada beberapa versi sebelumnya, yaitu:
Dibantu oleh sejumlah mahasiswanya di ITB dari berbagai angkatan, Eko kemudian merancang aplikasi Klungbot. Klungbot bekerja dalam bentuk program berbasis Java yang dioperasikan di PC atau laptop. Klungbot bekerja layaknya seorang pemain angklung profesional. Gerakannya sesuai perintah konduktor yang diwakili oleh program. Isi program itu berupa notasi dari partitur asli lagu-lagu yang diinginkan penggunanya. Saat ini ada sekitar 40 lagu yang bisa dimainkan oleh KlungBot tersebut. Eko mengatakan targetnya KlungBot itu bisa memainkan 100 lagu. Lagu-lagu tersebut utamanya adalah lagu-lagu daerah. Semua lagu bisa dimainkan dengan Klungbot. Hingga saat ini database lagu yang dimainkan oleh Klungbot baru mencakup lagu-lagu daerah dan nasional. Untuk selanjutnya, akan dilakukan penambahan lagu-lagu dari berbagai jenis aliran musik sehingga membuat permainan Klungbot lebih variatif dan menarik.
Dinyatakan oleh salah satu anggota tim pengembang Klungbot, dua anak Eko yang masih duduk di bangku SMP dan SMA pun terlibat aktif dalam pengembangan ini. Dua buah hati Eko ini bernama Karismanto Rahmandika yang kini duduk di kelas 3 SMPN 14 Bandung, dan Krisna Diastama pelajar SD Islam Ibnu Sina Bandung. Di samping anak-anak dan mahasiswanya, Eko juga melibatkan rekannya yang lain, Fariza Dian Prasetyo,dari pengembangan versi awal. Klungbot sejauh ini telah memenangkan sejumlah penghargaan dalam berbagai lomba. Di antaranya adalah...
1. Finalis Young National Award, LIPI Jakarta, November 2010, Judul karya: Klungbot.
2. Terdaftar sebagai pemohon paten nomor P00201000929, Desember 2010, Judul ciptaan : Robot Angklung Akustik
3. Asahi Glass Foundation Research Grant, Japan, 2011, Judul riset: Angklung Robot.
4. Juara I Unique Robot, Parahyangan Robotic Competition, Bandung, Juni 2011, Judul karya: Ceborg and the Klungbot Band.
5. Hibah UBER HAKI Bantuan Penyempurnaan Penelitian Berpotensi Paten, DIKTI, 2011, Judul karya: Robot Angklung Diatonis Murni.
6. Masuk dalam buku Inovasi 103, CBI, 2011, Judul karya: Klungbot.
Besarnya nilai investasi yang dihabiskan dalam proyek pengembangan Klungbot ini mencapai Rp 10 juta. Untuk pembuatan satu set angklung saja dibutuhkan Rp 2,5 hingga 3 juta. Sementara software yang digunakan sepenuhnya gratis karena berasal dari Linux. Dan untuk Klungbot, dibutuhkan 3 set angklung, yang semua pengerjaannya dilakukan oleh Mang Ujo yang tak diragukan lagi keandalannya. Sementara itu saat disinggung apakah KlungBot ini secara teknikal sudah mantap, Eko menjawab dengan tegas bahwa KlungBot tersebut sudah menjadi prototipe ke-4 yang intinya sudah sangat mantap cara kerjanya, bahkan pihaknya optimis KlungBot ini sudah bisa diproduksi massal. "Sayangnya kalau diproduksi massal, mungkin harganya saat sampai ke tangan orang terakhir sekitar 25-30 juta," ungkapnya.
Eko juga mengaku bahwa saat ini pihaknya berusaha untuk mencari sponsor yang tertarik untuk memproduksi KlungBot ini secara massal, sehingga nantinya akan membuat harga KlungBot menjadi lebih rendah saat dipasarkan. Klungbot direncanakan akan dibuat juga dalam bentuk aplikasi mobile yang bisa dimainkan dalam ponsel. Selain itu, Klungbot akan dikembangkan dalam bidang pariwasata sehingga para wisatawan mancanegara maupun domestik yang datang ke kawasan Jawa Barat bisa memainkan sendiri lagu yang sesuai selera mereka dengan angklung dan dibantu oleh Klungbot.
Klungbot ada beberapa versi sebelumnya, yaitu:
Klungbot Versi 1
Klungbot 1 dibuat oleh Karismanto Rahmadika & Krisna Diastama, sejak bulan Juni 2010. Perangkat angklung menggunakan 8 angklung sarinade (1 oktaf nada utama saja). Mekanik robot memakai LEGO Mindstorm NXT, dan dikontrol oleh program komputer yang ditulis dengan bahasa LeJOS. Penulisan lagu masih dilakukan secara hard-coded ke perangkat lunak.
Klungbot Versi 2
Setelah Klungbot 1 berhasil membuktikan bahwa robot angklung itu bisa dibuat memakai LEGO, Klungbot 2 adalah versi “do it your self” memakai mikrokontroller dan motor maupun lengan mekanis buatan sendiri. Perangkat lunak komputer dibangun dengan Java, dimana lagu bisa ditulis dalam notasi ABC. Notasi ini kemudian diterjemahkan ke perintah binari dan langsung dikirim ke mikrokontroller. Angklung yang dapat dimainkan masih 8 buah saja. Meski demikian, keseluruhan sistem sudah dirancang untuk modular agar siap dikembangkan menjadi banyak robot. Klungbot 2 ini mulai terwujud di bulan Desember 2010. Desain dilakukan oleh Eko M. Budi, kemudian dikerjakan elektroniknya oleh Pak Iyan, serta mekaniknya oleh Pak Sholeh. Purwarupa itu kemudian menjadi dasar untuk mendaftarkan paten, dan juga memohon beberapa hibah penelitian. Klungbot 2 ini sempat muncul dalam pameran Inovasi di ITB.
Klungbot 1 dibuat oleh Karismanto Rahmadika & Krisna Diastama, sejak bulan Juni 2010. Perangkat angklung menggunakan 8 angklung sarinade (1 oktaf nada utama saja). Mekanik robot memakai LEGO Mindstorm NXT, dan dikontrol oleh program komputer yang ditulis dengan bahasa LeJOS. Penulisan lagu masih dilakukan secara hard-coded ke perangkat lunak.
Klungbot Versi 2
Setelah Klungbot 1 berhasil membuktikan bahwa robot angklung itu bisa dibuat memakai LEGO, Klungbot 2 adalah versi “do it your self” memakai mikrokontroller dan motor maupun lengan mekanis buatan sendiri. Perangkat lunak komputer dibangun dengan Java, dimana lagu bisa ditulis dalam notasi ABC. Notasi ini kemudian diterjemahkan ke perintah binari dan langsung dikirim ke mikrokontroller. Angklung yang dapat dimainkan masih 8 buah saja. Meski demikian, keseluruhan sistem sudah dirancang untuk modular agar siap dikembangkan menjadi banyak robot. Klungbot 2 ini mulai terwujud di bulan Desember 2010. Desain dilakukan oleh Eko M. Budi, kemudian dikerjakan elektroniknya oleh Pak Iyan, serta mekaniknya oleh Pak Sholeh. Purwarupa itu kemudian menjadi dasar untuk mendaftarkan paten, dan juga memohon beberapa hibah penelitian. Klungbot 2 ini sempat muncul dalam pameran Inovasi di ITB.
Klungbot Versi 3
Klungbot 3 mulai dikembangkan seiring munculnya ide penggunaan angklung nada murni. Peningkatan dilakukan pada lengan mekanik penggerak robot, sementara sistem mikroprosesor dan elektronik direkayasa ulang. Modifikasi besar dilakukan pada perangkat lunak, dengan mengadopsi arsitektur MIDI, dan akhirnya dikembangkan notasi doremi untuk menulis lagu.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !